🌸🌸²

6.2K 518 27
                                    

Warning ‼️
Konten 🔞

Sunghoon membaringkan Jaeyun di atas ranjang salah satu kamar yang masih kosong di rumah bak istana itu. Dia melepaskan diri dengan perlahan, lalu mendudukkan dirinya di sebelah Jaeyun. Capek juga ternyata berjalan sambil membopong Jaeyun. Dia pun menyalakan AC saat merasakan bajunya basah oleh keringat.

Kebiasaan Sunghoon menyalakan AC dengan suhu sangat rendah membuat Jaeyun yang tak tahan dingin jadi menggigil. Tangannya dengan refleks menjangkau apapun yang bisa digunakan untuk menghangatkan diri. Dan saat berhasil meraih tangan Sunghoon, dengan kesadaran minim dia pun menariknya hingga Sunghoon jatuh menimpanya.

"Yaa, apa-apaan," kesal Sunghoon sambil berusaha menjauhkan diri dari Jaeyun.

Namun Jaeyun malah memeluk pinggangnya dan mendusal ke dadanya.

"Dingin Hyung~" keluh Jaeyun dengan manja membuat Sunghoon yang sejak tadi rusuh ingin melepaskan diri jadi terdiam.

"Hah? Kau tadi memanggilku apa?"

Tapi Jaeyun tidak menjawab. Sunghoon yang tidak sabaran pun mendorong bahu Jaeyun demi melihat wajahnya. Rupanya pria itu tertidur lagi.

"Cantik," gumamnya tanpa sadar.

Pipi Jaeyun terlihat memerah, wajahnya agak bengkak sehingga pipinya juga terlihat lebih tembam. Di saat mata bulatnya tertutup rapat, di sanalah Sunghoon melihat bulu matanya yang panjang dan lentik. Ditambah ujung hidungnya yang tinggi bak perosotan taman kanak-kanak. Dan bibir plumnya yang merah ranum...

Entah hantu apa yang mendorongnya, bahkan sebelum ia menyadari, tau-tau bibir mereka saling bersentuhan. Tebal, halus, lembut, hangat, manis, memabukkan. Semakin dicecap, semakin ia tidak ingin berhenti. Kesadarannya seolah diambil alih oleh tubuhnya sendiri. Mungkin karena efek pesta minum tadi, mungkin juga karena dorongan naluriahnya.

Detak jantung makin cepat saat merasakan bibir plum itu membalas ciumannya. Di tengah gempuran hembusan suhu rendah dari pendingin ruangan, mereka saling mendekap, berbagi kehangatan melalui sentuhan bibir yang kian lama kian menggelora.

Dekapan berubah menjadi sentuhan-sentuhan sensual di beberapa titik sensitif. Akal seolah terbang di awan-awan. Ciuman di bibir pun bergerak turun ke leher, mencumbu penuh gairah dan sesekali menancapkan taringnya di kulit putih mulus itu, puas ketika mendengar rintihan lolos dari bibir plum.

Perlahan cumbuan itu turun ke tulang selangka, mengikuti alur tulang yang menonjol kemudian turun menuju dada.

"Shh..." Desahan terdengar saat tangannya meremas kedua gundukan kembar di dada itu.

Tegang. Membuatnya tak tahan untuk meraupnya, menyedot layaknya newborn yang baru pertama kali menyusu. Karena tidak ada apa pun yang keluar, dengan refleks dia menggigit, membuat desahan kembali terdengar.

Adrenalin kian terpacu, kini dengan berani bibir itu turun ke perut rata si manis. Mulus, ramping, lembut, fluffy hingga wajahnya sanggup dibenamkan di permukaannya. Lingkar pinggangnya pun kecil, sampai-sampai hanya dengan satu lengan saja sanggup melingkarinya.

Turun lagi ke bawah, kini ia menghadap gundukan di balik kain celana itu. That makes him more and more turn on.

Yang terjadi selanjutnya terasa begitu cepat. Si bibir plum yang tadi tertidur lelap kini setengah sadarkan diri. Ia mengerang dan mendesah tak beraturan saat sesuatu yang basah dan hangat meraup penisnya. Terlebih lubang pantatnya jg dimasuki sesuatu yang panjang, dengan gerakan menggunting yang membuatnya makin gila.

"Ah Hyung!"

Tubuhnya gemetaran di saat ia mencapai pelepasan pertama. Terasa cairannya turun ke paha, yang dicolek oleh sang calon suami untuk membasahi lubang surgawinya.

Belum selesai ia menikmati orgasmenya, tubuhnya tiba-tiba dibuat menungging. Selang sekian detik sesuatu yang panjang besar dan hangat memaksa masuk ke dalam lubang sempitnya. Membuatnya meronta-ronta di tengah dekapan erat sang dominan.

Ia yang dipaksa sadar sepenuhnya, meneteskan air mata akibat rasa sakit itu. Namun itu tak berlangsung lama. Rasa sakit berubah menjadi adiktif saat penis sang dominan bergerak maju mundur menghunus semakin dalam. Ia bertopang pada telapak tangan dan lututnya. Semakin dibuat melayang dengan tangan sang dominan yang memainkan nipple-nya dengan gemas.

"Shit Jaeyun!" geram sang dominan saat gerakannya semakin cepat.

Membesarnya ukuran sang dominan semakin membuatnya kacau. Ia pun telah mendekati orgasme keduanya.

"Hyung aahh aku-aaku.."

"Bersama."

Dan terjadilah pelepasan mereka bersama. Sang dominan makin mendorong penisnya untuk mengisi penuh lubang itu. Sedangkan sang submisif mengeluarkan cairannya ke atas selimut.

Kaki yang gemetar tak kuat menopang lagi akhirnya jatuh. Begitu pula yang di atas, ikut jatuh menimpa yang di bawahnya. Dada naik turun, nafas tak beraturan, peluh bercucuran tiada henti.

Keduanya sadar sepenuhnya dan masing-masing saling diam. Semua sudah terjadi. Tidak ada kalimat yang cocok untuk membantah bahwa barusan mereka melakukan sex yang panas.

Sudah terlanjur menyelam, tidak ada salahnya kan sekalian minum air?

Itulah yang dilakukan Sunghoon sekarang, mencium leher Jaeyun, lalu menggigitnya dengan gemas hingga menyisakan bekas kemerahan yang jelas.

"Mian, aku melakukannya tanpa seizinmu," bisiknya.

Jaeyun memejamkan mata. Merasakan lubangnya penuh dengan cairan, dan tubuhnya yang sangat panas dengan beban di atasnya.

"Gwaenchana."

Sunghoon pun kembali ke posisi awal. Dia langsung menarik selimut untuk menutup bagian bawah tubuh mereka yang sama-sama tidak tertutup apapun.

"Tidurlah lagi," katanya sembari menarik pinggang Jaeyun untuk mendekat.

"Tapi selimutnya kotor karenaku, bagaimana ini?"

Sunghoon menatap lekat keping kecoklatan penuh rasa cemas di hadapannya. Bahkan setelah kekacauan yang mereka buat beberapa saat lalu, Jaeyun masih terlihat cantik.

"Itu urusan besok. Aku bisa beralasan kalau kau muntah."

Jaeyun masih menatapnya dengan pleading eyes, membuat Sunghoon tak tahan untuk mencium bibirnya sekali lagi.

"Tidurlah saja, biar kuurus semuanya besok."

Sex dan cinta itu tidak sama kan? Sunghoon tidak salah kan bercinta tanpa cinta itu sendiri?

Tbc

Kebangun jam 4 pagi tuh kayak ngerasa deja vu ga sih? Dulu sering bepergian jauh, bahkan subuh aja masih di jalan.

Ngantuk tp nostalgic banget 🥺

He is my wifeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum