Raja Zhang Marah

268 33 3
                                    


Huang Shong malam ini berjaga di istana Raja. Memang seperti ini yang ia lakukan setiap tahun, di setiap malam Raja Zhang mengeksekusi gadisnya, Huang Shong harus berjaga di istana belakang, menunggu jika tiba-tiba guru Raja Zhang muncul untuk mengambil tubuh gadis yang telah diambil darah jantungnya.

Masih berjaga di depan kamar Raja Zhang, Huang Shong dikejutkan dengan Raja Zhang yang telah kembali dengan wajah suram. Seketika aura gelap menyeruak masuk memenuhi ruangan. Huang Shong sedikit takut.

"Hormat hamba, Yang Mulia." Huang Shong membungkuk. "Yang Mulia ada ap-"

Sring!

Seketika Huang Shong membeku di tempat, tidak bergerak sedikitpun bahkan tidak mengedip sekalipun. Apa yang baru saja melesat cepat di samping kepalanya? Benda mengkilap apa yang menyerempet rambutnya lalu menancap di dinding belakang tubuhnya?

Bibir Huang Shong bergerak-gerak samar, terlalu kaku untuk kembali berbicara. Ia masih terkejut dengan pisau andalan Raja Zhang yang baru saja Raja Zhang lemparkan. Ia jadi bertanya-tanya, seberapa marah Raja Zhang saat ini.

Raja Zhang berhenti tiga langkah di depan Huang Shong yang tengah menjaga pintu kamarnya. Menatap Huang Shong, Huang Shong langsung menunduk. Pada saat itu ia mengarahkan tangan ke depan, dan dengan secepat kilat pisaunya yang tertancap di dinding tercabut kembali dan kembali lagi ke genggamannya.

"Hari ini benar-benar sial." Raja Zhang masih berbicara dengan nada rendah, namun terlalu rendah dan dalam sehingga Huang Shong terasa di tekan ke bawah.

"Gadis yang ku pilih dilarikan oleh gadis bernama Arum, sedangkan Arum tidak bisa aku dapatkan darahnya!" Raja Zhang kembali melempar pisaunya. Nyatis saja pisau tersebut menancap di telinga Huang Shong.

Huang Shong masih menunduk. Sekarang ia tidak boleh salah gerak. Bisa saja pisau Raja Zhang benar-benar menancap di kepalanya jika ia bergerak.

Raja Zhang kembali menarik pisaunya menggunakan kekuatan. "Gadis itu benar-benar membuat aku tidak tahu harus melakukan apa padanya. Dia satu-satunya manusia yang melempar kepalaku dengan gelas berisi tanah."

Huang Shong melotot sambil menunduk. Apa? Kepala Raja Zhang dilempar gelas oleh seorang gadis? Jangankan kepala, seorangpun tidak bisa memukul telapak tangan Raja Zhang. Wah, memang cari mati Arum itu.

"Kau bayangkan? Ratusan prajurit yang menyerangku berhasil aku hindarkan dan kemudian aku bunuh mereka. Tapi ini hanya dengan benda remeh yang dilemparkan oleh gadis kecil berhasil mengenai kepalaku?!" Malu dan juga marah bercampur menjadi satu. Kemana harga dirinya sebagai iblis naga hitam?

Huang Shong hanya bisa diam. Jantungnya berdegup kencang, mewanti-wanti ada pisau lagi yang mengarah padanya.

"Dia juga satu-satunya gadis yang berbicara tidak sopan padaku, melawan perkataanku, dan ... Memarahi diriku! Kau bayangkan, aku Chen Zhang Zou, Raja Luzong diomeli oleh seorang gadis?"

Raja Zhang tiba-tiba meluap emosinya mengingat tadi Arum sempat mengomel lantaran ia melakukan percobaan pembunuhan berkali-kali. Semakin dipikir, ia semakin marah.

Huang Shong membungkuk. "Ampun Yang Mulia, mengapa Anda tidak bisa membunuh nona Arum?"

Raja Zhang menghembus nafas kesal. "Aku pun tidak tahu. Pedangku tidak bisa menembus dadanya. Sebenarnya jika aku memang sudah terlalu kesal padanya, aku bisa membunuhnya dengan kekuatanku. Akan tetapi aku penasaran pada dirinya. Aku harus mencari tahu mengapa aku tidak bisa membunuhnya menggunakan pedangku."

Raja Zhang memasukkan pisaunya ke balik juga lalu berjalan hendak masuk ke dalam kamar. Huang Shong segera menyingkir, memberikan Raja Zhang jalan menuju pintu.

Queen Of King Zhang's Heart Where stories live. Discover now