I. Siap Dimulai

18 3 0
                                    

Liburan semester pertama telah berakhir, dan kini saatnya untuk memulai semester yang baru dengan lebih bersemangat. Pada saat pembagian nilai rapot kemarin, Bu Inne selaku wali kelas Karin mengucapkan rasa bangga karena dari murid di kelasnya yaitu kelas 10 IPA 3 nilai rata-rata yang diperoleh Karin sangat memuaskan terutama di mata pelajaran pilihan.

Dengan begitu, nilai Karin harus tetap dipertahankan hingga kenaikan kelas nanti agar dirinya bisa ikut serta menjadi perwakilan olimpiade dari sekolahnya, SMA Generasi Bangsa.

Berbicara tentang olimpiade yang akan dilaksanakan ketika kenaikan kelas nanti, Karin tidak pernah memikirkan nilai rapot terbaiknya bisa membawanya ke dalam olimpiade yang sudah dipastikan nilai dari murid yang diiktsertakan jauh lebih baik dari dirinya.

Karin itu bisa dibilang hanya beruntung bisa memperoleh nilai sempurna dalam mata pelajaran Fisika, karena hanya di bidang itu saja keahliannya. Ya, Karin memang lebih menyukai pelajaran yang terdapat hitungan didalamnya, daripada harus menghafal.

Jadi dengan semangat dan tekad yang baru di semester kedua ini, Karin akan terus berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan Bu Inne.

"Oi.. bengong aja bukannya masuk kelas." sapa seseorang dari arah belakang yang langsung merangkul bahu Karin.

Saat menoleh, Karin menemukan Adel sang pelaku yang sedang menunjukan cengiran khasnya, "Tumben dateng pagi?"

Adel seketika melepas rangkulannya dan menatap Karin dengan tatapan yang dibuatnya begitu memelas. Seolah-olah pertanyaan dari Karin barusan melukai relung hatinya yang paling dalam.

"Karin Prasasta sahabatku yang sangat kucintai, dengan teramat akan kusampaikan bahwa pemuda pemudi sebangsa dan setanah air itu harus begitu gigih dalam menuntut ilmu, tidak boleh terlambat apalagi sampai di--"

"--ADOOHHHH,"

Saat sedang asyik berbincang dengan Karin, secara tiba-tiba ranselnya ditarik dari arah belakang sehingga membuat Adel tidak dapat menyelesaikan perkataan penuh dramanya.

"EH BOCAH GENDENG NGAPAIN SIH LO MAIN TARIK-TARIK AJA?!?"

"Lagi ngomong sama gue nih?" tanya Adam seakan-akan tidak ada kesalahan yang sudah diperbuatnya, manusia paling nyebelin yang baru saja membuat emosi seorang Adel meledak. "Gue mau lewat dan lo ngehalangin jalan."

"Ya bisa kan ngomongnya baik-baik."

"Yi bisi kin ngimingnya biik-biik." ledek Adam lagi yang makin bersemangat membuat Adel kesal.

"Lo tuh ya masih pagi udah ngeselin aja jadi manusia, besok udahan aja lo jadi manusia."

"Lah terus gue jadi apa dong?"

"UMBI-UMBIAN."

Pusing sudah Karin melihat pemandangan di pagi hari ini yang ternyata mereka malah semakin menghalangi jalan di koridor, sehingga beberapa murid terpaksa harus berhenti menonton drama pertengkaran.

Karin pun memutuskan untuk beranjak pergi dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ke dalam kelas.

"KARIN TUNGGUIN." teriak Adel ketika melihat sahabatnya itu sudah berjalan lebih dulu dan meninggalkannya.

Adam yang kaget mendengar teriakan itu hanya bisa mengelus dadanya, "Buset itu suara apa speaker tahu bulat, berisik banget."

"Yah kok udahan sih."
"Tau, padahal lagi seru tadi."
"Masih pagi udah sweet aja ya mereka."
"Heh orang berantem mana ada yang sweet."
"Justru itu yang bikin hubungan langgeng."
"Emang mereka pacaran ya."
"Gak tau juga sih."
"Tapi mereka lucu, gue siap naik kapal Adel Adam."

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now