🌼🌼

5.5K 515 56
                                    

Pertemuan keluarga, adalah hal yang paling dibenci Sunghoon. Sejak dulu Sunghoon heran, bagaimana bisa ayahnya memiliki banyak sekali saudara. Dia memang anak tunggal, tapi saudara sepupunya ada lebih dari 10 orang. Bahkan sebagian sudah menikah sehingga dia juga memiliki banyak keponakan.

Ayahnya adalah anak kelima dari 9 bersaudara, lima di antaranya wanita, dan 4 sisanya termasuk sang ayah adalah laki-laki. Sunghoon paling benci saat semuanya berkumpul di rumah kakek, dan menjadikan Sunghoon sebagai topik pembicaraan hangat.

Sementara Jaeyun adalah kebalikannya. Kakek neneknya sudah meninggal sejak lama. Kedua orangtuanya adalah anak tunggal sama seperti dirinya, dan saat ini Jaeyun benar-benar tidak memiliki siapapun lagi.

Jaeyun tentu gugup dengan pertemuan keluarga besar pertama kali dalam hidupnya. Satu-satunya yang bisa dia andalkan hanya Sunghoon dan bundanya. Jadi saat sang bunda menyuruhnya merangkul lengan Sunghoon, dia pun menurutinya dengan sepenuh hati.

"Anggap saja ini pertemuan dengan klien, Jaeyun, kau pasti bisa," gumam Jaeyun dalam hati.

Begitu ayah Sunghoon membuka pintu dan memimpin keluarganya masuk, di saat itulah Jaeyun terkesima dengan banyaknya orang di dalam rumah yang lebih cocok disebut istana itu. Anak-anak kecil berlarian, para remaja sibuk sendiri dengan ponsel mereka, para ayah duduk-duduk bercengkrama ditemani secangkir kopi panas, sedangkan para ibu sebagian di dapur dan sebagiannya lagi di depan TV dengan balitanya.

Kedatangan keluarga Sunghoon pun menyedot semua perhatian mereka yang langsung menyapa dan mempersilahkan duduk.

"Lama tidak bertemu denganmu, Sunghoon," sapa seorang pria dewasa dengan suaranya yang lantang dan aksen Daegu yang kental, sambil merangkul bahu Sunghoon.

"Dulu terakhir bertemu bukankah dia baru masuk kuliah? Sekarang ternyata sudah mau menikah," timpal pria lainnya.

Sunghoon hanya menanggapi dengan senyum formal. Di sampingnya Jaeyun yang kebingungan, giliran menjadi pusat perhatian.

"Oh, ini calonmu? Dia kelihatan seperti bintang Hollywood. Haruskah aku bicara bahasa Inggris denganmu? How are you? What's your name? My name is Park Hansung, call me samchon, okay?"

Jaeyun menerima jabat tangan pria yang tadi merangkul calon suaminya dengan senyum lebar. "My name is Sim Jaeyun. And i'm fine. Nice to meet you, Samchon."

"Wah bukankah barusan itu dia pakai aksen Aussie? Keren sekali, dimana kau menemukan dia, Sunghoon?"

"Aku yang menemukannya. Dia keren dan tampan kan?" sahut sang bunda dengan nada menyombongkan diri yang langsung disoraki oleh para bapak-bapak itu.

"Augh ya kau memang pintar sekali menemukan calon menantu," timpal seorang wanita yang datang dari dapur bersama beberapa wanita lainnya.

"Jadi ini calonnya Sunghoon? Manisnya~ berapa usiamu?"

"Annyeonghaseyo, namaku Sim Jaeyun. Usiaku 24 tahun. Senang bertemu kalian semua."

"Oohh sopan sekali dia. Sangat jauh dengan Sunghoon."

"Yaa, kalian mengatai anakku tidak sopan?" kesal sang bunda.

"Bukannya tidak sopan, tapi lihatlah, dia bahkan tidak menyapa kami semua padahal terakhir kita bertemu sudah 5 tahun lalu."

Sunghoon yang disindir secara terang-terangan hanya bisa tersenyum tipis. Inilah yang paling tidak dia suka dari acara temu keluarga besar, disindir lah, dibanding-bandingkan lah, dinasehati lah, malas sekali.

"Wonyoung-a, kemarilah, lihat siapa yang dibawa Sunghoon."

Seorang gadis muda jangkung datang dari arah dapur dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman. Dari sejak kemunculannya Jaeyun sudah terkesima. Cantik sekali, seperti seorang model papan atas.

He is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang