10

693 90 17
                                    

Seokjin bersikap tenang saat Jungkook pamit pergi dan ia mulai menutup pintu dengan perlahan. Langkah kakinya berat dan tubuhnya mendadak lemas karena perasaannya yang bingung bercampur dengan pikiran kusut dan semakin gelisah.

Tubuhnya merosot saat duduk bersandar di sofa bednya yang empuk dan nyaman, Seokjin mulai gusar dan ia menundukkan wajahnya saat perasaan sedih muncul dan tumpang tindih dengan perasaan gusar yang lain di dalam hatinya

"Jin hyung, aku menyukaimu!" Suara Jungkook menggema di dalam pikirannya, ia bisa membayangkan gambaran wajah lugu Jungkook yang muncul dan tersenyum dengan manis dan doe eyesnya yang menarik dan berbinar-binar bahagia.

"Jungkook, kamu..."

Seokjin meremas tangannya sendiri dan kenangannya muncul dimana ia  melihat Jungkook yang bahkan masih bisa tersenyum saat mereka mendekam di dalam penjara.

Jungkook yang ingin menjadi temannya, pasrah dengan segala penderitaan dan tantangan yang menemani hari-harinya yang membosankan saat dikurung bersama banyak penjahat brengsek yang berbahaya.

"Aissh, sial!"

Seokjin mengumpat dan ia tidak bisa menghilangkan wajah Jungkook di dalam pikirannya, ia menghempaskan kepalan tangannya lalu mencengkram tangannya yang lain dengan gelisah.

"Jungkook.."

Tubuhnya telah mengkhianati pikirannya sendirinya, Seokjin menekan ego tingginya, membuang gengsinya begitu saja, ia meloncat dari sofa dan berlari tergesa menuju ke depan pintu. Ia bahkan tidak memakai alas kaki, ia panik dan berlari kencang menuruni tangga, ia tidak menggunakan lift, ia terlalu terburu-buru dan tidak sabar saat menunggui pintu lift terbuka.

Seokjin berlari kencang dan nafasnya terengah, ia sangat lega saat melihat punggung Jungkook dari belakang, Jungkook hampir berjalan melintasi gerbang gedung apartment Seokjin.

"Jungkook!!!!" Teriak Seokjin dengan keras.

Jungkook terkejut dan menoleh ke belakang, ia melihat Seokjin berlari kecil menghampirinya, dan pria itu terlihat ngos-ngosan, keringat dingin meluncur di pelipisnya dan ia sedikit membungkuk sambil memegang kedua lututnya.

"J-jungkook.."

"Jin hyung?"

"Jangan pergi!"

Seokjin melotot dengan ekspresi marah, wajah, leher hingga telinganya menjadi merah dan ia terlihat sangat panik.

"Eh? Hyung?"

"Jangan pergi!"

"Tapi...Hyung?"

"Tetap tinggal bersamaku!"

Seokjin memeluk Jungkook dan menekan tubuh Jungkook dengan kuat, perlakuan Seokjin yang mengejutkan langsung membuat Jungkook menjadi sangat bingung.



🔹️🔹️🔹️🔹️🔹️🔹️


Jungkook ingin berhenti berharap, seokjin sudah menolak cintanya dan Jungkook masih tetap mengejarnya. Jungkook ingin menyerah tapi ia selalu kembali pada lingkaran yang sama. Ia seperti berlari pada lingkaran beracun di mana ia selalu berhenti kepada Seokjin dan ia lagi-lagi terjebak dalam sikap plin-plan dan juga menyiksa batinnya sendiri.

Seokjin tiba-tiba mengejarnya, dan Jungkook luluh dengan mudah, ia dan Seokjin kembali ke rumah dan Seokjin menciumnya dengan putus asa sejak mereka menutup pintu hingga keduanya jatuh di atas tempat tidur.

sampai Seokjin menelangkup wajahnya dan menatapnya tanpa berkata apa-apa, seolah kedua mata mereka berbicara satu sama lain, dan Jungkook telah tersesat di dalam tatapan mata elang yang tajam, iris mata yang berwarna coklat gelap dan membuatnya kembali jatuh cinta.

Standing Next to YouKde žijí příběhy. Začni objevovat