11

646 90 15
                                    

Jungkook masuk ke dalam dapur dan menemukan Seokjin sedang berdiri di depan kompor, sibuk memasak dan menyiapkan sarapan pagi. Pandangan Jungkook jatuh pada punggung lebar Seokjin, pundak yang terlihat kokoh dan kuat itu selalu dikaguminya sejak dulu.

"Rasanya ingin peluk Jin hyung" gumam Jungkook dalam hati, wajahnya hampir meringis dan ia menahan diri untuk bergerak menghampiri Seokjin.

Kemarin Jungkook bisa memeluk Seokjin dengan bebas, tapi setelah mereka  sepakat  untuk berhenti saling menyentuh satu sama lain dan berteman dengan normal, maka Jungkook tak bisa melakukan kesalahan seperti kemarin. Tak ada lagi sentuhan mesra yang bisa ia lakukan sesuka hati.

"Ah, aku tidak bisa memeluk Jin hyung sembarangan" batin Jungkook gelisah, ia meremat tangannya dengan gusar dan matanya memandang punggung lebar Seokjin  dari belakang.

"Jin hyung masak apa?" Tanya Jungkook pada seokjin yang tiba-tiba berbalik untuk memindahkan omelet dari fryingpan.

Seokjin memperlihatkan omelet yang sudah berpindah di atas piring, sebelah tangannya memegang spatula dan ia tersenyum manis kepada Jungkook.

Aroma masakannya wangi, dan seokjin lanjut memasak nasi goreng kimchi.Rasa lapar melanda perut Jungkook, aroma masakan  seokjin membuat air liurnya menetes.

Seokjin menata masakannya di atas meja, ia sarapan bersama Jungkook dalam keheningan di menit-menit pertama. Entah mengapa suasana menjadi sangat canggung sekarang, seokjin bisa merasakan hal itu dengan jelas dimana Jungkook yang lebih sering menghindari tatapan matanya, lebih pendiam dan terlihat agak pemalu?

Mungkin Seokjin akan menyingkirkan prasangka itu dari dalam pikirannya, seharusnya Jungkook tidak menjadi pemalu saat sedang bersama dengannya, ia bukan orang asing bagi Jungkook, karena Jungkook hanya bersikap pemalu pada orang asing.

Tiba-tiba Seokjin membayangkan meja makan tiba-tiba menjadi elastis, tiba-tiba melebar sangat luas, ia menatap Jungkook di seberang meja, ia makan dengan tenang, menyumpit omelet dengan sangat pelan, menyungah makanan dengan lesu, menunduk dan seolah mengabaikan kehadirannya. Jungkook menjauh dan ada jarak yang terbentang diantara mereka.

"Jin hyung?"

"Eh?"

Suara Jungkook memecah gelembung dalam pikirannya yang keruh.

"Hyung bengong"

"Oh.."

"Hyung mikirin apa?"

"Tidak, "

Seokjin mengeleng pelan dan salah tingkah, ia menyendok nasi goreng kimchi buatannya, menjejalkan makanan ke dalam mulutnya hingga penuh.

Jungkook tiba-tiba menatapnya dengan cemas dan seokjin segera memalingkan pandangannya dan ia tidak mau ditatap dengan ekspresi seperti itu,

Suasana sarapan yang canggung dan terasa aneh membuat Seokjin merasa tidak nyaman, ia mengunyah dengan cepat dan menghabiskan makanannya segera.  Berbeda dengannya, Jungkook melahap makanan dengan lambat.

Seokjin tidak akan menegur Jungkook dan bertanya mengapa Jungkook seolah mengulur waktu saat menghabiskan makanannya, apakah masakan buatanya tidak enak? Karena ia terlihat kurang selera makan. Seokjin berusaha untuk tidak tersinggung dan kecewa.

"Aku sudah selesai" Jungkook mengangkat wajahnya melihat Seokjin yang berdiri lalu berjalan sambil mengangkat piring kotor dan gelas, memindahkan benda itu ke dalam sink cuci piring.








🔹️🔹️🔹️🔹️🔹️🔹️















Jungkook tiba di meja no.15, seperti biasa ia melaksanakan tugasnya  mengantar pesanan makanan dan minuman di meja  pengunjung Cafe.

Standing Next to YouWhere stories live. Discover now