03 - Hari Terakhir Disini

231 53 5
                                    

Pagi harinya Laras sudah selesai mengemasi barang-barangnya, tentunya dibantu oleh Rini.

"Udah semuanya kan Yas?" Tanya Rini.

"Udah Ma."

"Oke, Mama keluar dulu ya." Rini bangkit dan berjalan keluar kamar Laras. Baru juga dia memegang kenop pintu itu, tiba tiba dia dipanggil oleh anaknya.

"Ma."

Rini pun menoleh ke belakang. "Apa?"

Laras merasa takut untuk berbicara. "Aku boleh gak ke tempat latihan aku dulu? Mau pamitan sama mereka." Kata Laras ragu ragu.

"Boleh dong sayang. Habis ini kan kamu juga harus ikut ke sekolah buat ngurusin surat pindah kamu. Sekalian pamitan sama temen temen lama kamu." Tutur Rini.

Senyum Laras langsung mengembang. Dia mengangguk lemah.

Rini pun keluar dari kamar Laras.

"Semoga gue betah deh disana." Gumamnya.

Laras mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamarnya. Mengenang masa lalu nya. Dia tidak akan tidur disini selama beberapa bulan kedepan. Dia pasti akan merindukan suasana kamarnya.

Sorot mata Laras tertuju pada kasurnya. Ya, kasur yang selalu menemaninya setiap dia dikamar. Kasur itu selalu menjadi teman tidur Laras, teman Laras saat menangis, semuanya dia yang menemaninya.

Laras yang tadinya terduduk di lantai, kini dia bangkit dan duduk diatas kasur itu.

Tangannya mengusap permukaan kasur itu. "Kasurku tercinta. Sampai jumpa enam bulan kedepan ya cinta. Aku bakal kangen banget sama kamu." Kata Laras berbicara pada benda mati itu.

Dramatis ya?

Pintu kamar terbuka tiba tiba.

"Anak gue sinting. Ngobrol sama kasur." Kata Khaled, Papa Laras.

"Apasi DJ Khaled, sok asik." Balas Laras seraya memutarkan bola matanya malas.

"Ayo bantu Papa turunin barang barang kamu ke bawah. Kalo bisa langsung bawa ke mobil."

"Siap laksanakan komandan!"

Papa Laras membawa tiga buah tas besar itu seorang diri. Sedangkan Laras? Ah entahlah, dia hanya membawa satu buah tas ransel saja.

"Ya Allah Yas, Papa bawa tiga tas gede gede. Lah kamu cuman bawa tas ransel doang sebiji." Keluh Khaled.

"Gini gini juga Ayas bantuin tau." Jawab Laras.

"Ah terserah deh."

"Btw, Kita mau kemana dulu?" Tanya Laras.

"Sekolah mu dulu, ngurus surat pindah."

Laras hanya mendengarkannya, tidak menjawab.

Laras dan Khaled turun ke lantai bawah untuk mengumpulkan barang barang bawaan mereka.

Sudah ada empat tas besar, dua buah koper, dan juga dua tas ransel.

"Banyak bener bawaannya." Beo Laras.

"Ya makanya bantuin Papa bawain ini ke mobil." Sambar Khaled.

"Iya Papa."

%%%%%

Laras sampai di sekolah. Saat itu juga sedang jam istirahat. Dia sendiri yang tidak mengenakan seragam, hanya baju bebas. Maka dari itu, dia menjadi pusat perhatian.

Beberapa orang disana juga bertanya pada Laras, Kenapa dia tidak memakai seragam? Laras menjawab pertanyaan tersebut dengan simple. "Gue mau pindah sekolah." Itu kata Laras.

Friend Shit.Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ