5. Collapse

2.9K 129 5
                                    

Langit Dirgama: Maaf ya, nggak angkat telepon tadi. Mas baru selesai periksa email kerjaan.

Setelah dibujuk dengan berbagai janji juga kesepakatan yang tidak diragukan hanya menguntungkan Kinar, akhirnya Langit diizinkan pulang. Ivana bahkan sampai menyerah dan geleng kepala melihat kemanjaan Kinar padanya yang seperti sengaja ditumpahkan.

Tidak heran juga. Ini sudah lebih dari lima tahun sejak Langit bisa memanjakan Kinar. Lagipula Langit juga tidak keberatan sama sekali dan memang senang melakukannya.

Kinar Mahardika: ihhh... Mas Langit lagi kerja berarti sekarang ini?
Kinar Mahardika: Jangan lama-lama kerjanya. Mama juga bilang kan, Mas Langit boleh pulang tapi buat istirahat!
Kinar Mahardika: Mas Langit jangan lupa makan. Istirahat.

Kekehan samar tidak bisa Langit tahan. Memang khas Kinar sekali. Cerewetnya manis.

Langit Dirgama: Iya, ini juga—|

Gerakan ibu jari Langit yang sedang mengetikan balasan terhenti. Pandangannya yang sedikit mengabur membuatnya kesulitan melanjutkan hingga berakhir menjauhkan layar ponsel dan mencoba mengerjapkan matanya untuk menjernihkan pandangan.

Awalnya Langit pikir ini hanya gejala karena kelelahan seperti biasanya. Tapi begitu merasakan himpitan di dada dan rasa panas yang menjalar setiap mencoba menarik napas tahulah Langit kalau dirinya membutuhkan bantuan seseorang.

"Hngh—nghh... hhh..." napas Langit dengan cepat menderu. Tangannya gemetar meraih telepon kabel yang terhubung dengan nomor darurat kepala pelayannya. "Tohhhlong... ke... ruangan—"

Kalimat tersebut tidak terselesaikan saat gelap menusuk penglihatannya. Tubuh Langit lebih dulu jatuh terkulai keatas meja kerjanya. Napasnya meringkik dan yang terakhir diingatnya adalah dadanya yang menyempit akibat tarikan napasnya yang kuat.

Sayang, oksigen seolah menolak masuk kedalam paru-parunya. Sakit sekali sampai Langit tidak mampu menahannya dan kehilangan kesadarannya.

"Pak Langit! Astaga."

■■□■■

Central Hospital, Jakarta Pusat.
Bougenvile 01. VVIP.

.
.
.

Piip

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Piip... piip...

Beeeeep.....

Pintu ruangan perawatan dibuka. Atiana datang dengan stein dan tube untuk prosedur pengambilan sampel darah. Rupanya Langit sudah cukup kuat untuk membuka matanya dan menatap Atiana yang berjalan mendekat.

Istri Untuk Mas Langit [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ