XXIV. Support

6 3 0
                                    

"Sekali lagi bapak ucapkan selamat untuk ketiga murid yang akan mengikuti Olimpiade, bapak harap kalian tetap semangat dan terus berusaha." Pak Sugi, Pembina Ektrakurikuler Olimpiade itu berdiri di depan ruangan Laboratorium Kimia, yang memang sering kali dipakai untuk murid-murid Olimpiade dalam berlatih soal. "Bapak akan selalu membantu dan mendukung, jadi bapak harap kesulitan apapun yang kalian hadapi, kita cari jalan keluarnya bersama-sama." lanjutnya sambil menatap bangga ke arah ketiga muridnya.

Di dalam lab itu, Pak Sugi memang sengaja mengumpulkan sebentar ketiga murid yang baru tadi pagi diumumkan menjadi perwakilan sekolah mereka untuk mengikuti Olimpiade IPA tingkat Kota.

Kalil Afkara, perwakilan 10 IPA 1.

Saskia Veranda, perwakilan 10 IPA 2.

Karin Putri Prasasta, perwakilan 10 IPA 3.

Masing-masing murid mewakili dengan mata pelajarannya yang berbeda.

Bahkan sampai detik ini, Karin masih merasa tidak menyangka jika dirinya yang bisa menjadi perwakilan SMA Generasi Bangsa. Untuk itu, Kalil yang duduk di sampingnya hanya bisa menepuk ringan lengannya untuk mengambil perhatian dari gadis tersebut.

"Kita pasti bisa," ucap Kalil yang tersenyum ke arahnya.

Sementara Saskia yang duduk di depan Kalil dan Karin, sedari tadi terus mengembangkan senyumannya.

"Gue masih nggak nyangka, kita akan jadi satu team." Saskia dengan antusias mengutarakan perasaannya yang semakin terlihat sangat bahagia.

"Iya. Kita harus terus rajin latihan." Kalil pun tak kalah semangatnya memberikan kalimat-kalimat positifnya untuk mereka bertiga.

Dan Karin hanya bisa mengangguk, "Gue pasti bakal banyak minta bantuan kalian."

"Tentu aja. Kita harus saling bantu," saut Kalil yang menimpali ucapan Karin barusan.

"Bener, pokoknya kalo ada apa-apa kita bisa langsung bilang." Saskia ikut menimpali yang membuat senyum Karin semakin mengembang, merasakan perasaan haru dan bangga bisa dijadikan satu team dengan mereka berdua.

Lalu, setelah Pak Sugi merasa perbincangannya sudah selesai dengan ketiga muridnya, beliau pun pamit undur diri meninggalkan ruangan.

"Yuk," ajak Kalil yang kemudian bangkit dari kursinya.

"Pada mau ke kantin?" Saskia bertanya, mengingat jam istirahat masih berlangsung.

Pak Sugi memang mengumpulkan ketiganya di waktu istirahat, sehingga 5 menit awal mereka pakai untuk berkumpul sebentar untuk mendengarkan informasi yang akan di berikan oleh Pak Sugi. Setelah selesai pun, mereka masih mempunyai waktu untuk bisa ke kantin sekedar mengisi perut.

"Gue mau ke perpus sebentar," ucap Kalil yang sudah mempunyai niat terlebih dahulu.

"Ah, gitu..." Saskia tidak begitu dekat dengan Kalil, tapi seiring berjalannya waktu mungkin saja mereka bisa akrab karena tentunya akan sering bertemu. "Lo rajin banget langsung ke perpus, mau jadi anak kutu buku?"

Kalil yang mendengarnya hanya bisa terkekeh, "Gue emang sering ke perpus, bahkan sebelum diumumin jadi peserta olim."

"Iyadeh, iya."

"Kalo Karin mau kemana?" pertanyaan itu berasal dari Kalil yang sedari tadi melihat Karin masih terdiam.

Mendengar pertanyaan itu tertuju ke arahnya, membuat Karin menoleh. "Ke kantin."

"Yaudah, yuk. Gue bareng Karin aja." ucap Saskia langsung mengambil lengan Karin untuk bisa ia gandeng.

Kalil langsung membuka pintu Laboratorium Kimia dan mempersilahkan agar Saskia dan Karin bisa keluar terlebih dahulu, lalu disusul oleh dirinya.

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now