12

639 97 50
                                    

Jungkook senang saat Yeri mengungkapkan perasaannya secara jujur dan tulus, tapi disisi lain ia mendadak bingung karena pengakuan cinta Yeri berarti bahwa Jungkook harus memberi jawaban pasti pada gadis itu secepat mungkin, dan ia tidak enak hati untuk menolaknya begitu saja.

Untuk sementara Jungkook masih ragu, tapi Yeri mengatakan bahwa ia akan menanti balasan dari perasaan Jungkook. Dan Jungkook masih berusaha untuk memulihkan hatinya yang pernah terluka.

Jungkook pulang ke rumah setelah menonton pertunjukkan band Pinwheel di festival musik kampus yang meriah. Ia terkejut saat berjalan menghampiri pintu dan ia melihat Minji baru saja keluar dari apartment Seokjin. Tatapan mereka bertemu dan gadis itu menatapnya dengan angkuh, garis bibirnya lurus dan ia melipat tangannya ke depan dada.

"Ck, kamu masih tinggal bersama Jin Oppa?" Minji menyergapnya dengan cibiran dan tatapan sinis

"Iya" Jungkook mengangguk pelan.

"Dasar manusia sampah tidak tahu malu!! dasar parasit! Seharusnya kamu angkat kaki dari rumah Jin Oppa, oh..bukan hanya pergi rumahnya, kamu juga harus pergi dari kehidupan Jin Oppa!"

Jungkook heran karena Minji yang menghardiknya, gadis itu selalu mencari keributan dan selalu mencoba untuk merendahkannya dengan melontarkan makian yang begitu kasar.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana orang aneh sepertimu mencoba menggoda Jin Oppa, dan nekat melakukan banyak hal-hal menjijikkan yang tidak pantas"

Minji terus mengolok-olok Jungkook, dan gadis itu melototkan matanya sekilas, memberi kesan mengacam sekaligus benci.

"Tenang saja Minji-ssi, aku dan Jin hyung hanya berteman biasa dan aku tidak akan melakukan hal-hal menjijikkan seperti yang kamu takutkan itu"

Jungkook masih bersabar, ia berbicara dengan suara sopan dan tenang, ia mencoba menahan diri agar tidak terpancing emosi karena makian kasar yang dilontarkan oleh Minji.

"Aku tidak akan percaya pada omongan jalang murahan sepertimu!"

Minji mencebik dan ia tiba-tiba mengangkat tangannya ke udara, refleks Jungkook sangat cepat dan ia menangkap tangan gadis itu, mencegah tamparan kasar mendarat di salah satu pipinya.

"Sebaiknya jangan melakukan kekerasan seperti ini dan berhentilah memperingatkanku"

Jungkook melototkan matanya sekilas lalu menatap dingin pada Minji yang geram karena Jungkook yang mengagalkan tamparan tangannya.

"Lepaskan tanganku, brengsek!"

Minji menepis tangan Jungkook dengan kasar, dan gadis itu masih geram hingga Jungkook akhirnya muak dan melepaskan cengkramannya dari tangan gadis pemarah itu.

"Aku akan selalu memperingatkanmu!  Pergi dari hidup Jin oppa! Aku akan menyuruhnya untuk mengusirmu!" Minji pergi setelah melontarkan ancaman kepada Jungkook.

Jungkook cukup lega setelah gadis pemarah itu pergi, kupingnya panas karena terlalu banyak mendengar makian langsung dari kata-kata beracun dan penuh benci.

Saat berada di dalam rumah, Jungkook menemukan Seokjin yang merokok dengan santai sambil menyandarkan punggungnya di sofa,

"Hyung...Aku bertemu dengan Minji di depan pintu"

Seokjin menatap dengan penuh minat, kelopak matanya berat dan sayu, ia terlihat lelah dan belum menanggapi ucapan Jungkook.

Jungkook menghampiri Seokjin yang sedang menghisap rokok lalu ia duduk di sampingnya.

"Jin hyung....mau apa Minji datang ke sini?"

"Itu bukan urusanmu kook"

Jungkook menatap Seokjin dengan tatapan terluka, sikap cuek Seokjin membuatnya kecewa dan sedikit sentimen. Ia melihat bekas kemerahan di leher Seokjin, ia membayangkan adanya hal  kotor yang terjadi antara Seokjin dan Minji tapi ia menahan diri untuk tidak cemburu, dan awalnya berusaha menstabilkan perasaannya yang mulai rentan, tapi ia gagal karena terlalu emosi.

Standing Next to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang