II. Murid Baru

14 3 1
                                    

Keesokan paginya di ruang guru, terlihat beberapa guru sudah bersiap untuk pergi mengajar ke kelasnya masing-masing. Berbeda dengan wali kelas 10 IPA 3 tersebut, Bu Inne, yang masih belum beranjak dari tempatnya, bahkan terlihat seperti sedang menunggu seseorang.

"Loh Bu Inne, gak pergi mengajar?" tegur Pak Hery, guru mata pelajaran kewarganegaraan itu, yang melihat rekannya masih duduk di kursi pribadinya.

Bu Inne pun mengalihkan pandangannya menjadi menatap Pak Hery, "Iya Pak, saya lagi menunggu seseorang."

Terlihat Pak Hery mengerutkan keningnya, memang siapa yang sedang ditunggu oleh Bu Inne. "Apa Ibu sedang menunggu murid baru itu?" tanya Pak Hery.

"Betul Pak, karena tadi pagi saya baru mendapat informasi dari Pak Giyanto, beliau bilang jika murid baru itu akan masuk ke kelas IPA 3, yang artinya akan menjadi anak murid di kelas saya." jawab Bu Inne sambil tersenyum sopan.

Ya, tadi pagi-pagi sekali saat wali kelas 10 IPA 3, Bu Inne baru sampai di ruang guru. Pak Giyanto selaku guru BK SMA Generasi Bangsa tersebut memanggilnya, untuk membicarakan kembali perihal kedatangan murid baru pada hari ini.

Setelah melihat dari absensi kelas 10 IPA, yang ternyata di dalam kelas IPA 1 dan IPA 3 masih terdapat jumlah murid yang ganjil.

Benar saja. Tepat sesuai dengan prediksi Karin kemarin.

Menjadi pertimbangan bagi Pak Giyanto, sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih IPA 3 sebagai kelas untuk murid baru tersebut.

"Wah jadi mempunyai murid berjumlah genap kalau begitu, Ibu Inne. Lumayan bisa dipasang-pasangkan," canda Pak Hery yang kemudian melirik jam tangannya. "Kalau begitu saya pamit duluan ya, Bu."

Pamit guru laki-laki tersebut yang kemudian meninggalkan ruang guru dan bergegas menuju kelas pembelajarannya.

Bu Inne kembali menunggu sambil sesekali meriksa buku dan absensi yang nanti akan dibawanya ke dalam kelas.

Tok..tok..tok..

Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Bu Inne langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Setelah melihat siapa orang tersebut, barulah bu Inne bisa merasa lega.

"Permisi, Bu." sapa murid tersebut yang masih berdiri di ambang pintu.

Langsung saja Bu Inne bergegas untuk menghampirinya, "Akhirnya kamu sampai juga. Kamu baik-baik saja, nak?"

Merasa membuat guru barunya terlihat khawatir, murid baru itupun mencoba untuk memberikan pengertian, "Saya baik-baik saja, Bu." Jawabnya.

"Syukurlah, Ibu kira terjadi sesuatu dengan kamu."

Si murid baru hanya menggelengkan kepalanya dan memberikan senyum tulusnya, seolah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Karena dilihat masih ada waktu beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi, maka Bu Inne mengajaknya untuk duduk sebentar sekedar mengenalnya lebih jauh dan juga menjelaskan beberapa informasi yang harus diketahui oleh murid baru tersebut.

Termasuk memberitahunya bahwa ia akan masuk ke dalam kelas 10 IPA 3.

Kring..kring..kring...

***

Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan menandakan kegiatan pembelajaran telah dimulai. Seluruh murid SMA Generasi Bangsa, terlihat sudah memasuki kelas mereka masing-masing.

Hari ini pelajaran pertama kelas 10 IPA 3 diisi oleh Bu Rikha yang mengajar sebagai guru Matematika. Terlihat Bu Rikha sangat tepat waktu sekali saat memasuki kelas, seolah tidak ingin membuang waktu meski hanya 1 menit saja.

Ruang WaktuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora