Sadar

44 11 2
                                    

Gue kangen lo, Kak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue kangen lo, Kak!

-

"Terlambat yaa kalau gue bilang gue secinta itu sama lo, Kak? Gue mau lo dihidup gue, gue butuh lo. Kembali sama gue yaa kak! Gue janji bakal mencintai lo seperti lo mencintai gue."

"Lo nggak mau sadar, Kak?" Dia menghembuskan nafas pelan.

"Udah lama lho, lo tidur mulu. Lihat, badan lo sampe kurus begini."

"Tapi lo tetep cakep kok, dan gue tetep cinta, hehe."

"Udah ah capek, lo gak mau bales omongan gue."

Setelah lelah bermonolog dengan dirinya sendiri, ia membawa kepalanya untuk bersender pada samping bangkar.

°°°

"Guys, gue nemu sesuatu deh!" seru Kenzo.

Yang lain bergegas menghampiri nya.

"Ada apa?"

"Dapet?"

"Wait... Nih." ucap Kenzo sembari menunjukkan rekaman yang berhasil ia retas kembali.

Terlihat ada seorang yang mengenakan Hoodie hitam, berkacamata, dan bertopi hitam berjalan mengendap-endap kedalam rumah utama. Mereka mendelik setiap langkah lelaki misterius itu, dan semuanya terkejutnya ketika orang itu masuk kedalam kamar Langit.

"Udah gue duga." ucap Naga, matanya tak berpaling sedikitpun.

Terlihat orang misterius itu mengotak atik nakas kecil dikamar Langit. Dan berlalu dengan sangat tergesa-gesa.

Rekaman cctv kembali berhasil Kenzo retas. Pada tanggal 14/03/22 15.08.
Menunjukkan Langit yang hendak meminum obat tersebut, tak lama setelahnya ia tampak tak bisa menahan berat badan nya sendiri. Dia terjatuh tak sadarkan diri, dengan gelas pecah yang sebelumnya ia pakai minum.

"Bangsat!" umpat Naga.

"Gue nggak yakin ini cewek apa cowok, sudah bet coy buat ditebak." ucap Arya sambil memakan sebuah chiki.

"Gapapa guys, kita udah dapet satu bukti. Artinya kita harus bisa dapet bukti lagi dan nemuin siapa orang dibalik pakaian itu." titah Chandra.

°°°

Gadis yang sedang tertunduk menangis disebuah ruangan, menatap sendu sosok yang terbaring diatas sebuah bangkar, dengan alat alat yang ada diseluruh tubuhnya.

"Gapapa, Nak. Dia pasti bangun nanti." ujar Clarissa dengan lembut, meskipun ia sendiri masih mengkhawatirkan putranya itu.

Kiara mendongakkan kepalanya. "Kalo nggak, Tan?" Tangisnya kembali pecah.

Clarissa mengusap pelan punggung gadis itu, memberi ketenangan lewat sentuhannya.

"Dia kuat kok, lihat aja, dia pasti bangun sebentar lagi." ucapnya.

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Where stories live. Discover now