🌸³

5.5K 514 16
                                    

Sunghoon terbiasa mandi lama. Dia orang pecinta kebersihan yang akan risih kalau mandi tidak bersih dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan dia sering berendam juga setelah mandi untuk merilekskan pikiran yang penat akibat bekerja seharian.

Namun karena Jaeyun hari ini akan menggunakan kamar mandinya juga, mau tak mau Sunghoon harus memangkas waktu mandinya biar sang bunda juga tidak kelamaan menunggu.

Sudah berpakaian lengkap meski rambut masih basah, Sunghoon keluar dari kamar mandi. Kepalanya menoleh kesana kemari mencari Jaeyun, dan ternyata pemuda itu tertidur di bawah ranjang.

Dahinya berkerut mendapati Jaeyun memeluk bantal yang biasa ia pakai. Serius, kenapa harus bantal itu? Sungguh Sunghoon tidak suka orang lain menyentuh barang-barangnya, apalagi itu bantal favoritnya. Dan ini, bukan hanya disentuh tapi dipeluk? Dengan kondisinya yang belum mandi? Oh astaga cobaan bertubi-tubi apa ini?

"Yaa, bangun," serunya sambil menendangi kaki Jaeyun.

Tapi Jaeyun tampaknya sangat kelelahan hari ini. Bukannya bangun, pemuda itu malah ganti posisi dengan semakin nyaman memeluk bantalnya.

"Yaa Sim Jaeyun!"

Jaeyun menggeleng keras. Pelukannya pun makin erat pada bantal itu. "Mama andwae.. jangan pergi..."

"Kau mau tidur lagi terserah, tapi jangan bantal itu." Sunghoon berusaha merebut bantalnya. Tapi anehnya Jaeyun kuat sekali menahannya padahal matanya tertutup rapat.

"Andwae hiks Jaeyun takut sendirian, mama jangan kemana-mana.."

Sunghoon sempat tertegun melihat Jaeyun mengigau sambil menangis. Hingga akhirnya dia pun melepaskan cekalannya. Menghirup nafas dalam-dalam, berusaha merelakan bantal kesayangannya untuk didekap Jaeyun.

"Relakan saja, Sunghoon. Kau bisa beli bantal baru."

Tok tok tok..

Sunghoon dengan cepat langsung membuka pintu. Siapa lagi kalau bukan sang bunda.

"Mana Jaeyun?"

Padahal anaknya di depan mata, tapi yang dicari orang lain. Masih merasa kesal, Sunghoon memilih menggeser badannya daripada bicara sendiri.

"Oh ya ampun dia tidur? Kenapa kau biarkan tidur di bawah? Yaa, cepat angkat dia ke kasur. Kasihan nanti badannya sakit semua. Astaga ini AC kenapa dingin sekali? Jaeyun nanti kedinginan."

Sang bunda terus mengomel sembari menerobos masuk, mencari remote AC kamar Sunghoon untuk dinaikkan suhunya.

"Dia bahkan belum mandi," protes Sunghoon yang masih berdiri di dekat pintu.

"Kenapa tidak kau mandikan saja?"

"Hah?" Sunghoon menatap sang bunda tak mengerti.

"Memangnya kenapa? Kalian kan sama-sama laki-laki saja, bentuknya juga sama."

Sunghoon mengusap wajahnya lelah. "Bukan masalah itu, tapi dia belum mandi dan Bunda tau sendiri aku tidak suka kasurku kotor."

"Ya sudah makanya mandikan."

Astaga, berdebat dengan sang bunda memang seharusnya tidak usah dilakukan. Karena sudah pasti yang kalah adalah Sunghoon, wanita tidak pernah salah.

Di tengah perdebatan itu, akhirnya si topik perdebatan bangun juga. Dengan mata memerah, dia memandang Sunghoon dan Nyonya Park dengan bingung.

"Jaeyun kenapa bangun? Lanjut tidur lagi tidak apa-apa," kata Nyonya Park sembari mengelus rambut Jaeyun.

Namun Jaeyun lekas bangkit. Dia baru sadar kalau ternyata ketiduran.

He is my wifeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz