33

485 76 13
                                    


Seokjin meluangkan waktunya di akhir pekan bersama Jungkook, ia bahagia sekaligus lega setelah berbaikan dengan Jungkook, ia mencoba untuk berpikiran lebih bijak dan dewasa, dan kembali memperbaiki komunikasi mereka yang sempat memburuk.

Jungkook juga mengambil banyak pelajaran setelah masalah mereka meredah dan ia menyadari sikapnya yang salah, karena ia sulit untuk berkata yang sebenarnya kepada Seokjin, dan menganggap masalahnya dengan Dongmin awalnya hanya masalah sepeleh namun pada akhirnya menjadi duri dalam daging dan semakin menyusahkannya di kemudian hari.

Jungkook merenung dan ia telah bersikap tegas kepada Dongmin, ia harus menjaga hatinya dan ia sadar bahwa cintanya hanya untuk Seokjin seorang dan ia tidak ingin kesalahpahaman kembali menganggu kehidupan rumah tangganya yang harmonis.

Seokjin membelai rambut hitam Jungkook yang halus, rambutnya sudah mulai tumbuh memanjang terurai hingga menyentuh bahu, Jungkook memejamkan mata, menikmati sentuhan  lembut di rambutnya, merasakan hatinya menghangat dan dipenuhi cinta.

"Jadi kamu tetap akan memaafkan Dongmin?"

Jungkook membuka matanya saat Seokjin menggeser usapan di rambutnya, perlahan-lahan membelai pipi Jungkook.

Mereka bertatapan, dan tatapan mata Jungkook terlihat teduh dan ia menganggukkan kepalanya dengan pelan

"Dia bilang bahwa dia akan jadi teman yang baik"

"Benarkah?" Seokjin mengerutkan keningnya dan perubahan raut wajahnya lantas membuat Jungkook menarik sudut bibirnya, senyuman ringan telah merekah di wajah cantiknya.

"Iya, yeobo...dan aku hanya mencintaimu...kamu harus mengingat hal itu.."

Jungkook tersenyum lagi dan mendekat, ia menyatuhkan keningnya di kening Seokjin, hingga ujung hidung bangir mereka saling menyentuh dan bergesekan, membuat Seokjin menarik napas dalam-dalam dan membalas senyuman manis yang diberikan oleh Jungkook.

"Aku tahu, kamu mencintaiku..maafkan aku..." gumam Seokjin pelan. "Awalnya aku hanya cemburu" dia terkekeh.

"Takut aku direbut orang lain?" Jungkook menyeringai dan sengaja menggoda dengan ucapan usilnya.

"Ya, karena kamu adalah milikku"

Seokjin mengangkat kedua alisnya, menahan senyumnya dengan main-main, ia mengelus pipi Jungkook dengan jari-jari tangannya yang unik karena sedikit bengkok, Jungkook merasakan sensasi geli di kulitnya, sentuhan dan ucapan itu juga memiliki sengatan yang membuat tubuhnya menjadi panas.

"Yeobo..."

"Aku sayang kamu, Kookie"

Jungkook memejamkan matanya dan dadanya berdebar kencang dengan bahagia, apalagi saat Seokjin mulai menempelkan bibirnya, menciumnya dan mengusapnya lalu membuainya dengan tatapan yang dalam.

Keduanya terlarut dalam ciuman yang penuh dengan kerinduan, dan rasanya sangat menyenangkan karena hati Jungkook senang dan ia sudah berbaikan dengan Seokjin seperti sedia kala.

Ciuman mereka  berlangsung cukip lama karena Jungkook membalas ciuman Seokjin seolah ia tidak memikirkan hari esok, tapi pada akhirnya mereka butuh udara, bibir mereka pegal, saliva mereka terjalin dan Seokjin menarik wajahnya, untuk melepas tautan bibirnya lebih dulu.

"Sayang..." Seokjin menempelkan keningnya pada kening Jungkook dan mereka berdua terkekeh kecil hampir bersamaan."Kita butuh udara"  tangannya mengelus bibir Jungkook yang basah dan mulai sedikit bengkak, saliva sedikit menempel di jari bengkoknya, ia sama sekali tidak merasa jijik.

Jungkook membuka mulutnya dengan nakal, tangannya menangkap jari seokjin dan mengecupnya dengan menggoda.

"Ah, ya...jangan lakukan itu" seokjin tersipu hingga telinganya menjadi merah, ia ingin menarik tangannya dari mulut Jungkook, tapi sedikit menggodanya. Tatapan dalam jungkook seolah ingin memakannya saat itu juga, lidah Jungkook menari bersama jari seokjin yang bergerak di dalam rongga mulutnya.

Standing Next to YouWhere stories live. Discover now