🌼🌼🌼🌼🌼³

2.3K 414 172
                                    

Jaeyun tak pernah menduga. Bahwa rumah mereka kedatangan seorang tamu, dan tamu itu adalah Jang Wonyoung. Kolaborasi yang unik terlebih Jay juga datang. Ketiganya—ditambah Sunghoon–datang bersamaan ke rumah, mengagetkan Jaeyun yang tengah menyuapi Jungwon makan malam.

"Jungwonie~" seru Jay dengan senangnya sembari berlari kecil menghampiri Jungwon. Ikut duduk di sebelah Jaeyun, dengan riang menggoda si kecil yang menatapnya bingung.

"Duduklah," kata Sunghoon pada Wonyoung sebelum dirinya bergegas memasuki kamar utama, lalu keluar lagi hanya dengan kaos hitam pendek dan celana kerjanya.

Jaeyun sendiri terlihat kikuk. Dia tidak tau harus melakukan apa. Tiba-tiba datang dan Sunghoon tidak langsung mengatakan maksud kedatangan mereka. Ia membiarkan saja saat Sunghoon membawakan minuman dari kulkas untuk suguhan Wonyoung dan Jay.

"Jungwonie sudah bisa makan ya?" tanya Wonyoung dengan nada lembut pada Jaeyun, senyumnya tak sekalipun luntur bahkan terlihat makin lebar ketika Jungwon menatapnya.

"Ah, ne," jawab Jaeyun seadanya. Jujur dia speechless. Ini pertama kalinya mereka mengobrol.

"Pesawat datang ngueng~" Suara Jay memecah kecanggungan di rumah itu. Dia sudah mengambil alih mangkuk makanan Jungwon, dan sekarang dirinyalah yang menyuapi si kecil.

"Jaeyun, kemarilah."

Si pemilik nama lantas bangkit dan menghampiri sang suami. Ia duduk di samping sang suami, membuat Sunghoon berada di tengah-tengah dirinya dan Wonyoung.

Oh.. parfum Wonyoung terasa familiar.

"Mulai besok Wonyoung akan bekerja di perusahaan kita," ucap Sunghoon sebagai pembukaan. Harmless, tapi mengapa Jaeyun merasa tercubit hatinya saat mendengarnya?

"Dia akan menjadi wajah baru perusahaan kita."

Setelah Jay, sekarang Wonyoung. Benar-benar definisi perusahaan keluarga.

"Lalu masalah di perusahaan?" tanya Jaeyun akhirnya.

Sunghoon menoleh, tersenyum hangat. "All clear. Model utama kita sudah diganti dengan Wonyoung, dan masalah dengan model sebelumnya sudah diselesaikan secara hukum."

Ah, jadi solusinya adalah Jang Wonyoung.

Jaeyun hanya manggut-manggut mengerti. Jujur saja dia tidak begitu antusias mendengarnya. Tapi setidaknya masalah perusahaan yang akhir-akhir ini mengganggu pikiran suaminya sudah berakhir, dan itu artinya Jaeyun tidak harus melihat sang suami pulang dengan kondisi tipsy dan bau alkohol setiap malam.

Namun dia harus bertemu Wonyoung setiap hari di tempat kerja.

Tidak apa, Jaeyun tidak masalah.

Wonyoung beranjak dari sofa untuk menghampiri Jungwon. Ia suka dengan anak kecil dan tentu saja tidak tahan untuk bermain dengan anak kecil. Bersama Jay, keduanya berkompetisi merebut perhatian Jungwon, membiarkan pasangan orangtua muda itu melipir ke ruang kerja, membicarakan beberapa hal secara privat.

"Kau kelihatan tidak senang," kata Sunghoon sembari menatap wajah sang istri dengan seksama. Mereka duduk bersebelahan di sofa, dan Sunghoon duduk menyilangkan kaki menghadap samping supaya dapat melihat wajah Jaeyun lebih leluasa.

"Hanya perasaanmu saja," kilah Jaeyun.

"Kalau begitu tatap mataku."

Jaeyun tanpa ragu langsung menoleh. Menatap Sunghoon dengan ekspresinya yang datar.

"Kau tidak kelihatan senang." Sunghoon menyimpulkan.

Jaeyun mendengus. Bola matanya berputar dengan malas, lantas mendesah kasar.

He is my wifeWhere stories live. Discover now