Raja Zhang atau Pangeran Zhang Zou?

996 45 2
                                    

Kalau ada komentar dengan isi cerita yang kurang sesuai, itu karena cerita ini telah mengalami revisi dari episode 1-15.

Kata orang, matanya begitu gelap tak berujung, padahal gelap mata miliknya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hidupnya. Kejadian 16 tahun lalu telah mengubah segalanya.

Darah bersimbah di lantai, bau amis menguar keseluruh ruang berjeruji, tergeletaklah seorang wanita dengan dada yang telah bolong terbelah, sedang di sampingnya seorang anak berusia 10 tahun menatap wajah wanita itu dengan matanya yang merah. Tidak hanya matanya, pipi, pakaian, bahkan tangannya berlumuran warna merah. Berbeda dengan matanya, bagian lain merah sebab darah yang berlumuran.

Tangan kanan anak 10 tahun itu menggenggam sebuah benda yang lembek, panas, dan berdenyut-denyut. Ya, itu adalah jantung si wanita. Dari telapak tangannya yang menggenggam jantung, darah mengalir dan menetes.

Di lain sisi, seorang anak lelaki berusia 13 tahun berjalan sendirian, menuruni anak tangga dengan obor ditangan. Hari memang masih siang, namun untuk masuk ke dalam ruang bawah tanah ini, tentu ia harus membawa penerang.

Setiap menapakkan kaki, anak lelaki itu tersenyum. Hari ini adalah hari Minggu, di mana ia dan adiknya bisa mengunjungi sang ibu dan melepaskan rasa rindu. Namun tadi ia tidak melihat sang adik walaupun sudah mencari, akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi ibunya seorang diri yang berada di penjara bawah tanah istana.

Derap kakinya yang masih menuruni anak tangga adalah satu-satunya suara di sana. Semakin masuk ke dalam, hidungnya mencium sesuatu yang aneh, seperti bau besi karat.

Mengingat di dalam sana ibunya dikelilingi jeruji besi, ia tidaklah merasa curiga, menganggap bahwa bau karat itu berarti dari besi. Sehingga akhirnya ia telah menginjak lantai kemudian berbelok pada lorong yang ada di sebelah kanan.

Prang!

Tangan mungilnya yang memegang obor lemas, matanya terbelalak bergetar nanar, bibirnya gemetar kasar, kakinya kaku seakan dipaku ke dasar bumi. Apa yang ia lihat tidak mampu ia percaya dan tidak masuk dalam akalnya. Jantungnya berdenyut nyeri, nafasnya seakan habis. Melihat kondisi ibunya yang sangat mengenaskan sudah sangat memukul jiwanya, ditambah melihat siapa pelaku yang telah tega dan tidak manusiawi melakukan hal ini pada ibunya.

"Z-Zhang Zo-Zou ...."

Kengerian, ketakutan, kemarahan, semua bercampur menjadi satu dalam diri Pangeran Gu Thong. Tidak percaya ia melihat mata adiknya bergerak pelan, meliriknya dengan tajam, apalagi matanya yang memancarkan cahaya merah. Di tangan sang adik ada jantung ibu mereka, ibu yang telah melahirkan mereka.

"Zhang Zou!!" Kalap sudah Pangeran Gu Thong. Urusan mengapa Zhang Zou melakukan hal ini, mengapa bisa sekeji ini, mengapa bisa semengerikan ini akan ia pikirkan nanti. Yang sekarang ingin ia lakukan adalah membunuh Zhang Zou, sebagaimana Zhang Zou membunuh ibu mereka.

Pangeran Gu Thong menubruk pintu penjara yang sudah tidak dikunci. Langsung ia tabrak hingga jantung ibu mereka terlepas dari tangan Zhang Zou. Zhang Zou terkapar di lantai dengan wajah tanpa ekspresi.

Tangan kiri Pangeran Gu Thong mencengkeram kerah hanfu Zhang Zou, sedang tangan kanan yang terkepal meninju kuat pada wajah Zhang Zou. Untuk pertama Zhang Zou tidak mengelak, namun untuk kedua kalinya, hanya dengan menarik baju belakang Pangeran Gu Thong, Pangeran Gu Thong sudah terlempar jauh hingga punggungnya menabrak jeruji besi.

Wajah Zhang Zou masih datar dan kosong. Ekspresinya benar-benar menyeramkan seperti manusia yang tidak memiliki hati. Zhang Zou bangkit lalu berjalan menghampiri kakaknya yang masih belum bisa berdiri.

Sambil melangkah, tangan kanannya mengeluarkan bola api. Namun sebelum bola api tersebut dilayangkan, seorang pria berjubah putih tiba-tiba muncul dan menyambar Zhang Zou.

Queen Of King Zhang's Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang