Malah Dikira Romantis

464 59 17
                                    

Tao Fang mengusap janggutnya, matanya yang sipit semakin mengecil dan kelopak matanya berkerut saat ia tersenyum lebar. Meskipun sedang tersenyum, otaknya sedang memikirkan suatu hal. Sedang Chao Han masih setia duduk di depan Tao Fang, menunggu tanggapan dari gurunya.

“Baguslah.” Itu kata pertama yang diucapkan oleh Tao Fang setelah bermenit-menit tersenyum tidak jelas.

Tao Fang menatap murid sekaligus anak dari sahabatnya, yakni anak Gu Chao. “Tapi apakah gadis itu begitu cantik sehingga Zhang Zou menikahinya dan Gu Thong langsung menyukainya?”

Sebelum menjawab Chao Han mengingat-ingat wajah Arum saat berada di taman tadi. “Ya, dia cantik dan menarik. Baru kali ini juga aku melihat gadis seperti dia. Kulitnya tidak terlalu putih seperti kita, tubuhnya mungil dan senyumannya cerah. Mungkin karena dia bukan berasal dari negeri ini.”

Tao Fang menyapukan pandangannya pada seluruh ruangan yang gelap dan hanya diberi penerangan oleh beberapa obor di setiap sudutnya. Hal itu ia lakukan karena ia sedang berpikir. “Jika memang begitu, aku akan menemui Gu Thong. Aku harus bisa memegang keduanya. Tamengku terhadap Zhang Zou adalah Gu Thong, dan tamengku terhadap Gu Thong adalah Zhang Zou.”

Meskipun Chao Han tidak mengerti mengapa Tao Fang harus berada di kedua belah pihak, namun ia tidak banyak bertanya. Tugasnya hanya untuk menyampaikan informasi saja. Jika ia banyak bertanya maka ia bisa dihajar oleh Tao Fang.

“Di mana gadis itu sekarang?”

“Di taman istana, Guru.”

>>>>

“Lu Lu, ternyata lelah juga ya. Aku ingin beristirahat sebentar.”

Arum duduk di bawah pohon untuk istirahat. Sudah lama ia tidak berlarian sehingga sekarang tubuhnya terasa berat. Mungkin otot-ototnya mulai mengendur kembali karena sudan lama tidak digerakkan. Saat masih di Nusantara dulu, setiap hari ia berlarian. Sekarang ia berada di negeri orang, di tambah ia menjadi istri Raja kejam, rasanya seperti burung dalam sangkar emas.

Mengingat Raja Zhang, Arum jadi terpikirkan akan kondiri ‘milik’ Raja Zhang. “Apakah si itunya Raja Zhang akan baik-baik saja? Ke mana dia sekarang?”

Rupanya yang sedang dipikirkan sedang berada di halaman belakang istana. Raja Zhang tengah berhadapan dengan Tao Fang, gurunya. Rupanya sejak pagi Raja Zhang berdiam diri di sana, berjaga-jaga jika gurunya datang. Dan benar saja dugaanya, pagi ini gurunya itu keluar dari sangkar tersembunyi.

Melihat Raja Zhang berdiri tegak menghalangi jalan, Tao Fang menghela nafas. “Hai, ayolah. Aku hanya ingin melihat istrimu sedikiiit saja.” Tao Fang menunjukkan jari kelingkingnya sambil menyipitkan mata, menunjukkan bahwa ia hanya ingin melihat Arum sedikit alias selewat.

Raja Zhang menatap dingin pada Tao Fang. Tatapannya memang seperti itu pada semua orang. “Aku sudah bilang bahwa akan aku tunjukan dia padamu jika sudah waktunya.”

Seketika Tao Fang tertawa. “Yang benar saja kau ini. Kau bilang tidak ada yang kau sembunyikan dariku, tapi mengapa aku tidak boleh melihat istrimu, hm?” Tao Fang berdecak. “Tenang saja. Aku tidak akan berbuat macam-macam. Aku hanya penasaran secantik apa istrimu itu.”

Tao Fang ingin menerobos, namun secepat kilat Raja Zhang kembali menghadang. “Jika kau memaksa, aku tidak akan segan-segan untuk melakukan kekerasan padamu, Guru.”

Mendengar itu Tao Fang tercengang dan tertawa. “Hoho, demi gadis itu kau berani mengancamku, Zhang Zou? Kau berani melawan gurumu?”

Raja Zhang menghela nafas. “Selama ini aku tidak pernah melarangmu mengatur hidupku, Guru. Aku selalu menuruti apa katamu. Akan tetapi kali ini aku mohon aku benar-benar tidak ingin urusanku dicampuri oleh orang lain.”

Queen Of King Zhang's Heart حيث تعيش القصص. اكتشف الآن