00 - Noe Firabbiyu Raditya

546 55 15
                                    

"Dua hari yang lalu kita baru saja mengikuti lomba olimpiade Matematika tingkat provinsi dan mendapatkan medali emas. Sepertinya semua orang sudah pasti tahu siapa yang bawa pulang medali emas ini. Clue -nya, kemarin juga dia baru membawa pulang medali emas juga di olimpiade IPA tingkat kabupaten."

"NOE FIRABBIYU RADITYA!" Hampir seantero sekolah menyoraki namanya.

"Betul! Dipersilahkan untuk naik ke atas panggung!"

"Noe lagi Noe lagi. Lo kapan Za?" Jo Jaegen bersuara sambil menyikut salah satu temannya yang berada di sampingnya.

Jo Jaegen atau lelaki blaster an Indonesia Korea dan Thailand yang kerap disapa Egen atau Jaegen itu duduk dikelas 12-1. Sama seperti Rezardi Zayyasakti, salah satu teman dekatnya.

Egen, Reza, dan Noe saling mengenal satu sama lain. Hubungan nya pun sudah seperti saudara.

"Kapan kapan." Jawab Reza sambil membuka bungkus permen mentos. Jelas dia kesal di ejek seperti itu oleh Egen.

Pemilik nama lengkap Noe Firabbiyu Raditya itu pun berlari kecil menuju panggung. Saat itu mereka baru saja menyelesaikan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin.

"Silahkan Noe." Seorang guru menyodorkan microphone pada Noe.

Noe menerimanya dengan penuh sopan santun.

"Selamat pagi semuanya, Pagi bapak ibu guru yang saya cintai dan juga teman teman yang saya sayangi. Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada kalian yang sudah mendukung saya dalam olimpiade kemarin. Dan doakan saya agar saya bisa kembali membawa pulang medali atau piala ke sekolah ini lagi. Terimakasih."

"Terimakasih juga untuk Noe, sudah membawa pulang medali emas lagi. Terhitung sudah puluhan kali ya No." Gurau salah satu guru diatas panggung itu. Pak Yoseph namanya.

Noe hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

%%%%%

"Kakak Noe, ini ada hadiah kecil buat Kakak. Diterima ya." Salah satu siswi yang entah dari kelas mana itu memberikan sebuah kotak kecil pada Noe yang sedang berjalan bersama teman temannya.

Noe menerimanya lalu tersenyum tipis "Oh iya iya. Makasih ya." Kata Noe.

Siswi itu langsung berlari. Mungkin salah tingkah?

"Udah dapet berapa kado?" Tanya Egen.

"Gatau, kayaknya satu totebag ada deh." Jawab Noe sambil tersenyum miring.

"Yaelah. Terus lo udah ada pacar belum?" Tanya Reza merangkul Noe yang tingginya sepantaran dengannya.

"Belum. Gue gak ada waktu buat pacaran pacaran gitu. Mending ngejar cita cita gue jadi pilot."

Noe dan kedua kawannya itu berhenti di salah satu meja kosong di kantin dan duduk disana.

"Eh No, bayangin kalau misalnya lo di datengin sama satu cewek, terus dia itu tipe lo banget–"

"Gue gak punya tipe." Potong Noe sambil membaca sesuatu di ponselnya.

Egen dan Reza saling bertatapan. "Susah kalo ngomongin cewek sama dia." Cicit Reza mendapat geplak an dari Noe.

"Emang kenapa sih kalau gue gak punya cewek? Ada masalah sama lo berdua?" Tanya Noe sewot.

"Nggak gitu No. Tapi masa iya lo gak punya Crush gitu?" Egen menyahuti nya.

Friend Shit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang