6

13.8K 1.3K 98
                                    

Typo.
Vote dulu, gan, matursuwon.

_________________________________

Selamat membaca.
___________________________________

Sudah 2 hari ini, Baskara mengalami demam tinggi dan kini kondisinya sudah jauh lebih baik daripada kemarin, namun dirinya masih harus istirahat di rumah dan mengharuskannya ijin matakuliah kembali.

"Gue udah ambil 2 jatah absen kelas kosmologi, bjir!" Ujarnya pada Dirgan yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

"Jatahnya kan karena sakit, bukan alpha. Dihitungnya cuma beberapa persen aja," balas Dirgan sembari menempelkan tangannya pada kening Baskara.

"Lo tidur aja, masih angetan. Inget, jangan makan es krim dulu, Bas!" Dirgan menegurnya karena kemarin Baskara habis 3 batang es krim saat meninggalkannya sendirian di kos.

"Iya-iya." Baskara menggosok kupingnya yang terasa panas mendengar omelan Dirgan, kenapa temannya itu jadi bawel?

"Nanti gue pulang telat karena ada penyambutan maba di UKM seni. Lo gak papa, kan?"

"Gak papa, bjir! Lo kira gue anak kecil, apa? Shibal!" Tidak suka saat Dirgan memperlakukanya seperti bocah cilik. Dia sudah terbiasa melakukan apapun sendirian, bung!

Sedangkan Dirgan hanya terkekeh. "Lo udah gue anggap adek sendiri, Bas. Umur lo juga satu tahun di bawah gue dan harusnya lo manggil gue, Mas atau bang atau kak atau aa'."

"Mas gue itu, cuma mas Bagas!" Balas Baskara dengan sewot.

"Iya, dah. Gue berangkat dulu, kalau ada apa-apa langsung telfon!" Pesan Dirgan. Menyampirkan tas nya dan memakai jaket.

"Iya, Gan, iya....." Setelah Dirgan berangakat, Baskara menghela napasnya, bosan jika harus berdiam diri di kos tanpa melakukan apapun.

"Kalau dapet misi, terus aksinya siang. Kayaknya seru, tuh? Seru sih, kalau di tempat yang jauh dari kehidupan penduduk. Kalau ada misi suruh bantai penjahat yang suka sembunyi, gue aksi siang, ah! Semoga, dapet misi ngebantai bandar senjata ilegal, biar bisa gue colong pistol-pistol kecenya." Menunjukan senyum pongahnya, kemudian melihat Jameng dan menggendongnya.

"Meng, doain bapakmu cepet kaya, ya? Nanti papa bangunin rumah yang lebih besar dari kandangmu itu, terus kita cari mama yang bisa 'ara ara'." Baskara menimang-nimang Jameng layaknya bayi manusia.

"Tidur aja, meng. Daripada gabut." Memilih berbaring dan meletakan Jameng di atas dadanya.

Menghela napas panjang sembari memejamkan matanya, Baskara bergumam, "mana Dirgan pulangnya masih lama."

__
______________________________________
__

Dirgan yang selesai kelas kuliahnya pun dengan cepat menuju gedung aula untuk penyambutan maba yang bergabung dalam UKM Fotografi.

"Gan!" Panggil perempuan bernama Icha, Dirgan hanya memandang gadis itu dengan tatapan bertanya.

"Lo nanti bantu ajarin yang barusan masuk tekniknya, ya? Gak gue sangka yang masuk UKM kita banyak," ujar Icha yang hanya diangguki Dirgan.

Setelah selesai acara penyambutan dan pengenalan. Dirgan mulai memperhatikan maba-maba yang sibuk membidik objek di depan mereka yang telah disediakan, sesekali matanya melirik ke arah layar ponsel, memastikan jika sewaktu-waktu Baskara menghubunginya. Matanya menatap salah satu mahasiswi yang sepertinya tampak kesulitan, ia pun melangkah menghampiri.

CANDRAMAWA KELABU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang