18

825 108 28
                                    

🔹️Standing Next to You🔹️

Jungkook melambaikan tangan ke arah mobil Yeri, gadis itu menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum manis kepada Jungkook. Setelah Yeri pergi Jungkook terdiam dan perasaannya menjadi buruk, ia merasa bersalah pada gadis itu dan ia sadar bahwa ia seharusnya berhenti memberikan harapan palsu kepada Yeri.

Pikirannya masih kalut, langkah kakinya  gontai dan lemas menuntunnya pergi dan ia akhirnya tiba di dalam rumah, Jungkook masih memikirkan perasaannya kepada Yeri dan  juga Seokjin, tapi pikiran kusutnya saat ini didominasi  oleh pikirannya terhadap Seokjin, dan ia tidak bisa menghilangkan perasaan cintanya yang semakin menguat kepada orang lain yang sudah melukai hatinya berkali-kali.

"Jin hyung, kamu brengsek!"

Jungkook menangis sambil berbaring di tempat tidurnya yang sederhana, ia menutup matanya dengan sebelah lengannya, menangis terisak dengan perasaan yang kalut karena pikirannya yang dikacaukan oleh kehadiran Seokjin yang membuatnya dilema.

Di tempat lain, Seokjin sebenarnya sama seperti Jungkook, ia juga sedang dilanda oleh pikiran yang kalut dan kacau seperti Jungkook.

Seokjin menghisap rokoknya dan menatap Namjoon yang menyesap wine dengan santai dan pelan, di atas pangkuan adiknya, ada sebuah buku novel berbahasa asing yang belum selesai ia baca.

"Sekarang sudah larut malam.... Sebaiknya hyung menginap di rumahku malam ini" Namjoon meraih bukunya dan ia melanjutkan bacaannya yang tertunda karena kedatangan sang kakak yang tiba-tiba datang bertamu   tanpa kabar pemberitahuan lebih dulu.

"Maaf, Nam...apa kah aku menganggumu?"

Namjoon mengerutkan keningnya, ia  memperbaiki posisi kacamata bacanya dan memicingkan mata dengan heran. "Tidak Hyung, apakah kamu ingin curhat tentang sesuatu?"

Seokjin menghindari tatapan penasaran dari sang adik, ia bahkan sengaja mengabaikan ucapan Namjoon yang terdengar lembut.  ia menghisap rokoknya lagi, melirik botol wine mahal di atas meja lalu mengalihkan pandangan ke arah dua puntung rokok yang ada  di dalam asbak.

Kebiasaan buruknya adalah merokok dan kebiasaan buruknya itu semakin menjadi-jadi saat ia dilanda stress dan perasaannya menjadi buruk dan pikirannya menjadi kacau.

Namjoon berdehem pelan dan meletakkan bukunya di atas meja, ia melirik ke arah asbak dan puntung rokok yang tertinggal di wadah itu, ia tidak pernah menegur kebiasaan buruk Seokjin sebagai perokok berat, tapi ia berharap kelak suatu hari kakaknya bisa berhenti dan bisa menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.

Seokjin memadamkan rokok terakhir yang ia hisap hampir setengah, ia bertukar pandang dengan Namjoon yang menatapnya penuh curiga.

"Apakah Minji  membuatmu pusing lagi, hyung?"

Seokjin menggeleng dan langsung tersenyum getir. "Minji sudah balik ke Amerika, aku tidak memikirkan dia... apakah dia tidak memberitahumu, Nam?"

Namjoon mengerutkan keningnya dan ia sedikit agak terkejut. "Aku tidak tahu hyung, Minji tidak mengabariku"

"Dia sudah balik ke Amerika, sebelum ia pergi, Minji datang menemuiku"

"Apakah dia mengganggumu lagi hyung? Kali ini apa lagi yang Minji katakan?" Wajah Namjoon tampak serius, ia mengenali Minji dengan baik dan ia sadar bahwa gadis itu bisa melakukan tindakan yang nekat dan juga bodoh.

"Minji memintaku untuk kembali kepadanya, memulai hubungan kami kembali dan tinggal bersama di Amerika, tapi aku sudah menolak semua tawarannya itu,"

Tatapan Mata Seokjin sayu dan juga sendu, ada kesedihan yang tersirat dalam sinar matanya yang terlihat redup.

Standing Next to YouWhere stories live. Discover now