Prolog

27.3K 1.8K 91
                                    

TYPO.
Vote dulu, gan matursuwon.

__________________________________

Selamat membaca.
___________________________________

12 tahun yang lalu.

1 Januari, 200*

__

05.00 WIB.

"Dirgan dengerin papa sama mama, kamu harus sembunyi. Kalau ketahuan, kamu harus lari dan jangan lihat ke belakang, cari tempat aman. Jangan sampai ketangkap sama mereka, oke?" Ujar Danu kepada anaknya yang saat itu masih berusia 8 tahun.

"Papa sama mama gimana?" Ujar anak yang bernama Dirgan dengan ketakutan.

"Papa sama mama bakal lawan mereka, kamu sekarang sembunyi." Sebelum itu, Danu menyempatkan untuk mencium kening anaknya, kemudian menyuruh sang istri untuk mengantarkan anaknya menuju tempat persembunyian yang paling aman di rumahnya.

"Dirgan harus tau, mama sama papa sayang sama Dirgan. Jadi anak yang kuat, gak boleh lemah. Dirgan harus ngelindungin orang yang Dirgan sayang suatu hari nanti. Mama sayang Dirgan." Wanita itu mencium pipi dan kening anaknya disertai tangisan. Kemudian menutup pintu kecil tempat Dirgan bersembunyi.

Sedangkan anak itu terus tidak tau harus melakukan apa, ia hanya ikut cemas saat beberapa orang berpakain hitam masuk ke dalam rumah dan membantai seluruh pekerja rumahnya.
Dirgan mendengar suara teriakan mamanya.

"Mama......." Jantung Dirgan berdegup kencang saat mendengar suara tembakan.

Dirgan mendengar derup langkah kaki yang semakin mendekat pada tempat persembunyiannya.

"Cari berkas-berkas itu semua!" Samar-samar, Dirgan mendengar suara orang dari luar. Ia membuka sedikit pintu dan mengintipnya lewat celah. Terlihat seseorang dengan stelan jas mewah sedang memerintahkan orang berbaju serba hitam. Selang beberapa menit, orang-orang itu pergi.

Dirgan mengintip kembali, memastikan keadaan. Dirasa sudah merasa aman, Dirgan keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung mencari kedua orangtuanya.

Dirgan mematung, mendapati kedua orangtuanya yang tergeletak dan bersimbah darah.
"Mama......" Dirgan bersimpuh di sebelah mamanya dan mengguncang tubuhnya. Namun mamanya sama sekali tidak merespon. Begitu juga dengan papanya.

Anak itu pun keluar rumah untuk mencari bantuan disertai tangisannya. Sampai ia bertemu tetangganya yang baru saja pulang kerja. Dirgan membawanya menuju rumah dan memperlihatkan kondisi kedua orangtuanya.

Orangtua Dirgan dinyatakan meninggal dan detik itu juga tangis Dirgan semakin keras.

__

_____________________________________

17.00 WIB.

Di hari yang sama, sebuah mobil yang membawa lima penumpang terdiri dari supir, satu kepala keluarga beserta istri dan kedua anak kembarnya mengalami kecelakaan hebat di jalan tol. Rem mobil yang tiba-tiba tidak berfungsi mengakibatkan bagian sisi kiri mobil menghantam keras tembok pembatas, sehingga menyebabkan mobil tersebut berputar dan terguling.

Sang kepala keluarga tewas di tempat karena terlempar keluar dan terseret sejauh lima meter. Sedangkan satu-satunya wanita juga kondisinya memprihatinkan karena terjepit kursi depan.

"Mama......," panggil seorang bocah laki-laki yang berumur 7 tahun dengan darah yang merembes di kepalanya.

Matanya beralih pada saudara kembarnya yang sudah berlumuran banyak darah. "Mas Bagas......, mas Bagas bangun! Kepala Baskara sakit, mas....." Baskara terus memanggil seluruh anggota keluarganya, tangisannya berhenti kala ia melihat langit yang berubah warna menjadi jingga, tanda senja datang, walaupun hanya dari celah kaca mobil yang sudah remuk. Sampai warga dan petugas polisi datang membawa mereka menuju rumah sakit.

Sampai rumah sakit dan mendapat penanganan, anak bernama Baskara itu kembali menangis memanggil mama, papa dan saudara kembarnya yang ternyata tidak bisa diselamatkan, begitu juga dengan supirnya.

________________________________

________________________________


Panti Asuhan Tadika Mesra.

Dirgan memandangi bangunan di hadapannya, mulai sekarang, ia akan tinggal di panti asuhan ini karena sudah tidak ada lagi keluarga yang ia punya. Harta benda keluarganya jatuh ke tangan orang yang malam itu sudah membantai kedua orangtuanya dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa diusianya yang masih belia.

Begitu juga dengan Baskara yang tinggal di Panti Asuhan Tadika Milo, karena pamannya tidak mau mengasuhnya dan memalsukan kematiannya agar pamannya itu bisa menguasai harta kedua orangtuanya.

___________________________________

Bersambung.......
Prolog dulu, chap 1 nya 2 tahun lagi rilis wkwkw.

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now