28 - Puas

283 56 9
                                    

Laras sedang berdiri sendiri di depan kelasnya sambil melihat pemandangan di lapangan dari lantai dua sekolah itu.

"Dor!" Noe mengejutkan Laras tapi nyatanya Laras sama sekali tidak terkejut, bahkan dia terlihat bodo amat.

Noe memanyunkan bibirnya dan berdiri di samping Laras. "Hargai napa sih." Sewotnya.

Mendengar itu, Laras langsung berakting terkejut untuk menghargainya. "Anjir gila wah gue kaget banget! Bener bener ya lo!"

"Telat monyet."

Laras terkekeh. Dia kembali pada lamunannya. Sementara Noe sibuk merogoh sesuatu di kantong celananya.

"Nih." Noe memberikan sebuah susu kotak rasa Strawberry untuk Laras.

Laras menerimanya dengan kerutan di dahinya. "Tumben banget lo? Kesambet apaan?"

"Giliran gue baik begini salah, giliran gue ngedumel salah. Maunya gimana sih?"

Laras tersenyum miring dan menatap Noe. "Maunya lo cium bibir gue."

"Anjing!" Sambar Icut yang tiba tiba hadir diantara mereka berdua. Jangan lupakan Jema, dia selalu ada di samping Icut.

"Wih ada apa nih? Kapal baru? Naik yuk Cut!" Seru Jema. Jema sudah tidak menyukai Noe lagi sejak Noe berpacaran dengan Keysa. Dia benar benar sudah berada di titik biasa saja saat berada di samping Noe. Mungkin dia sudah sadar kalau Noe tidak mungkin bersamanya.

"Tau nih, sampe bahas cium–"

"Icut!" Noe dan Laras menyebut nama itu secara bersamaan disertai dengan tatapan mata yang tajam.

Icut pun membulatkan matanya dan tersenyum kikuk. "Lari Jem!" Icut menarik tangan Jema dan pergi dari sana, menyisakan Noe dan Laras yang masih setia berdiri berhadap hadapan.

"Gimana?" Tanya Laras.

"Apanya?"

"Ciuman nya." Jawab Laras nakal.

"Cuci otak lo sana cabul!" Noe menoyor kepala Laras.

Laras meringis dan mencubit kecil lengan Noe. "Yang ngambil First Kiss gue siapa Jamaludin?" Tanya Laras menyindir kejadian yang telah berlalu.

"Diem atau gue caplok lagi bibir lo?" Ancam Noe.

"Silahkan kalau berani." Jawab Laras tanpa ragu.

Noe mencubit pipi Laras dan tertawa kecil. "Nakal banget lo anying, gue aduin ke Mami tau rasa."

"Udah gue duga. Pasti pelariannya ke Laras." Sambar Keysa. Ya, dia datang. Pastinya ingin menghina Noe.

Laras menatap Keysa dengan ekspresi datar. 

"Ngapain sih kesini? Ada urusan?" Tanya Laras.

"Gak ada sih. Gue cuman pengen bilang kalau lo itu cewek murahan, mau aja yang bekas gue. Udah lembek, gak bisa bela diri, cowok apaan begitu?" Keysa merendahkan Noe.

Bukannya Noe yang panas, tapi Laras. Laras merasa tak terima. Dia hendak menghantam kepala Keysa namun tindakan nya itu terhambat karena Noe. Dia menahan Laras.

"Apaan sih lo! Awas anjir! Cewek kek gini gak bisa di biarin bego!"

"Mulut lo Ras. Jaga ucapannya." Tegur Noe.

"Kenapa? Panas? Maaf ya, soalnya itu fakta."

Laras mengepalkan tangannya kuat kuat. Kalau saja Noe tidak menahannya, mungkin Keysa sudah terduduk lemas di lantai dengan luka luka yang menghiasi wajahnya.

"Oh ya gue mau nanya. Kok Laras selalu pengen belain Noe sih? Emang lo siapanya Noe? Dateng dateng ke sekolah ini tiba tiba deket sama Noe. Apa jangan jangan lo berdua ini–"

Friend Shit.Where stories live. Discover now