11 - Perbandingan

212 53 6
                                    

Laras berada di kamarnya. Sedang duduk meringkuk sambil melihat pemandangan di luar jendela. Hujan. Diluar sana sedang turun hujan.

Pikirannya kosong.

Knock! Knock! Knock!

Pintu nya terketuk. Menandakan kalau ada seseorang diluar sana.

"Masuk." Ucapnya lesu.

Pintu itu pun terbuka. Laras sama sekali tak menoleh, malas. Pasti itu Noe. Orang itu duduk di kursi meja belajar tanpa izin dari Laras.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Laras cuek.

"Obatin gue." Kata Noe lalu memberikan kotak P3K.

"Gak bisa. Gue bukan anak PMR." Ujar Laras sedikit menyindir.

Noe menarik kursi itu dan berpindah ke samping Laras. "Gak peduli gue. Cepet obatin." Titahnya.

Laras menatap Noe. Memperhatikan luka apa saja yang ada di wajah Noe. Sudut bibirnya terluka, luka di bagian pelipis dan juga memar di bagian pipi kanan.

Laras tak berniat untuk mengobatinya. Dia teringat dengan Keysa. Keysa kan sudah mengobati Noe lebih dulu. Laras mulai berpikir kalau Keysa itu adalah pacar Noe.

"Gak mau. Kan tadi udah di obatin sama pacar lo."

Noe mengerutkan keningnya. "Keysa?"

"Iya. Keysa kan pacar lo."

"Lo cemburu?" Sarkas Noe membuat Laras bungkam.

Laras menatapnya tajam. "Apaan sih orang nggak. Ngapain gue cemburu sama Cewek kayak Keysa."

Noe bersandar di kursi itu sambil menaikkan satu kakinya. "Iya sih. Secara nih ya, Keysa ini orangnya lemah lembut, baik, gak kasar, pengertian, serba bisa, rapih, gak kayak lo. Gak punya hati nurani." Tampaknya Noe memang sengaja

Laras menghela nafas kasar. "Masih mending ya lo pas di hajar sama Dika gue tolongin! Kalo gue gak datang kesana, pasti lo udah lebih babak belur dari pada ini! Itu namanya gak punya hati nurani? Jawab!"

Siapa yang tidak kesal coba kalau sudah menolong tapi tidak di hargai? Malah direndahkan.

"Berisik." Noe menyodorkan satu bungkus Waffle pada Laras. Bisa dibilang untuk menyogok.

"Gak. Lo kira gue bakal ke sogok dengan ini?" Laras menepisnya dengan kasar.

"Keluar." Titah Laras.

"Tapi–"

"Keluar sekarang!"

Dengan berat hati Noe pun keluar dari kamar itu. Dia kembali ke kamarnya.

Laras menangis dalam diam. Inilah Laras yang sebenarnya. Dia mudah menangis.

Sakit hati. Dia merasa tidak berguna setelah Noe membanding-bandingkan sifatnya dengan sifat Keysa yang jelas lebih unggul.

Laras tahu kalau dia tidak se keren Keysa yang bisa apa apa. Laras bagaikan remahan Rengginang jika di samping Keysa. Tapi Laras yakin kalau Keysa juga punya kelemahan.

Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing masing.

"Noe jahat..." Gumamnya dalam tangisannya.

Di kamar, Noe merasa bersalah. Noe rasa dia terlalu kejam karena telah membanding-bandingkan Laras dengan Keysa.

Jujur, Noe menaruh perasaan lebih pada Keysa. Dia ingin menyatakannya tapi dia malu. Keysa selalu ada untuknya di sekolah. Keysa baik, perhatian, dan tipe ideal Noe.

Tapi apakah Noe harus membanding-bandingkan Keysa dengan Laras yang jelas berbeda?

Laras memiliki kelebihan dalam bidang bela diri. Sedangkan Keysa? Dia kurang dalam hal beda diri, sama seperti dirinya.

Friend Shit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang