35 - Gak Biasanya...

475 66 32
                                    

Noe terbangun karena alarm dari jam yang selalu dia simpan diatas nakas. Lilin itu sudah tak lagi menerangi ruangan itu. Listrik sudah kembali menyala.

Noe menoleh ke samping dan melihat wajah Laras yang terlihat menggemaskan saat dia tertidur. Tangan Noe bergerak mengelus rambut halus milik istrinya.

"Bangun Ras." Ujarnya.

Laras masih belum bangun juga. Bahkan dia saja tidak mendengar apa yang diucapkan Noe.

"Bangun. Sekolah." Kata Noe lagi.

Karena tak kunjung bangun, dengan terpaksa Noe menampar nampar pipi mulus Laras dengan lembut. Berharap Laras akan terbangun setelahnya.

Sambil terus mengucapkan kalimat yang sama, akhirnya Laras pun terbangun karena terganggu oleh Noe.

Posisi mereka sama sekali tidak berubah, masih sama seperti kemarin malam. Laras pun masih memeluk erat tubuh Noe dari samping.

Samar samar Laras menatap wajah bantal suaminya yang sedang meregangkan otot tubuhnya.

"Bangun Ras, mandi. Kita harus sekolah." Kata Noe sambil mengguncangkan tubuh Laras.

Laras pun berdecak kesal dan duduk dengan kesadarannya yang masih setengah.

"Nih minum, biar gak seret." Noe membukakan botol minum air mineral yang tersedia di kamarnya pada perempuannya.

Laras pun meminumnya untuk menghilangkan dahaganya. Setelahnya dia mengembalikan botol itu sambil menatap Noe dan menggaruk kepalanya yang gatal.

Noe mengambil botol itu dan kembali menutupnya. Menatap mata Laras dan teringat akan kata kata Noey, Kakak nya. Dia ingat kalau dia harus bisa bersikap romantis dan baik pada Laras.

Tangan Noe mengelus elus punggung Laras yang di balut dengan baju kaos nya.

Laras dibuat heran dengan sikap Noe. Dia pun mengerutkan keningnya heran. "Ngapain?" Tanya Laras dengan suara serak nya.

"Gak boleh?" Noe malah bertanya balik pada Laras sambil menghentikan gerakan tangannya yang naik turun.

"Gapapa sih. Tapi tumben aja."

"Yaudah."

Noe menghentikan aksinya, lalu diam.

"Aku ke kamar dulu ya." Kata Laras lalu turun dari atas kasur.

"Tunggu. Aku-Kamu?" Tanya Noe yang langsung sadar kalau Laras kini menggunakan Aku Kamu, bukan Gue Elo.

"Iya. Mau sayang sayangan aja gitu?" Tawar Laras sambil tertawa kecil.

"Eh nggak dulu deh makasih. Aku kamu aja dulu." Noe menggelengkan kepalanya.

"Yaudah." Laras kembali membalikkan badannya. Saat tangannya menyentuh kenop pintu, tiba tiba dia mendengar celetukan Noe.

"Morning Kiss gak ada?" Gumam Noe.

Laras langsung berbalik dengan kerutan di dahi.

"Mau?"

"Lah, kedengeran?" Tanya Noe. Perasaan dia suaranya kecil deh.

"Banget." Jawab Laras. Sesaat setelah itu Laras kembali bertanya. "Mau nggak?"

Noe tersenyum miring dan menatap Laras.

"Emang berani?" Tampaknya Noe memang dengan sengaja menantang Laras.

Laras berjalan mendekati Noe dan memegang kedua paha Noe yang tertutup oleh selimut. Dia menatap mata Noe dengan tatapan lemah lembut dan memajukan wajahnya.

Friend Shit.Où les histoires vivent. Découvrez maintenant