XVII. Cie Ditungguin

6 3 0
                                    

"Rin pinjem tipe-x dong." Adam memanggil dari arah kursi belakang sambil menepuk ringan bahu Karin.

"Ilang, gak tau kemana, yang minjem belum ngebalikin." kata Karin menjawab dengan nada malasnya, karena merasa aneh saja setiap membawa perlengkapan alat tulis dengan lengkap, lalu saat pulang hanya tersisa beberapa.

"Serem juga ya, semoga orang seperti itu segera diberikan hidayahnya." Adam kembali menjawab sambil mengaminkan doanya tersebut, padahal bisa jadi dirinya yang lupa belum mengembalikan. Tetapi Karin tidak mau berpikiran yang buruk juga. Biarkan saja, nanti dirinya bisa membeli lagi.

"Nih, gue punya Dam." tiba-tiba Arya memberikan apa yang sedang Adam butuhkan.

Adam pun dibuat terkejut dengan sangat berlebihan, membuat Arya yang melihatnya pun hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.

"Lo... Lo punya Ar?" tanya Adam dengan masih tidak percaya. Seolah-olah tipe-x adalah hal yang paling mustahil dimiliki oleh murid laki-laki.

"Lo kaya ngeliat Arya ngasih pinjem lo 1M tau gak. Biasa aja kenapa." kata Adel yang mendengarkan kerusuhan di meja belakangnya dan tidak sadar ikut menimpali.

Adam pun tidak menggubris perkataan terakhir dari Adel itu. Dan kembali fokus untuk mengerjakan tugasnya sebelum bel pulang berbunyi.

"Rin nanti kan lo ada kumpulan sama anak olim. Terus gue pulangnya gimana," rengek Adel yang mengingat bagaimana nasib dirinya pulang nanti, karena tadi pagi Adel menebeng dengan Karin.

Karin yang mendengar rengekan itu pun hanya bisa terkekeh dan menghentikan kegiatan menulisnya. "Lo pilih mau tungguin gue atau motor gue lo bawa aja?" tanya Karin memberikan pilihan sambil menatap ke arah sahabatnya.

"Gimana ceritanya kalo motor lo gue bawa pulang. Terus nanti lo gimana pulangnya?" Adel balik bertanya karena merasa pilihan yang Karin berikan hanya menguntungkan dari salah satu pihak saja.

"Ya nanti kalo gue udah selesai, lo jemput gue lagi di sekolah." balas Karin sambil memasang raut jahilnya yang sangat jarang dilakukan oleh seorang Karin Putri Prasasta.

Adel saja yang mendengarnya sampai tercengang. Merasa jika Karin sudah terjangkit penyakit siput gila-- Ah maksudnya terjangkit dengan kejahilan dari seorang Adam.

"Gak ngerti gue sama jalan pikiran lo," Adel pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa lo geleng-geleng gitu. Lagi baca mantra?" Suara Adam kembali terdengar yang sepertinya sedari tadi laki-laki tersebut menguping pembicaraan Karin dan Adel.

"Dilarang kepo." sewot Adel sambil menghadap ke arah belakang dan menatap Adam dengan sinis.

Karin yang juga ikut menghadap belakang langsung saja menatap ke arah Adam dan Arya. Dan seketika mendapatkan sebuah ide.

"Del, gimana kalo lo pulang sama Adam aja nanti?" celetuk Karin sambil menunjuk ke arah Adam yang seketika membuat ketiga sahabatnya menatap ke arahnya dengan pandangan bertanya. "Atau mau pulang sama Arya?" berlanjut menunjuk ke arah Arya.

"Apaan? Gak ada, gak ada." Adam langsung menyahut dengan cepat dan menolak usulan Karin tersebut.

Merasa kesal dengan tanggapan Adam yang terlalu cepat itu, bahkan tidak segan menolaknya. Seolah-olah tidak mau memberi tumpangan untuk Adel.

"Yee siapa juga yang mau dianter pulang sama lo."

Dukk

"Awsss. Sakit woy," ringis Adam sambil mengelus kakinya dibawah kolong meja yang barusan menjadi korban tendangan empuk dari Adel. "KDRT mulu kerjaan lo." lanjutnya.

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now