1

1.8K 131 16
                                    

Seokjin membenci dunia. Ia benci pada dirinya sendiri. Hari ini ia menyadari bahwa hidupnya hancur sepenuhnya, ia berjalan lemas dan duduk di kursi dengan enggan menatap lurus ke depan dan melihat seorang pengacara yang menatapnya dengan tatapan serius yang juga sama.

Dua orang polisi berjaga di depan pintu dan seorang sipir penjaga bertubuh tinggi kurus mengawasinya dengan sikap sangat  waspada.

Seokjin memicingkan matanya dan merasakan amarah kembali muncul  di dalam dadanya, ia ingin mengusir pria itu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang ia berada dalam kondisi yang sangat terpuruk.

"Tuan muda, anda sangat beruntung karena anda hanya mendapat vonis hukuman penjara selama lima tahun" pengacara berwajah serius tiba-tiba menyeringai dan Seokjin masih memicingkan matanya, melihat senyuman licik dan aneh dari ekspresi wajah pria itu.

"Aku tidak keberatan hidup selamanya di tempat buruk ini, tapi  ini tidak adil karena dia tetap hidup nyaman dan bebas di luar sana" Seokjin mengemertakkan giginya, rahangnya mulai mengeras saat ia berbicara dengan suara yang sangat dingin. Ia sedang membicarakan tentang ayahnya.

"Anda terlihat sangat putus asa, tuan muda,-" pengacara menyeringai lagi dan Seokjin menatapnya dengan sikap acuh tak acuh.

"Sebenarnya apa tujuanmu untuk datang menemuiku"

"Saya datang untuk menyampaikan sebuah kabar tentang anda dari Tuan Kim Seonho,   beliau sudah memutuskan untuk mengeluarkan anda dalam daftar keluarga, dan anda bukan lagi bagian dari keluarga Kim, hak anda sebagai salah satu penerus Grup Kim telah dihapuskan"

"Berita  yang sangat menarik, Tuan Kang" Seokjin menyeringai dan mendecih pelan, mengejek sekalis sedikit kesal, ia menatap pengacara itu dengan wajah jijik dan mencodongkan tubuhnya ke depan kaca pembatas yang menghalangi tahanan dengan  pengunjung luar. "Aku tidak peduli dengan harta pria brengsek itu, dan aku juga merasa malu karena ia pernah menjadi ayahku"

Pengacara itu melihat kebencian yang terpancar jelas di mata Seokjin, pemuda berusia 25 tahun itu terlihat begitu menahan amarah, wajahnya merah dan matanya melotot dengan kemarahan yang hampir meledak.

"Sayang sekali ia masih hidup! Harusnya aku berhasil membunuhnya saat itu" seokjin mengumam pelan dan pengacara Kang mash menatapnya dengan serius.





🔹️🔹️🔹️🔹️🔹️







4 tahun kemudian.....

Seokjin memicingkan mata saat sinar  matahari jatuh di atas wajahnya, ia berusaha beradaptasi dengan cahaya terang yang menyerangnya saat ia membuka mata. Ia ketiduran di tepi lapangan dan sipir penjara membangunkannya saat itu juga.

"1204, akhirnya kamu bangun"

Sipir berwajah masam mendorong tongkat ke bahu seokjin, memberikan tekanan agar pemuda itu berpindah dari samping dinding kawat pembatas lapangan.

"Kembali ke selmu, waktu bersantai di luar sudah habis" sipir bertubuh besar itu mencodongkan wajahnya pada Seokjin, menatapnya dengan wajah jutek.

Seokjin tidak berkata apa-apa, ia hanya merepson sipir itu dengan tatapan mata setengah mengantuknya, ia tidak suka berinteraksi dengan orang-orang di dalam penjara, bahkan ia mulai terbiasa untuk tidak berinteraksi dengan manusia dan ia tidak takut merasa kesepian sama sekali.

Seokjin berjalan santai dan menuruti perintah sipir itu, ia berjalan ke arah selnya dan bertemu dengan tahanan lain yang berjalan berkelompok.

Mereka menatap Seokjin yang berjalan melintas dengan wajah benci dan salah satunya melirik ke arah punggung Seokjin sejak tadi, diantara mereka ada yang berbisik-bisik dan mengejek Seokjin secara terang-terangan.

Standing Next to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang