35

757 81 22
                                    


Jungkook tak sanggup marah terlalu lama, seokjin membujuknya, ia lekas luluh dan ia menyadari bahwa sifat kenakan-kanakannya harus dihentikan dan ia harus menghapuskan dendam dan sakit hatinya dari masa lalu.

Ia memejamkan mata dan merasakan pelukan Seokjin di pinggangnya, ia kini berani berbalik dan tak lagi memunggunginya seperti hari kemarin yang melelahkan.

"Maafkan aku, Jungkook...aku mengambil keputusan sendiri dan membayar hutang ayahmu, seharusnya aku memberitamu lebih dulu ..." Seokjin menempelkan keningnya di kening Jungkook, tangannya terulur naik ke atas wajah untuk mengusap pipi Jungkook secara perlahan.

"Aku juga minta maaf, yeobo- masalah ayahku sudah banyak membebanimu,-dan  keluargaku sudah banyak menyusahkanmu"

"sayang....aku tidak peduli, jangan berpikir seperti itu, aku sama sekali tidak merasa terbebani.."

"Tapi ..."

"Aku mencintaimu, jangan merasa sendirian lagi, dan jangan pernah menganggap kehadiran keluargamu sebagai beban untukku.."

Jungkook mengela napas berat dan menatap mata Seokjin dengan tatapannya yang dalam.

"Kenyataannya ayahku adalah pria pecundang dan sangat brengsek dan..ia sangat menyedihkan"

Jungkook menatap Seokjin dengan tatapan sedih, ia kemudian mengubah posisi berbaringnya, telentang menatap langit-langit kamar dengan wajah yang sendu. Seokjin membelai rambutnya lembut.

"Tapi ia beruntung karena punya anak sepertimu Jungkook, dan kamu sangat berharga di hatiku"

Seokjin bergeser dan memeluk Jungkook dengan erat, membuat Jungkook merasa sangat dicintai dan disayangi, ia mengusalkan wajahnya di leher Jungkook, mereka terkekeh dan suara tawa seokjin yang lepas membuat Jungkook  menahan senyum.

"Kenapa kamu ketawa?" Jungkook mengerutkan alisnya dan Seokjin memberikan kecupan suci di kening Jungkook.

"Kemarin aku menemani Yoongi di toko barang antik, dan aku ingat dengan lukisan rusa yang mirip denganmu"

"Rusa? Apa wajahku seperti rusa?" Jungkook bingung, tidak bisa mengartikan kata-kata seokjin sebagai pujian atau bukan.

"Matamu..mirip seperti lukisan rusa itu, mata besar yang polos dan cantik" Seokjin tersenyum dan ia menatap mata Jungkook dengan sayang."Matamu sangat indah" kelopak mata Jungkook berkedip cepat.

"Kamu menyukai mataku?" Jungkook terkekeh dan Seokjin mengangguk dengan cepat."aku menyukainya"

"Dan...Aku suka dengan garis bibirmu" celetuk Jungkook sambil mengusap bibir Seokjin dengan jari tangannya, ia menatapnya dengan lembut, dadanya berdebar kencang dan bersemangat, semburat merah jambu muncul di wajah Seokjin. Bibirnya berkilau dan tampak sangat menggoda.

"Aku ingin menciummu"  Jungkook mendekat.

"Kamu bisa menciumku sepuasnya" Seokjin tergelak dan ia mendekatkan wajahnya, memberikan ciuman manis yang sangat disukai oleh Jungkook.

Perasaan Jungkook menjadi penuh, sekarang semuanya perlahan-lahan menjadi membaik, ia merasa sangat disayangi oleh Seokjin, dan untuk selamanya, ia selalu ingin hidup rukun bersama cinta sejati di dalam hidupnya.



🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️

Seokjin sedang menonton film  superhero saat Jungkook datang dan bergabung dengannya di ruang tengah, Jungkook mengatakan bahwa akhirnya ia bisa memberanikan diri untuk datang sendirian dan menjenguk ayah serta adiknya di rumah sakit,

Seokjin lega karena Jungkook sudah bersikap bijak dan mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya, ia mencoba untuk menerima ayahnya kembali, memaafkan masa kecil yang pahit karena orangtua yang menelantarkannya dan membuat hidupnya pernah menderita.

Standing Next to YouWhere stories live. Discover now