22

2.9K 222 4
                                    

"Kau kenapa?" Yibo duduk di samping Zhan yang nampak gelisah di ruang tamu.

"Tidak apa-apa, kepalaku sedikit pusing" Zhan pura-pura memegangi kepalanya agar Yibo percaya bahwa dia sedang sakit kepala.

"Kalau begitu kau harus istirahat, aku akan memanggil dokter"

"Aku baik-baik saja, aku pasti hanya kurang tidur"

Melihat Zhan sering mengeluh sakit ini dan itu, Yibo berpikir mungkinkah dirinya harus cuti untuk menjaga Zhan?

Seakan mengerti apa yang ada di dalam pikiran Yibo, Zhan mengulas senyum tipis namun terkesan di paksakan.

"Kau tidak perlu mengambil cuti, aku mengerti kau seorang bos kau sibuk bekerja lagipula ada bibi Yu dan Lusi yang menjagaku"

Yibo mengelus surai hitam Zhan sembari menggusaknya pelan, membalasnya dengan senyum tulus meski dalam hati ia merasakan keanehan karena Zhan menjadi pendiam sejak dia datang.

"Zhan, apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada" jawab Zhan singkat namun mampu menggugah rasa penasaran Yibo yang berusaha dia tahan.

"Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku, beritahu aku siapa tahu aku bisa membantumu"

Xiao Zhan menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan disertai seulas senyum tipis untuk yang kedua kalinya.

"Tidak ada apa-apa.. sungguh"

Mendengar jawaban itu, Yibo menyerah untuk tak bertanya lagi tentang apa yang terjadi. Mungkin Zhan hanya belum siap memberitahunya atau mungkin dia sedang menunggu waktu yang tepat.

"Baiklah kau bisa memberitahuku kalau kau sudah siap"

Suasana menjadi hening selama beberapa saat bahkan suara jarum jam sampai terdengar di telinga keduanya.

"Yibo, aku hanya..."

Wang Yibo menoleh, memusatkan perhatiannya pada Xiao Zhan yang ingin mengatakan sesuatu.

"Hanya?"

"Hanya...ingin vanila latte buatan mantan bosku"

"Pfttt hahaha" Wang Yibo tertawa lepas. Setelah sekian waktu ia menunggu rupanya Zhan hanya bilang ingin minum vanila latte.

"Oke, kau tunggu di rumah saja aku akan membelinya" ujarnya mantap. Mengapa ia tidak menyuruh orang lain? Yah Yibo cukup tahu dengan apa yang akan terjadi jika bukan dia sendiri yang membelikannya.

Ketika ia berbalik hendak menuju pintu ia merasa ujung bajunya di tarik.

"Zhan aku hanya pergi sebentar"

Tidak ada jawaban selain suara dengan nada mengejek.

"Bodoh, lihatlah ke belakang"

"Ah-maaf ku kira.." ucap Yibo setelah melihat bahwa blazer hitamnya tersangkut di lipatan sofa.

Yibo menarik blazernya dengan ekspresi datar. Tidak, dia harus tetap cool walau baru saja di tertawakan.

Astaga ini sangat memalukan

Setelah Yibo pergi, Zhan membuka majalah yang ada di atas meja di mana tersembunyi selembar kertas pemberian Ji Li.

"Haruskah aku melakukannya?"
.
.
.

"Haruskah aku melakukannya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Recessive OmegaWhere stories live. Discover now