Hitam Bukan Berarti Jahat

217 41 11
                                    

Yeaay, sesuai dengan janji tadi, Sely update 2 episode nih Kak. Selamat membaca.

"Bwuahahahahaha." Tawa Arum pecah seketika. Pria Putih itu mengernyit. "Kalau tidak mau menikah denganku ya tidak apa-apa, tapi tidak usah melawak juga. Bwuahahahah."

Sekali lagi pria Putih itu menyentil kepala Arum. "Aku tidak melawak. Aku ayah kandungmu."

Arum menggeleng, masih sambil tertawa. "Mana mungkin. Mana mungkin ayahku keluar dari kubur tiba-tiba jadi tampan begini."

Pria putih itu menghela nafas. "Aku bukan ayah tiri yang selama ini kau anggap sebagai ayah kandung. Aku adalah ayah kandungmu, Luo Tzu Yang."

Arum menggeleng, menolak percaya karena tidak masuk akal. "Tidakkah kau terlihat seperti mengada-ada? Jika kau adalah ayah kandungku, mengapa kita tidak mirip sama sekali? Lihat lah. Kau putih, aku tidak putih. Rambutmu putih, rambutku hitam. Hidungmu mancung, hidungku kecil. Matamu biru, mataku hitam. Sudahlah jangan mengada-ada. Lagi pula umur kita tidak beda jauh, mana mungkin kau menikahi ibuku ketika umurmu belum sepuluh tahun."

Tzu Yang menggaruk pangkal hidungnya. Ia juga tidak mengerti kalau hal yang satu ini. "Aku juga tidak tahu mengapa kau begitu berbeda dengan diriku. Saat melihatmu pertama kali setelah bertapa sepuluh tahun, aku benar-benar terkejut mengapa anakku buluk sepertimu."

Arum mendelik. "Enak saja mengatai aku buluk!"

Tapi kemudian Arum menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi ada benarnya juga." Bibir Arum melengkung ke bawah. "Tidak sebening dirimu. Bersih bening seperti tanpa kaca."

"Tapi aku ini memang ayah kandungmu. Katanya keluarga Danura dikutuk tidak memiliki anak perempuan selama 10 generasi. Tapi lihat, kau lahir. Karena apa? Karena kau anakku bukan anak Gunta."

Arum berpikir. Otaknya yang dangkal sedikit demi sedikit bisa berpikir. Benar apa kata pria ini. Beratus-ratus tahun yang lalu. Katanya, kakek buyut Arum telah menyiksa seorang anak perempuan karena tidak menurut saat akan dijodohkan, anak perempuan itu telah memiliki kekasih, yakni seorang petapa gunung. Penyiksaan tersebut sungguh sadis dan kejam sehingga akhirnya anak perempuan itu mati.

Mengetahui kekasihnya mati karena disiksa oleh keluarga sendiri, si petapa muda murka. Bukan hanya murka karena kekasihnya mati, tapi murka karena kaum hawa disiksa sampai mati hanya karena tidak mau dijodohkan. Sungguh tidak berkeprimanusiaan. Pemuda itu pun mengutuk keluarga Danura tidak akan memiliki anak perempuan selama 10 generasi. Keluarga Danura tidak layak membesarkan seorang anak perempuan.

"Dan bukti lainnya adalah, kau pasti memiliki tanda lahir putih aneh di bokongmu. Kalau diperhatikan, samar-samar itu adalah bentuk kepala naga."

"Hei!" Arum memegangi bokongnya. "Kau mengintip ya?!"

Tzu Yang menggeleng. "Untuk apa aku mengintip bokongmu. Waktu itu kau sendiri yang membuka rok saat akan memanjat jendela istana belakang."

Arum menyipitkan mata. "Berarti tidak masuk hitungan bukti bahwa kau adalah ayahku. Buktinya kau tidak bisa menebak, tapi tahu karena kau melihat bokongku."

Tzu Yang menghela nafas lagi. "Mengapa kau sulit sekali percaya? Asal kau tahu, jika bukan karena kau anakku, kau tidak mungkin memiliki tanda lahir seperti ini." Pria putih menyingsingkan lengan jubahnya, menunjukkan tanda lahir yang sama dengan tanda yang ada di bokong Arum.

"Sama kan?"

Arum mengedip berkali-kali, sulit dipercaya namun buktinya nyata. Tanda lahir itu sama dengan miliknya.

"Kau pikir aku langsung percaya begitu melihat bahwa anakku dan Asnah Ningsih adalah dirimu? Hitam, pendek, kecil, kerempeng, pecicilan, nakal, hidup lagi."

Arum melotot lagi. "Tadi katanya aku adalah anakmu, tapi malah diejek-ejek?! Ayah mana yang menghina putrinya? Ayahku saja tidak pernah menghinaku walaupun aku nakal. Kau memang bukan ayahku."

Tzu Yang menghela nafas, mencoba untuk tidak kesal. Jujur saja, ternyata berbicara langsung dengan Arum berkali-kali lipat lebih mengesalkan. "Kalau aku bukan ayahmu mana mungkin aku setiap hari memantau dirimu dan melindungimu dari Raja Zhang?"

Kali ini Arum mengerutkan kening. "Kau sudah mengikutiku dan memantauku setiap hari?"

"Kau pikir kenapa pedang Raja Zhang tidak bisa menembus dadamu? Lalu bagaimana bisa ada burung merpati yang mengajakmu keluar? Lalu tiba-tiba ada tali yang terjuntai tiba-tiba? Lalu siapa yang menyentil kening si Lu Lu itu?"

Arum menutup mulutnya. "Woaaah .... Ternyata semuanya bukan sebuah kebetulan. Kau yang melakukannya? Bagaimana bisa?"

Tzu Yang berdeham, dia menyisir rambut ke belakang dengan ekspresi bangga. "Tidak terlalu menakjubkan kok, itu hanya sebagian kecil kekuatanku. Aku ini iblis naga putih."

Sekarang mata Arum berkedip-kedip bingung. "Iblis? Iblis itu bukannya nenek moyang setan ya?" Arum melotot. "Woaaah kau dari neraka?"

"Enak saja! Iblis di sini lebih seperti siluman. Mengerti tidak?" Tzu Yang tidak terima dikatai berasal dari neraka.

Arum mengerutkan dagu. "Oooh." Tapi sedetik kemudian dia melotot lagi. "Whoaah, kalau kau adalah ayah kandungku, berarti aku adalah anak siluman? Aku siluman juga dong?"

Kali ini Tzu Yang juga berpikir. "Seharusnya begitu. Tapi sepertinya kau tidak memiliki kekuatan apapun. Ini aneh."

Arum menghela nafas kecewa. "Yah, padahal jikalau aku adalah titisan iblis naga putih, berarti aku bisa melawan Raja Zhang-" Mengingat Raja Zhang, Arum ingat Raja Zhang memilih kekuatan aneh. Saat dibilang sihir santet, Raja Zhang malah marah.

"Ah, Raja Zhang, dia juga punya kekuatan aneh. Dia bisa mengikat secara gaib. Pernah menarik kakiku secara gaib, dan lain-lain. Tapi saat aku bilang apakah dia mempunyai sihir santet, dia malah marah. Aneh sekali."

"Raja Zhang adalah iblis naga hitam." Ekspresi Tzu Yang serius kali ini.

Arum menutup mulutnya. "Iblis naga hitam?"

"Dalam dunia iblis naga. Ada tiga jenis naga, yakni naga hitam, naga merah, dan naga putih. Iblis naga hitam adalah iblis naga yang terkuat. Iblis naga hitam terkenal dengan kekuatannya dan kekuasaannya. Sedang iblis merah, untuk urutan kekuatan dia adalah iblis naga terkuat urutan kedua. Meskipun lebih lemah dari iblis naga hitam, namun jumlah iblis naga merah jauh lebih banyak dari iblis naga hitam. Oleh sebab itu mereka bermusuhan dengan iblis naga hitam, memperebutkan kekuasaan."

"Terakhir adalah iblis naga putih. Iblis naga putih disebut sebagai naga agung karena memiliki jiwa yang paling manusiawi. Walaupun iblis naga putih adalah iblis naga terlemah, namun kedudukannya adalah yang paling tinggi. Iblis naga putih menjadi lambang keadilan. Iblis naga putih juga bisa mengobati iblis naga lain separah apapun luka tersebut. Jumlah iblis naga putih juga adalah yang terlangka."

"Walaupun merupakan iblis naga agung dan memiliki kedudukan tertinggi, Iblis naga putih harus bersembunyi dari iblis naga hitam maupun merah. Kedua iblis naga itu mengincar nyawa iblis naga putih, dikarenakan jika mereka meminum darah dan memakan jantung iblis naga putih, maka kekuatan yang seharusnya baru bisa dicapai setelah 20 tahun bertapa, bisa mereka raih dalam sekejap mata. Dan untungnya, iblis naga putih memiliki kemampuan menyamarkan diri sehingga keberadaannya tidak akan bisa tercium oleh iblis naga lain. Paham?"

Arum mengangguk-anggukkan kepala. Padahal otaknya rada-rada, tapi untuk kali ini dia paham. Iblis naga penguasa adalah naga hitam, iblis naga terbanyak adalah naga merah, dan yang paling baik ataupun agung adalah iblis naga putih.

"Pantas saja Raja Zhang sangat kejam. Ternyata dia adalah iblis naga hitam."

Tapi pemikiran Arum segera disangkal oleh Tzu Yang. "Iblis naga hitam tidaklah jahat. Walaupun sebutannya hitam, tapi bukan berarti mereka jahat. Yang jahat adalah iblis merah. Mereka haus akan kekuasaan dan juga sering melukai manusia untuk mengambil energi. Dan untuk Zhang Zou, dia tidak jahat. Hanya saja ....." Tatapan Tzu Yang menerawang jauh, mengenang sesuatu.

"Dia diperdaya oleh gurunya."

Ada apa dengan guru Raja Zhang? Benarkah aslinya Raja Zhang tidak jahat? Hayo hayo pantengin terus nih cerita ini. Oke👍

Queen Of King Zhang's Heart Where stories live. Discover now