XI. Pulang Bareng

8 3 0
                                    

Hari semakin sore dan suasana di sekolah sudah semakin sepi.

Arya fikir untuk pertemuan pertamanya hanya diisi dengan perkenalan saja, tapi ketua basketnya yang akrab dengan sapaan Bang Hugo itu, mengajarkannya tentang teknik-teknik dasar bola basket.

Dan beruntungnya kemampuan yang dimiliki Arya dalam menguasai basket, masih sangat baik. Hanya tinggal dilatih secara terus menerus.

Pilihannya untuk memilih ekskul basket, tidak salah.

Karena Karin.

"Oke latihan kita lanjut minggu depan." kata Hugo yang menyudahi kegiatan mereka semua.

Arya pun langsung berkemas untuk bersiap pulang. Sambil menahan haus karena dirinya tidak mengetahui jika ada jadwal ekskul basket sore hari ini dan kantin juga sudah pada tutup. Jadi, Arya akan menahannya sampai depan sekolah nanti untuk mampir sebentar ke minimarket.

"Langsung balik, Ar?" tanya Hugo yang menghampiri Arya di tepi lapangan.

"Iya, Bang. Udah sore juga." balas Arya mencoba bersikap sopan kepada seniornya itu.

"Gue seneng lo masuk basket. Dan teknik main lo juga keren banget, gue akui itu." bang Hugo berucap dengan perasaan bangganya sambil menepuk pundak Arya.

Arya yang mendengarnya hanya bisa tersenyum, "Makasih juga, Bang. Udah nerima gue disini."

Lantas Hugo pun kembali tertawa melihat kepolosan seorang Arya Langit Gemintang.

"Sayaaang.. Pulang, yuk."

Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba saja seorang murid perempuan datang menghampiri dan langsung menggandeng mesra lengan Hugo yang berada di hadapan Arya.

"Main gandeng-gandeng aja. Malu ada Arya." kata Hugo kepada murid perempuan tersebut. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Retha, pacar Hugo sekaligus teman sekelas Arya.

"Eh, ada Arya." ucap Retha sambil terkekeh.

"Santai aja, Bang." Arya pun mencoba memaklumi tingkah kedua pasangan yang sedang bucin tersebut.

Hugo hanya menganggukan kepalanya dan kembali menatap ke arah pacarnya. "Kok baru pulang? Nungguin aku dari tadi?"

"Ih, enggak yaa." sanggah Retha sambil melepaskan gandengannya di lengan Hugo. "Tadi aku abis dari ruang guru bantuin Bu Inne. Sama Karin juga, kita berdua disana." lanjutnya.

Arya yang masih berada disana dan mendengar nama Karin disebut, merasa penasaran. "Sama Karin?"

Retha menoleh ke arah Arya, "Iya. Terus kita keluar bareng, nah pas gue kesini kayanya Karin udah ke parkiran duluan."

Tanpa berlama-lama lagi, Arya pun langsung pamit untuk segera ke parkiran.

"Kenapa tuh? Naksir dia sama temen kamu?" tanya Hugo yang melihat kepergian Arya.

Retha berpikir sejenak setelah pacarnya berucap seperti itu. Memang dirinya tidak begitu kenal dekat dengan Karin maupun Arya, tapi beberapa kali Retha sering bertegur sapa dan terlibat beberapa hal dengan Karin. Seperti kerja kelompok, membantu Bu Inne, bisa dibilang Karin seperti sekretaris kedua yang selalu membantu Retha.

Diluar itu semua, baik tentang kisah asmara, mereka tidak begitu ikut campur.

***

Sesampainya di parkiran, Arya sudah tidak melihat lagi adanya motor Karin yang terparkir. Yang menandakan jika perempuan itu pasti sudah pulang.

Menghela nafas lelah karena sehabis basket juga, langsung saja Arya menuju ke motornya dan bergegas untuk pulang. Tidak lupa juga untuk mampir ke minimarket untuk membeli air mineral.

Ruang WaktuWhere stories live. Discover now