🌼🌼³

5.9K 514 48
                                    

Seperti yang diperintahkan Sunghoon, Jaeyun datang ke kamar mandi setelah urusannya dengan staf hotel selesai. Dia masih mengenakan jubah mandinya, serta membawa satu jubah mandi lagi untuk Sunghoon. Dirinya terkejut saat mendapati pencahayaan kamar mandi itu remang-remang, dimana lampu utama dimatikan, dan cahaya hanya berasal dari lilin-lilin yang entah kapan dinyalakan oleh Sunghoon.

"Lepas bajumu, lalu kemarilah."

Jaeyun menurut. Dia menggantung jubah mandi mereka, sebelum melepas satu persatu pakaiannya. Malu sudah pasti, tapi karena status mereka kini sudah berubah, Jaeyun mencoba terlihat berani dan percaya diri saat memberi Sunghoon tontonan dirinya melepas pakaian.

Setelah semuanya terlepas, dia pun menghampiri Sunghoon, lebih tepatnya ikut masuk ke dalam bath tub, ingin duduk berhadapan dengan sang suami.

"Bukan disitu, disini."

Jaeyun terduduk di pangkuan Sunghoon saat pria itu menarik tangannya tiba-tiba. Posisinya membelakangi yang lebih tua, dan Jaeyun tidak bohong kalau pantatnya benar-benar mendarat di atas penis Sunghoon yang tegak.

"Mau wine?" tanya Sunghoon sembari menuangkan cairan merah anggur dari botol ke dalam gelas yang masih kosong.

Jaeyun tidak menanyakan darimana Sunghoon mendapatkannya. Untuk suite room pengantin memang sudah disediakan sebotol red wine di dalam bath tub, begitu juga dengan lilin-lilin di sekitarnya.

Jaeyun menerima gelas yang diberikan suaminya. Sambil menatap sang suami, dia mencecapnya sedikit merasakan red wine yang seperti menggigit lidahnya walau rasanya memang lebih baik daripada soju.

"Aku ingin melakukannya saat kau sadar sepenuhnya," kata Sunghoon yang rupanya juga mengamati sang "istri" sejak tadi. Meski pencahayaannya remang cenderung gelap, potret wajah Jaeyun masih terlihat cantik dan sempurna membuatnya betah untuk terus melihatnya.

Jaeyun memang akan menuruti apapun perintah dan keinginan sang suami. Tapi jujur dalam dadanya ada rasa mengganjal yang butuh jawaban dari Sunghoon. Dia pun mengubah posisinya menjadi duduk menyamping, menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang suami, begitu juga tangannya.

"Hyungie, bolehkah aku bertanya satu hal?"

Sunghoon merangkul pinggang Jaeyun dengan protektif. Rasa dominansinya melejit saat merasakan Jaeyun bermanja-manja padanya.

"Apa itu?"

Jaeyun menatap sang suami dengan penuh cinta. Iya, dia mengakui bahwa dirinya sangat mencintai pria berstatus suaminya ini. Dia sangat ingin dicintai balik, namun dirinya sadar itu harapan yang terlalu tinggi dan sulit digapai.

"Hyung pernah bilang, kita menikah tanpa cinta, Hyung hanya akan menyentuhku saat ingin membuat anak saja. Lantas pada hari itu, di saat kita belum menikah, kenapa Hyung menyentuhku? A-aku tidak masalah, entah itu dengan kau menyentuhku sebelum menikah, ataupun kesepakatan kita kala itu. Aku hanya ingin jawaban darimu, Hyung. Kenapa Hyung mau menyentuhku?"

Sunghoon tau Jaeyun cepat atau lambat pasti akan menanyakan soal kala itu. Dia sudah mengantisipasinya, tapi jujur belum ada jawaban yang bisa dia berikan.

"Aku hanya ingin melakukannya."

Jaeyun menatap sang suami menunggu jawaban selanjutnya. Namun Sunghoon hanya diam menatapnya balik.

"Hanya itu?"

"Hm."

Kecewa? Jelas sekali. Jaeyun menangkap bahwa Sunghoon memang hanya ingin menyentuhnya. Hanya ingin menggunakannya sebagai alat pelampiasan nafsu.

"Aku mengerti," ucapnya dengan lirih, menahan diri untuk tidak terdengar seperti akan menangis.

Sunghoon biasanya tidak berefek apapun dengan emosi orang lain. Tapi kali ini beda, entah mengapa dia bisa merasakan nada kecewa mendalam dari suara Jaeyun barusan. Dan anehnya dia merasa bersalah? Why? Kenapa dia tidak bisa bersikap bodo amat seperti biasanya?

Kali ini Sunghoonlah yang merasakan sesuatu mengganjal di dadanya. Dia tak tahu harus bagaimana membuangnya, selain dengan menghela napas dan meminum red wine di gelasnya dalam sekali teguk.

"Wae? Kau kecewa?"

Ditanya begitu malah membuat Jaeyun gagal dengan pertahanannya. Dia langsung memeluk Sunghoon dengan erat, menangis tanpa suara.

Lantas bagaimana dengan Sunghoon sendiri?

Entah, ia sendiri tidak bisa menafsirkan perasaannya sekarang. Hanya bisa diam, merangkul pinggang Jaeyun dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain menuangkan wine lagi ke gelasnya.

Kali ini tampaknya Sunghoon yang akan mabuk.

"Andwae, Hyung," ujar si manis dengan suara serak saat Sunghoon akan meminum wine-nya. Dia bahkan menahan tangan Sunghoon, lalu menggerakkannya untuk menaruh gelas lagi.

"Aku tidak akan mabuk kalau hanya dua gelas," kata Sunghoon, menatap mata merah berkaca-kaca Jaeyun, sembari mengelus rambut suami kecilnya itu.

"Maaf sudah merusak suasana. Aku cengeng sekali." Jaeyun mengusap kedua matanya dan hidungnya supaya berhenti mengeluarkan cairan.

Sunghoon tertawa kecil. "Kau memang cengeng sekali," katanya sambil menoel ujung hidung Jaeyun.

"Hyung, bolehkah aku minta satu hal?"

"Katakan."

"Meskipun kau tidak akan bisa mencintaiku, bisakah Hyung bersikap mencintaiku hanya selama kita sedang melakukan hubungan badan? Aku ingin merasakannya, dicintai oleh Park Sunghoon, suamiku sendiri, satu-satunya keluarga yang kupunya."

Miris mendengarnya, di saat kau hanya sebatang kara, dan akhirnya kau punya keluarga setelah menikah, namun kau masih harus mengemis cinta dan kasih sayang pada suamimu sendiri. Di titik ini Sunghoon seperti disadarkan, bahwa apa yang pernah diucapkannya akibat rasa frustasinya oleh desakan menikah sang bunda, ternyata terdengar begitu jahat bagi Jaeyun.

Namun mencintai Jaeyun tidak ingin dia lakukan. Bukannya apa, melainkan dia masih trauma dengan gadis di masa lalunya, cinta pertamanya yang tega mengkhianatinya dengan pria lain.

"Hm, akan kuturuti permintaanmu," katanya seraya mencium kening Jaeyun, seperti yang dia lakukan pagi tadi saat pernikahan.

Biar bagaimanapun Jaeyun kini adalah "istrinya". Hanya saat mereka berhubungan badan, ia tak masalah bersikap layaknya mencintai Jaeyun, karena memang Jaeyun berhak mendapatkan itu.

Tbc

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ikeu ngambek loh hoon 🥺

He is my wifeWhere stories live. Discover now