26 - Ledek Aja Terus

277 48 7
                                    

Pagi hari di hari Minggu.

Laras dan Noey baru saja kembali dari alun alun kota. Mereka baru saja selesai lari pagi alias Jogging. Jarang jarang mereka seperti ini.

Keringat membasahi pelipis mereka dan tubuh mereka pun terasa sangat gerah. Tapi disaat saat seperti ini tidak boleh langsung mandi dan membersihkan diri, tunggu beberapa saat dulu barulah boleh. Kalau tidak nanti malah sakit.

Noe duduk disamping kolam renang di halaman belakang rumahnya yang besar. Memasukkan kedua kakinya ke dalam air sampai mata kaki dan mencipratkan air itu dengan kedua kakinya.

Laras yang sedang berada di dapur, melihat Noe yang tampak kesepian. Dia mengambil botol minum lalu berjalan ke halaman belakang untuk menghampiri Noe.

Laras duduk dengan posisi kaki menyilang di samping Noe. Dia tak berbicara sepatah katapun saat datang kesana, malahan dia sibuk meneguk air putih dalam botol yang dia bawa.

Noe mengerutkan keningnya lalu menatap Laras. "Ngapain lo kesini?" Tanya Noe.

"Emang kenapa? Gak boleh? Lo kira ini rumah punya nyokap lo apa?"

"Lah? Kan emang."

"Iya juga sih... Ah gatau dah."

Noe terkekeh. Dia melirik ke sekitar halaman rumahnya dan melihat rerumputan hijau yang tumbuh subur di sana. Terakhir, dia menatap air di dalam kolam.

"Napa sih lo menyendiri bae. Masih galau in si Codot itu?" Tanya Laras.

Noe menggelengkan kepalanya dan berkata tidak meskipun sebetulnya memang benar.

"Makanya, kalau dibilangin tuh nurut–"

"Stop, jangan bahas itu lagi. Gue udah muak."

"Iya bawel. Sakit hati kan lo sekarang. Dulunya bucin mampus sampe ngerelain duit lo, eh ralat deng duit orang tua lo buat Cewek gak jelas itu."

"Apasih Ras."

"Tapi bener kan?"

Noe tak menjawabnya. Benar juga apa kata Laras. Noe masih memakai harta orang tua nya.

"Tau dah si Noe, kalau gue mah udah pake duit sendiri hasil kerja gue. Jadi boleh boleh aja habisin duit buat pacaran." Sambar Noey lalu duduk di kursi panjang samping kolam itu.

"Salah." Novi datang dan duduk di samping Noey.

"Noey, kamu harusnya kasih tahu yang baik ke adik adik kamu. Kalau kamu udh bisa menghasilkan uang sendiri, gak seharusnya kamu buang uang itu buat hal hal gak penting kayak pacaran. Seharusnya kamu tabung buat masa depan kamu sama keluarga kamu nantinya. Kamu juga kan sekarang sudah masuk usia yang ideal untuk menikah Noey. Ngerti?" Nasihat Novi dengan suara yang lembut.

"Ngerti Mom." Jawab Noey.

Novi merasa suasana disini terlalu canggung karena membahas masalah keuangan. Jadi dia berniat untuk mencairkan suasana. Tapi dengan cara apa?

"Noe." Novi memanggil anak laki-laki nya.

"Iya?" Sahut Noe tanpa menoleh. Dia sibuk menggoyangkan kakinya dan bermain air.

"Gimana? Masih mau pacaran buang buang uang?" Tanya Novi seraya menyindir Noe.

"Ih Mami sama aja kayak Laras sama Kak Noey!"

Laras menjulurkan lidahnya mengejek Noe. "Makanya jangan bucin bucin banget jadi orang."

"Tapi kalau bucin nya sama Laras gapapa, Mami dukung paling depan!" Celetuk Novi.

"Ah nggak! Noe gak mau sama Laras!"

Noe mendorong Laras hingga Laras tercebur kedalam kolam. Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat Laras yang kini sudah basah kuyup.

Friend Shit.Where stories live. Discover now