Prolog

26 4 6
                                    

Seorang murid laki-laki terlihat sedang berbincang dengan murid perempuan di taman belakang sekolah yang sangat sepi, mengingat waktu tersebut kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. Entah apa kepentingan dua orang tersebut, sehingga memilih untuk berada disana saat suasana sedang sepi.

"Aku suka kamu, Ar." ungkap perempuan tersebut dengan lantangnya.

Terlihat Arya menghela nafasnya mendengar pengakuan barusan. "Lo perempuan yang baik dan juga pintar, semua orang pasti suka sama kepribadian lo." Arya maju beberapa langkah untuk lebih dekat dengan perempuan tersebut.

Lalu tidak ada suara lagi yang terdengar setelahnya, membuat seorang perempuan yang bersembunyi di balik tembok sekolah merasa kecewa. Ya, dia adalah Karin yang sedari tadi mendengarkan percakapan antara dua manusia berbeda gender tersebut Karin berniat ingin menghampiri Arya yang sudah berada di taman belakang sekolah selama10 menit, untuk memberitahukan jam pelajaran olahraga akan segera dimulai.

Tetapi, Karin justru mendengar sebuah pengakuan rasa dari seorang perempuan yang terucap begitu tulus untuk Arya, dan sepertinya Arya juga membalas dengan perasaan yang baik sehingga hanya Allah, tanaman, kursi taman belakang dan mereka berdua yang mengetahuinya. Entahlah apa yang dirasakan Karin, tapi sepertinya semua rasa bercampur menjadi satu dalam dirinya. Marah, kecewa, sedih yang membuat Karin segera beranjak pergi dari tempat tersebut, bahkan Karin sudah melupakan niat awalnya untuk memanggil Arya. Saat akan kembali menuju toilet untuk mengganti seragamnya dengan seragam olahraga, Karin tidak sengaja berpapasan dengan Kalil, teman olimpiadenya.

"Eh Rin, kebetulan ketemu lo disini."

"Kenapa?" tanya Karin yang merasa heran karena tidak biasanya laki-laki itu menghampirinya jika tidak ada urusan penting, mengingat mereka beda kelas.

Kemudian terlihat Kalil sedang mengotak-atik ponselnya seperti tengah mencari sesuatu, "Ini tadi gue baru dapet dari Pak Sugi dan pas gue kirim ke whatsapp lo ternyata ceklis satu." jelas Kalil yang langsung memberikan ponselnya kepada Karin.

"Ceklis satu?" bingung Karin karena seingatnya dia tidak pernah mematikan data seluler, hanya saja ketika jam pembelajaran berlangsung ponselnya dalam mode hening. "Kayanya kehabisan baterai."

Kalil pun hanya mengangguk dan mempersilahkan Karin untuk melihat apa yang dikirimkan Pak Sugi kepadanya. Langsung saja Karin membuka sebuah file pdf yang sudah terlihat di layar ponsel Kalil, ternyata isinya adalah nama-nama sekolah yang berhasil lolos dalam olimpiade tingkat kabupaten yang berhasil dilaksanakan pada 2 minggu lalu. Lantas memekik senang, ketika mendapati nama sekolah mereka yaitu SMA Generasi Bangsa dengan sebuah keterangan "Lolos" dan diikuti nama ketiga orang yang turut mengikuti olimpiade.

Masih dengan perasaan bahagianya, entah dalam keadaan sadar atau tidak, sengaja atau memang alam bawah sadarnya secara refleks menggerakkannya, Karin langsung memeluk teman olimpiadenya tersebut. Kalil, yang mendapat perlakuan secara mengejutkan itupun hanya bisa terdiam dan bingung harus merespons dengan bagaimana. Karena tanpa disadari, saat ini mereka berdua tengah berada di lorong sekolah yang meskipun pembelajaran masih berlangsung tetapi siapa saja bisa melewatinya bahkan guru sekalipun.

Saat sadar akan tindakannya barusan yang memeluk Kalil secara tiba-tiba, barulah Karin melepas pelukannya dengan perasaan canggung. "Eh... Sorry, gue nggak sengaja, Kal." ujarnya. "Gue terlalu seneng liat pengumumannya, nggak nyangka kita bisa lolos."

Karin masih dengan rasa malunya namun tidak menutup kemungkinan bahwa berita dari Ale tersebut membuatnya sangat bangga dan bahagia, itu berarti sekolah mereka lanjut ke tahap nasional. Dan perasaan bangga itulah yang membuat Karin melupakan kejadian di taman belakang sekolah. Sementara Kalil, laki-laki itu masih saja terdiam dengan keterkejutannya dan juga jantungnya yang berdebar.

Kalil, terima kasih sudah mengalihkan perhatian Karin.

***

Finally, akhirnya bisa up cerita yang udah lama tersimpan dalam draft ini. Bangga banget udah bisa mencoba melangkah untuk hal yang baru.

Buat kamu yang udah berani dan bisa untuk memulai, aku cuma mau bilang, kamu hebat, bukan hebat lagi, tapi hebat banget. Ayo kita apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada diri kita.

Terima kasih juga ya sudah menemukan cerita ini dan bersedia membacanya hingga akhir.

Siap ya, temenin aku memulai perjalanan baru bersama Karin dan Arya.

See you. 

Ruang WaktuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt