VII. Debaran Pertama

10 3 0
                                    

Kring... kring... kring...

Bel pulang sudah berbunyi, yang menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar pada hari itu telah selesai.

Membuat banyak murid yang terlihat bersorak seolah-olah menantikan momen tersebut.

Karin merapihkan buku-buku dan alat tulis yang ada di atas meja, kemudian memasukkan kembali ke dalam tasnya. Disampingnya, Adel juga melakukan hal yang sama.

"Eh, Rin. Nanti malem gue main ya, ke rumah lo." ucap Adel sambil menutup resleting tasnya.

Karin yang sudah selesai merapihkan buku-buku dan alat tulisnya, menoleh kearahnya. "Boleh. Dateng aja."

"Siap. Nanti gue kabarin di chat,"

Karin hanya mengangguk.

"Ikut dong gue," Adam yang mendengar obrolan mereka pun, ikut menimpali.

"Apasih ikut-ikut," sewot Adel sambil menunjuk-nunjuk ke arah Adam. "Lo itu gak diajak."

Kemudian terdengar suara tawa Adel yang sangat merasa puas karena melihat wajah masamnya Adam.

Adam yang tidak mau kalah, ikut menunjuk-nunjuk ke arah Adel. "Itu kan rumah neng Karin, bukan rumah lo."

"Eh gue sama Karin tuh mau girls time," balas Adel lagi.

"Ya, gue bisa--"

"Gak, ya. Lo main aja sama Arya,"

Adam yang semakin merasa jika Adel tidak bisa di debat lagi, mencoba meminta bantuan dari Karin melalui tatapannya. Agar memperbolehkan dirinya untuk ikut.

Tidak ada yang bisa Karin lakukan selain menuruti perkataan Adel. Karena Adel dan Adam sama-sama keras kepalanya, yang dibiarkan maka tidak akan ada habisnya. Jadi, Karin meminta agar Adam mengalah, setidaknya untuk kali ini.

Adam pun hanya bisa menghela nafasnya, "Pelit emang lo." ucapnya mengalah kepada Adel.

"Tuh, Ar. Ajak main gih temen lo," ucap Adel beralih menatap Arya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Ar..." panggil Adel lagi yang masih dihiraukan oleh Arya.

Merasa tidak ada jawaban dari Arya, membuat Karin dan Adam ikut menoleh ke arahnya.

Merasa ditatap oleh teman-temannya, membuat Arya langsung tersadar dan balik menatap ke arah mereka. "Apa?"

"Biasa aja bro, ngeliatinnya. Neng Karin gak bakalan ilang." goda Adam kepada temannya itu, yang ternyata sedari tadi Arya hanya diam sambil menatap ke arah Karin.

"Siapa yang ngeliatin?" elak Arya. Padahal sudah jelas-jelas ketahuan, tapi masih saja tidak mau mengaku.

Adam yang mendengarnya hanya terkekeh. Mulai memahami dengan sifat teman barunya itu.

"Awas jatuh cinta lo nanti sama temen gue," ucap Adel ikut menggoda Arya. "Eh duluan ya, gue udah dijemput." sahutnya lagi.

Karin hanya mengangguk, "Hati-hati, Del."

"Oke, lo juga. Dah semuaa." lalu Adel beranjak pergi dan meninggalkan ruang kelas.

Suasana kelas semakin sepi, karena kebanyakan sudah lebih pulang sedari bel berbunyi. Menyisakan beberapa orang saja yang sedang melaksanakan tugas piket.

"Yok, balik." sahut Adam mengajak Arya dan Karin menuju parkiran bersama.

Sesampainya di parkiran, langsung saja mereka menuju ke motornya masing-masing. Kebetulan motor Arya dan Karin berdekatan, sementara motor Adam terparkir berseberangan dengan motor mereka.

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now