Lanjut atau berhenti

55 11 6
                                    


"G-gue cinta sama lo, Kak!!"

-

Mendengar fakta itu dadanya terasa sedikit sakit. Mendengar bahwa ia mengalami kecelakaan tragis yang merenggut mata serta ingatannya. Ia menangis, dadanya terasa sesak karena sempat menolak lelaki yang sudah mengorbankan dirinya. Lelaki yang sudah menjadi kakak nya sewaktu kecil. Lelaki yang dengan sukarela mendonorkan matanya. Sungguh, ia sangat menyesali keterlambatan nya dalam mengetahui hal ini.

Bukan hanya Kiara, tetapi kedua sahabatnya pun tak kalah terkejut mendengar kenyataan tersebut.

"Papah, harap kamu bisa menerima dia sebagai pasangan kamu nanti. Papah sangat merasa berhutang budi kepada nya, disaat dia dengan penuh tanggungjawab jawabnya, mengorbankan setengah hidupnya untuk kamu. Padahal, itu bukan kesalahannya." ujar Bagas.

"Dia sangat mencintaimu, Nak. Cobalah buka hatimu untuk nya." sahut Cyra. Terlihat ada raut penuh harapan di mata perempuan itu.

Kiara menghembuskan nafas nya, menatap satu persatu orang yang ada disana. Setelah mengantar Flo juga Siska ke depan gerbang rumah, ia kembali ke kamar untuk beristirahat. Pikirannya sedikit demi sedikit mengingat kejadian kejadian dimasa lalu. Mulai dari candaan nya dengan Langit, kebersamaan dengan lelaki itu memenuhi isi pikirannya sekarang.

"Terimakasih..."

"Gue nggak akan ngebiarin lo mencintai sendirian, Langit." lirih nya.

Lalu sepasang netra berwarna coklat itu mulai menutup secara perlahan. Meninggalkan dunia dan pergi ke alam mimpi yang indah.

•••••

Pagi ini, dia sangat bersemangat untuk ke sekolah, vibes berbeda terpancar dari gadis itu. Ia berjalan sesekali berlari kecil di sepanjang koridor, tak lupa ia menenteng tas kecil berisi bekal makanan untuk nya dan juga Langit.

"Kak Langit suka nggak, yaa?" gumamnya.

'Kak' adalah panggilan yang akan dia cetuskan untuk Langit. Selain karena itu panggilan untuk Langit saat dirinya kecil, sekarang umur mereka juga tertaut cukup jauh. Tidak jauh-jauh amat sih, sekitar 2 tahun.

"Senyum mulu lo, kesambet?" tanya Flo. Gadis itu sudah berada di kanan Kiara.

"Enggak, sih. Gue cuma ngerasa lebih bahagia aja."

"Jangan terlalu bahagia, lho. Katanya sih nanti bakal sedih."

"Itu bekal, buat siapa?" tanya Siska saat melihat bekal dengan warna tas cukup menarik perhatiannya.

"Kak Langit, dia suka banget sama makanan ini."

"Wih, gue juga suka ini sih. Lo nggak bawain buat gue?"

"Enggak"

Siska memutar bola matanya, ia berjalan lebih dulu agar sampai ke kelas. Karena hari ini adalah jadwalnya untuk kebersihan.

Tidak terasa, jam pelajaran pertama dan kedua selesai. Sudah waktunya untuk beristirahat selama 30 menit. Kiara menunggu sembari memandangi kotak bekal yang sudah ia siapkan, berharap Langit akan kemari dan memakannya.

Tetapi nihil, sudah hampir 30 menit. Tetapi lelaki itu tidak terlihat batang hidungnya. Chat yang dia kirim pun tidak dibalas sama sekali, hanya di baca dan langsung tidak aktif lagi.

 Chat yang dia kirim pun tidak dibalas sama sekali, hanya di baca dan langsung tidak aktif lagi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن