50. Selingkuh?

1.6K 98 15
                                    

Kompres towel dengan air hangat di kedua kaki Langit diangkat dan Kinar mengelapnya menggunakan handuk kering sebelum membaluri dengan lotion juga minyak agar peredaran dadah di kaki Langit tetap lancar meski beberapa hari ini hanya berbaring saja. Setiap pagi, dokter terapi juga datang untuk melakukan peregangan otot dan refleksi pijat otot sekitar dagu juga bibir.

Perlahan, kemampuan berbicara Langit mulai memabik meski caranya berbicara masih terlihat sedikit berbeda dibandingkan sebelumnya. Biasa setelah meminum obatnya, Langit akan langsung lelap dan Kinar mengganti mode tekanan oksigen menjadi uap oksigen murni.

Menurut Dokter Faizal, pemberian gas oksigan murni dalam bentup uap dapat mendetox saluran pernapasan dan merelaksasi paru-paru. Itu sangat baik untuk Langit.

Ini masih pukul sembilan dan Kinar belum sama sekali mengantuk. Mau bermain ponsel juga malas karena Rega yang terus mencoba untuk menghubunginya. Lagipula apa urusannya dengan Kinar sekarang? Mereka jelas-jelas sudah tidak memiliki hubungan apa-apa.

"Oh! Ponselnya Mas Langit," gumam Kinar yang berubah menjadi lebih bersemangat ketika membuka laci dan mengeluarkan tas kulit kecil berwarna cokelat yang sebelumnya diberikan oleh Lingga. "Sampai lupa kalau barang-barang pribadi Mas Langit masih ada di rumah Senopati."

Kinar membukanya dan mengumpulkan beberapa kartu kredit juga limited akses seperti key card Apartemen dan properti pribadi lainnya milik Langit. Ternyata cukup banyak juga dan Kinar menepikannya begitu saja. Tidak perlu bertanya, PIN yang selalu Langit gunakan selalu sama. Tanggal ulangtahunnya.

Dulu, Kinar sendiri yang meminta Langit untuk menggunakan PIN tersebut agar selalu ingat setiap kali dirinya berulangtahun. Tidak sangka juga bahwa bertahun setelahnya Langit masih tetap konsisten menggunakan PIN yang sama.

"Curang... kan aku jadi melthing kali gini," gumam Kinar dengan senyuman menyentuh pipi. Lebar sekali sampai pipinya terasa pegal.

Bayangkan saja, siapa yang tidak meleleh mengetahui lock screen ponsel milik Langit ternyata adalah fotonya sendiri. Itu jelas diambil secara candid, tetapi Kinar menyukainya.

"Mau difoto gimana juga, aku memang cantik sih." Gumamnya cekikikan.

Senormalnya yang selalu dilakukan para wanita ketika memegang atau diberi akses untuk memegang ponsel dan barang pribadi pasangannya, Kinar benar-benar melakukan invasi habis-habisan. Semua aplikasi dirinya cek bahkan sampai ke bagian draft sampah dan log panggilan keluar masuk.

"Wah... beda banget sama isi ponselnya si aRegator. Punya Mas Langit... terlalu lurus. Nggak ada apa-apanya. Bahkan aku nggak bisa protes apapun." Kinar mulai menggerak-gerakan bibirnya tanda sedang mempertimbangkan sesuatu. Lalu mengabsen dengan sangat percaya diri, "galeri isinya foto aku. Chat sama panggilan masuk, juga. Ng—email sih ini ranahnya si Lingga ya... okelah. Soalnya mereka kerja."

Jarinya terus menggulir sampai menemukan satu email notifikasi yang membuatnya mengernyit. Dan ketika dibuka, "loh? Kok?"

22 Januari 2024
21.03 WIB
Notification accepted transfer to Inara Rusali Ilham

Lalu Kinar mengerjap, "lima... miliar? What?!"

Siapa itu Inara Rusali Ilham?

Masalahnya ini transfer secara pribadi, jadi Kinar indikasikan ini bukan rekan bisnis atau keperluan pekerjaan biasa. Tapi...

"Nggak mungkin. Mas Langit... nggak mungkin selingkuh!"

■■□■■

CERITA INI SUDAH PERNAH DITAMATKAN DI WATTPAD. PART LENGKAP BISA DIBACA DI KARYAKARSA

Istri Untuk Mas Langit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang