Selesai - Sean.

78 16 3
                                    


••••••••••

"Jangan tinggalin gue lagi yaa." pinta Langit. Sontak membuat dia terdiam, apa maksudnya?

~

Gadis itu hanya diam, menerima pelukan dari sang empu di depannya. Membiarkan dia melepaskan apa yang dia ingin lepaskan.

"Aduh, mata gw." kenzo menutup mata dengan kedua tangannya, ketika melihat dua remaja tersebut sedang berpelukan.

"Dibilang jangan kesini, ngeyel." ujar Vano dan di selingi tawa oleh Keno dan Arya.

"Ck." kesal Langit. Mereka datang di saat yang tidak tepat, merusak suasana.

"Mau pulang sekarang apa nanti?" tanyanya pada gadis itu.

"Sekarang aja." iawab Kia. Jujur dia sudah capek, dan ingin cepat pulang untuk beristirahat.

"Oke"

"Terimakasih makanannya!!" ujar Kia kepada keempat lelaki itu. Eh bentar Chandra mana?

"Sama-sama." jawab mereka samaan.

"Sering sering main kesini yaa." ajak Kenzo

"Iyaa!" balas Kia.

Langit akan mengantarkan Kia kembali ke rumah. Jika sebelum tidak ada percakapan di antara mereka selama perjalanan, sekarang dipenuhi oleh suara cerewet yang tidak henti henti nya memaki guru yang menghukum nya tadi.

"Padahal dia yang mulai duluan, tapi gue semua yang kena hukumannya. Dasar!" kesal Kia.

"Apa lo mulai nunjukin sifat lo, hmm?" tanya Langit sambil melirik kearah gadis itu.

"Gak" ketus Kia.

"Hahaha..." tawa Langit saat melihat wajah cemberutnya.

"Lo, gak marah?" tanya Kia.

"Buat? Dia bukan siapa-siapa gue juga."

Kia mengerucutkan bibirnya sedikit.

"Kayak bebek." ucap Langit. Walaupun pelan, tapi jelas gadis itu mendengarnya.

"Siapa yang kayak bebek, hah!!" Kia tidak terima di bilang seperti bebek, masih cantikan dia kali.

"Lo, kalo marah." ucap Langit sambil mengacak rambut Kia. Gadis itu terdiam beberapa saat, setelahnya kembali memalingkan wajahnya. Terlihat rona merah itu kembali muncul di pipinya.

"DIAMMM!!" Kia menutup wajah dengan tangan nya. Sekarang menjahili gadis kecilnya adalah hobi lelaki tersebut.

Setelah beberapa menit, mereka sampai di  gerbang depan rumah Kia. Terlihat di depan pintu sudah ada Briyan yang menunggunya dengan tatapan datar.

"Thanks" ucap Kia yang langsung melangkahkan kakinya menuju rumah.

"Dari mana lo?" tanya Briyan. Belum sempat Kia menjawab..

"Abis jalan sama gue bang." Muncul Langit dari belakang, ternyata laki-laki tersebut mengikuti nya sampai dalam.

Briyan terdiam melihat keberadaan Langit. Dia langsung meninggalkan mereka berdua dan masuk kedalam. Hal itu membuat Kia heran, kenapa abangnya itu gak marah? Biasanya jika dia pulang dengan seorang lelaki pasti abangnya orang pertama yang akan menanyai nya dengan banyak pertanyaan. Benar kan, ada sesuatu.

"Gue balik, lo istirahat." ucap Langit sambil menatap wajah Kia.

"Hati-hati" jawab Kia. Dan, dibalas senyuman manis dari Langit. Kemudian lelaki tersebut melangkahkan kakinya keluar.

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Where stories live. Discover now