🌸🌸🌸🌸🌸⁴

2.3K 385 71
                                    

Sudah bisa ditebak, Jaeyun berakhir di rumah sakit. Kelelahan dan stress menjadi pemicu utama tubuhnya drop. Ia pingsan setelah menangis histeris, membuat semua orang di rumah itu ikut histeris termasuk Sunghoon.

Tidak ada pilihan, mereka membawa Jaeyun ke rumah sakit begitu juga Jungwon. Namun karena rumah sakit melarang membawa bayi ke ruang rawat, mau tak mau Jungwon dititipkan pada Wonyoung lagi.

Namun di rumah sakit, rupanya ada berita mengejutkan yang sama sekali tidak mereka bayangkan.

Jaeyun keguguran.

Rupanya mama Jungwon itu tengah hamil delapan minggu. Sunghoon tampak kehabisan kata saat diperlihatkan bentuk janin yang gugur. Bahkan bentuknya saja belum terlihat seperti manusia.

Jaeyun hamil anaknya yang kedua dan ia sama sekali tidak tau, bahkan mungkin Jaeyun juga tidak menyadarinya.

"Sekarang aku mengerti," ucap Sunoo tiba-tiba, memecah keheningan diantara dirinya, Sunghoon dan Riki yang sejak tadi menunggui Jaeyun siuman.

"Jaeyun hyung menjadi sensitif karena bawaan janinnya," imbuh Sunoo seraya menatap Sunghoon yang juga menatapnya tanpa semangat hidup.

Riki mengangguk setuju. "Sepertinya karena dia tidak sadar juga, makanya dia sulit mengendalikan diri."

"Benar," sahut Sunoo.

"Dulu di Tokyo bukankah dia juga sedang hamil? Tapi sepertinya saat hamil Jungwon dengan hamil yang kedua ini berbeda. Dia lebih bisa mengendalikan emosinya saat hamil Jungwon dulu."

Sunoo memandang suaminya bingung. Dia tidak pernah tau soal Tokyo itu, sepertinya terjadi sebelum Jaeyun bertemu dengannya.

Lain lagi dengan Sunghoon yang semakin nelangsa setelah mendengar ucapan Riki. Ia terlambat menyadari tanda-tandanya. Selama ini ia berpikir tanda kehamilan hanya dari morning sickness saja, dan tidak menyadari bahwa perubahan emosi juga termasuk tanda-tandanya.

"Kurasa Jaeyun hyung lebih sensitif kali ini karena dia masih punya balita dan dalam kondisi hamil kedua."

Sunghoon lagi-lagi baru menyadari itu. Mengapa ia selalu menjadi orang paling telat menyadari perubahan Jaeyun? Bahkan saat lahiran Jungwon pun dia sangat terlambat datang.

"Ngh.. Jungwon.."

Suara lemah Jaeyun sontak mengejutkan mereka. Sunghoon paling cepat berlari menghampiri ranjang Jaeyun. Ia lega melihat istrinya akhirnya bangun, namun ekspresinya berubah sedih kala mata indah kemerahan milik Jaeyun menghindari dirinya.

"Jungwon mana?" tanya Jaeyun begitu Sunoo berdiri di sisi lain ranjangnya.

Sunoo melirik Sunghoon sekilas. Sayangnya Sunghoon sibuk meratap, dan Sunoo tidak mau mengambil risiko. Jadi mau tak mau dia berbohong.

"Jungwon di rumah Jay byeonhosa-nim. Hyung jangan khawatir ya."

Jaeyun tampak lega karena tidak mendengar nama yang sedang tidak ingin didengarnya.

Riki meraih lengan Sunoo. Ia seperti memberi isyarat sebelum berbicara pada pasangan Park.

"Kami pergi dulu, ada urusan mendadak."

Setelah mendapat anggukan dari Sunghoon, Riki pun menarik Sunoo untuk meninggalkan keduanya. Ia ingin memberi waktu bagi pasangan Park untuk menyelesaikan masalah mereka.

Sepeninggal pasangan Nishimura, Jaeyun membalik tubuhnya membelakangi Sunghoon. Ia masih tidak mau melihat suaminya, ia tidak ingin mendengar apapun dari mulutnya. Baginya, semua sudah jelas.

"Jaeyun."

Pemilik nama bergeming.

Sunghoon mengulurkan tangan, menyentuh pelan lengan Jaeyun, yang syukurlah tidak ditepis oleh Jaeyun.

He is my wifeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ