XXVII. Dia Kemana

8 2 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Pak Sugi, guru ektrakurikuler olimpiade melihat jam yang menggantung di ruang laboratorium kimia. Dirasa sudah cukup untuk latihan olim mereka di hari pertama ini.

"Baik, anak-anak. Hari ini kita cukupkan. Untuk latihan-latihan soal yang masih tersisa, bisa kalian lanjutkan di rumah." ucap Pak Sugi menatap satu-persatu ke arah anak muridnya yang masih sibuk memegang alat tulis masing-masing. "Terima kasih untuk kerja keras kalian hari ini."

"Baik, pak." jawab Karin, Kalil dan Saskia dengan serempak.

"Ohiya, untuk Kalil bapak ingin meminta tolong." Pak Sugi pun berjalan menghampiri mereka bertiga, lebih tepatnya ke arah Kalil.

"Kenapa, pak?"

"Nanti kunci lab tolong kamu bawa dan berikan kepada pak satpam, ya?" pesan Pak Sugi kepada Kalil.

"Baik. Siap, pak."

Pak Sugi tersenyum.

"Yaudah. Kalo gitu, bapak pamit duluan. Kalian hati-hati pulangnya." ujar Pak Sugi yang kemudian berjalan keluar dari lab terlebih dahulu.

"Huuhh.. Pegel banget badan gue." keluh Saskia sambil meregangkan sedikit otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

"Semangat. Kita harus sama-sama sampe akhir." Kalil yang memang terlihat lebih dewasa dari ketiganya pun, mencoba menghibur dan memberikan rasa semangatnya. Walau dirinya sendiri juga merasakan lelah.

Lalu, mereka bertiga langsung merapihkan alat tulis dan juga buku-buku latihan soal. Kemudian bergegas untuk segera pulang kerumah masing-masing.

"Pada langsung pulang?" tanya Karin yang sudah bersiap dengan ransel di punggungnya.

"Iya. Gue udah dijemput." jawab Saskia terlihat sibuk menatap layar ponselnya. "Gue duluan ya."

"Hati-hati, Sas."

"Yoi, kalian juga hati-hati nanti pulangnya."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Saskia lebih dulu keluar dari lab dan meninggalkan mereka berdua.

"Yuk." ajak Karin yang melihat Kalil sudah selesai merapihkan buku-bukunya.

Kalil mengangguk, lalu mengikuti langkah Karin untuk keluar dari lab. Sebelum itu, Kalil merapihkan sedikit kursi-kursi yang sudah mereka pakai. Serta mematikan lampu yang ada di dalam ruangan.

Setelah memastikan semuanya sudah rapi, Kalil langsung mengambil kunci yang tergantung di balik pintu. Lalu langsung menutup pintunya dengan rapat dan tak lupa untuk menguncinya.

"Karin duluan aja. Gue mau balikin kunci dulu." ucap Kalil memandang ke arah Karin yang menunggunya di depan lab.

"Bareng..." Karin menggantungkan ucapannya ketika mengingat sesuatu. Dan dengan cepat menatap ke arah Kalil. "Yaudah gue duluan ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Kalil, langsung saja Karin bergegas pergi meninggalkannya.

Yang mana mengundang tatapan tanya dari benak Kalil, karena sedari tadi Karin sangat anteng. Berbeda dengan yang barusan yang terlihat seperti sedang terburu-buru, setelah berhasil mengingat sesuatu.

"Kenapa dia?" tanya Kalil entah pada siapa, sambil melihat ke arah Karin yang sudah menghilang di belokan lorong.

***

Karin sedikit mengambil nafasnya karena sedari tadi, ia berlari hingga ke depan gerbang sekolahnya.

Ya, tujuan Karin saat ini adalah ke minimarket yang berada di seberang sekolah. Sewaktu sore seperti ini, keadaan kantin sudah sepi dan para penjual kebanyakan sudah pada menutup kedainya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now