7

623 92 16
                                    

Suasana hati Jungkook menjadi buruk setiap kali ia melihat gadis bernama Minji datang menemui Seokjin di Cafe, dan ia kerap melihat Seokjin menjawab telpon gadis itu secara sembunyi-sembunyi, seolah ia tidak ingin orang lain mendengarkan percakapannya dengan gadis itu.

Jungkook tidak bisa berbuat apa-apa, ataupun menuntut Seokjin untuk terbuka tentang gadis itu. Ia tidak berhak untuk cemburu atau melarang Seokjin menjalin hubungan dengan gadis lain, karena Jungkook sadar bahwa ia tidak memiliki hubungan yang resmi dengan Seokjin, dan dia bukan siapa-siapa.

Seokjin bertemu dengan Minji di dalam Cafe, dan mereka mengobrol dengan serius, Jungkook terus memperhatikan keduanya dan yoongi meletakkan sepiring Cheese cake dan dua gelas frappucinno pesanan pengunjung di atas meja konter.

"Jungkook, antar kue dan minuman  ini di meja no. 17, "

"Ok hyung"

Jungkook mengangguk pelan dan melaksanakan perintah Yoongi dengan patuh, setelah mengantar pesanan pengunjung meja no. 17, mata Jungkook terus mengawasi gerak gerik Seokjin dengan gadis yang bernama Minji.

Ia pernah mendengar Seokjin menyebutkan nama gadis itu secara langsung saat ia tidak sengaja mencuri dengar ketika ia melintas di depan meja Seokjin yang sedang mengobrol dengan gadis itu

Seokjin dan gadis itu kemudian keluar dari Cafe dan ia sangat terkejut saat ia melihat seokjin dan si gadis asing berciuman di  area parkiran yang sedang sepi. Jungkook menyesal telah mengikuti Seokjin dan hatinya hancur ketika melihat gambaran nyata menyakitkan yang baru saja disaksikannya

"Jin hyung"

Tubuh Jungkook mendadak lemas, ia merosot jatuh dan berjongkok di tembok  samping bangunan Cafe, diam-diam ia masih memata-matai Seokjin dan sampai akhirnya mereka akhirnya berdua selesai berciuman, dan Seokjin berpisah dengan gadis itu.

"Oppa, kamu harus mendengarkan aku.."

"Apa lagi Minji?"

"Aku masih mencintaimu, Oppa.."

Air mata Jungkook berderai ia menyaksikan Seokjin memeluk gadis itu, saat ini tubuhnya seolah membeku dan kakinya terasa sangat berat untuk melangkah kabur, ia menahan diri untuk merasakan rasa sakit yang lebih banyak.

Seokjin dan gadis itu mulai terlihat berdebat, wajah Seokjin serius dan gadis itu menangis setelah mencium Seokjin. Pertengkaran pasangan yang berhasil membuat Jungkook semakin patah hati.

Brukk!!!-, suara tong sampah yang jatuh begitu keras langsung membuat Seokjin dan gadis itu menoleh ke arah samping bangunan cafe, Jungkook melarikan diri dan menarik pintu Cafe, bersembunyi di dalam dapur. Seekor kucing liar baru saja meloncat ke tempat sampah dan menimbulkan suara berisik yang menarik perhatian orang lain. Kucing itu mengeong kecil dan mengais sampah yang ada di tong sampah di samping bangunan Cafe.

Tubuh Jungkook gemetar dan ia masih meringkuk di samping meja. Yoongi mengerutkan keningnya, dan bingung saat memergoki Jungkook yang sedang bertingkah aneh.

"Jungkookie?"

Tubuh Jungkook tersentak kaget dan ia melihat Yoongi yang menatapnya bingung tapi kemudian tatapannya berganti menjadi khawatir ketika menyadari bahwa Jungkook menangis dan ia menahan suaranya, menutup mulutnya dengan tangan yang gemetaran, mata besarnya melotot sekilas dan terlihat merah.

"Jungkookie? Kamu kenapa nangis?"

Jungkook mengelengkan kepalanya dengan kencang dan Yoongi ikut berjongkok di sampingnya.

"Kook? Ada apa kook?"

"Hyung..a-aku....gak ada apa-apa!!"

Jungkook berdiri dan menyekah air matanya, ia menghindari kontak mata dengan Yoongi, dan ia sangat malu dan perasaannya sekarang sudah semakin hancur lebur.

Standing Next to YouKde žijí příběhy. Začni objevovat