16 - Jadi

262 62 14
                                    

Setelah masalah motor itu selesai, akhirnya Laras bisa pergi menemani Egen ke Mall sore ini.

Laras sudah berdiri di depan supermarket sambil menunggu Egen.

Beep! Beep!

Motor besar itu membunyikan klakson dan berhenti di depan Laras. Kaca helm full face itu dibuka oleh si pengendara. Ternyata itu Egen.

"Ayo Ras." Egen memberikan helm untuk Laras.

Laras mengangguk dan mengambil helm itu lalu memakainya.

Laras duduk di belakang Egen dan berusaha untuk menjaga jaraknya.

Egen terkekeh kecil saat menyadarinya. Membiarkan Laras duduk senyamannya saja.

"Siap?"

"Siap!"

Vroom!

Egen mengendarai motor itu dengan hati hati. Tak terlalu pelan tapi tak terlalu kebut.

Sepanjang perjalanan, Laras habiskan dengan berbagi cerita pada Egen. Mulai dari kota aslinya sampai ke masa kecilnya.

%%%%%

Laras sudah sampai di sebuah bangunan besar sejak dua belas menit yang lalu. Dia berjalan beriringan bersama dengan Egen.

"Ayo kesana Ras. Kita cari tas yang cocok buat Bunda gue." Ajak Egen merangkul Laras yang lebih pendek darinya.

"Oke."

Mereka disambut dengan baik oleh karyawan di toko itu. Maklumlah, toko mahal. Untuk satu buah tas saja bisa bernilai jutaan rupiah.

Laras membuntuti Egen daru belakang. Menemani Egen berkeliling mencari tas yang sekiranya cocok untuk Bunda nya.

Egen bingung. Menurut nya, semua tas disini bagus semua untuk perempuan. Dia berbalik dan menatap Laras dengan senyuman yang lebar.

"Apaan?" Tanya Laras.

"Bantu gue pilih ya. Gue duduk disana, kalau lo nemu yang cocok bilang aja ke gue. Dan kalau misalnya lo mau beli juga ambil aja, gue yang bayar." Ujar Egen lalu berjalan ke arah sofa kecil yang tersedia di dalam sana.

Laras mengerutkan keningnya. Egen bisa segampang itu menyuruhnya untuk mengambil barang? Dasar orang kaya!

Laras berjalan ke arah Egen. "Bunda lo kayak gimana bentukannya? Mau gue cari model yang cocok buat Bunda lo."

Egen menggulir layar ponselnya dan menunjukkan foto Bunda kesayangannya.

Laras mengamatinya selama beberapa saat. Di otaknya mulai tergambar sebuah tas yang cocok dipakai untuk Bundanya Egen.

"Oke. Gue cari dulu ya!" Laras berlari mengelilingi toko itu.

Egen menunggu.

Laras mengedarkan pandangannya hampir ke seluruh penjuru toko itu.

Melihat desain, serta harga yang tertera di rak rak itu. Harga yang fantastis. Kalau Laras punya uang lebih dari segini, dia pasti akan berpikir seribu kali untuk membeli sebuah tas kecil yang mahal ini.

"Gila.. Mending gue tabungin duitnya buat beli rumah." Gerutunya.

Laras menemukan tas yang sesuai dengan gambaran di otaknya. Desainnya bagus, harganya juga tak kalah bagus. Dia mengambil tas itu dan membawanya kembali pada Egen.

Friend Shit.Where stories live. Discover now