Memutuskan untuk kembali bersama

55 10 6
                                    


"Jadi pacar gue, ya?"

-

Seorang gadis berjalan tertatih dengan mengenakan seragam yang sudah dalam keadaan basah kuyup, sembari membawa langkahnya menyusuri lorong kelas. Hingga ia berhenti disebuah ruangan berpalang 'koperasi'.

Ia membeli satu set seragam baru, karena seragam yang ia kenakan sudah tak bisa di pakai lagi. Setelah menyelesaikan pembayaran, ia membawa langkahnya menuju kamar mandi. Untungnya jarak antara koperasi dan kamar mandi lumayan dekat.

Ia menatap dirinya di pantulan cermin, rambutnya berantakan, juga wajahnya yang pucat menambah kesan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

Ini salahnya..

Harusnya ia lebih dulu mengakui perasaannya.

"Gue salah yaa? Kenapa gue baru nyadarin perasaan gue sekarang."

"Gue cinta sama lo, kak!!" teriaknya.

"Balik ke gue, Kak! Gue bakal bales cinta lo, gue janji..." lirihnya.

Ia kembali menangis. Tangis yang lagi-lagi pecah mengingat itu. Badannya yang sudah lemah tak mampu lagi menahan tubuhnya. Ia merosot, kelantai yang basah itu. Menangis tanpa suara, ternyata rasanya berkali kali lipat lebih sakit.

Saat kesadarannya mulai hilang. Ia menyadari ada sebuah tangan yang menggapainya. Ia membuka matanya, dan berharap itu adalah Langit.

Namun ternyata salah, itu bukan Langit. Melainkan Kevin, ntah darimana lelaki itu bisa tau keberadaannya. Kevin membawa Kiara yang sudah tak sadar dengan keadaan pucat itu ke uks, dengan menggendong nya ala bridal style.

Tentu saja hal itu membuat semua pasang mata menatapnya.

Kevin meletakkan gadis itu di atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang. Lalu ia menyelimuti nya dengan perlahan. Ia menatap lekat mata yang mulai tertidur itu, mungkin lelah menangis sebelumnya, karena bekas air mata terlihat jelas yang membuat mata gadis itu sembap.

"Kenapa gue baru sadar ada manusia secakep lo sih?" gumam Kevin. Mata lelaki itu tak berpaling sedikitpun.

Tangan lelaki itu terulur untuk menyentuh pipi putih miliknya. Namun, suara dobrakan pintu menghentikan nya.

Brak!!

Terlihat Langit sudah berdiri tegap dengan raut wajah mengintimidasi. Aura yang lelaki itu keluarkan cukup membuat Kevin terdiam. Tentu saja ia tau, siapa itu Langit.

Langit melangkahkan kaki jenjangnya mendekati Kevin yang masih membatu itu. Hingga sedetik kemudian tangannya menghantam rahang Kevin dengan sangat keras. Terdengar suara retakan dari mulut lelaki yang sudah terpelanting ke tembok.

Bughh

"Ini karena lo udah nyentuh cewek gue!"

Bugh

"Ini karena lo berani gendong cewek gue!"

Kevin bangkit, lelaki itu menatap kembali Langit dengan tajam.

"Harusnya lo terimakasih, bung."

"Cewek lo hampir pingsan di wc. Lo sebagai lakinya gimana, lo dimana anjing?" hardik Kevin, lelaki itu mengusap darah segar yang keluar dari sudut bibirnya.

Mendengar itu Langit mencengkram kuat leher lelaki itu. Ia tak berbicara sedikitpun, namun dengan tatapan nya saja sudah bisa ditebak, bahwa ia sangat tak suka.

Kevin menghirup udara yang hampir menipis itu, namun ia tetap memberi tatapan remehnya.

"Apapun yang terjadi sama dia, itu urusan gue."

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Where stories live. Discover now