Extra Chap.

9.5K 1K 150
                                    

Typo.

Vote dulu lur, matursuwon.

_______________________________

Selamat membaca.
________________________________

3 tahun berlalu, kini Baskara dan Dirgan sudah mempunyai satu anak lagi. Bukan anak angkat, melainkan anak kandung Baskara. Iya, Baskara bisa hamil. Kini anak itu berusia 1 tahun dan bernama Antares. Sedangkan Celvin sudah berusia 3 tahun. Anak itu sangat aktif, berbeda dengan sang adik yang selalu diam, sifatnya mirip seperti Dirgan. Tidak tau kedepannya bagaimana.

"Ayo main." Celvin saat ini tengah mengelus-elus pipi adiknya. Ingin mengajak Antares bermain mainan baru yang Dirgan berikan.

"Aa punya mobil!" Pekik Celvin girang dengan memperlihatkan mainan barunya pada Antares walaupun tidak direspon sama sekali oleh si empu.

Celvin melayang-layangkan mobil mainan itu di hadapan Antares dan berhasil membuat bayi itu tertawa.

"Papa!! Adeknya ketawa!!" Pekiknya amat girang.

Baskara yang sedang sibuk dengan laptopnya pun menghentikan kegiatannya. Kemudian menghampiri kedua jagoannya.

"Main apa anak papa?" Tanya Baskara.

"Mobil!" Balas Celvin dengan nada senangnya.

"Beli berapa kemarin mobilnya?" Tanya Baskara. Celvin mengangkat jemari tangannya dan menampilkan angka 3.

"Banyak banget, papa minta boleh?" Baskara membaringkan dirinya di sebelah Antares yang diam memperhatikan keduanya.

"Gak boleh, ini buat adek!!" Serunya sembari memeluk kaki Antares.

Membuat tangan Baskara terulur mencubit pipi Celvin."Lucu amat bocil!"

Tiba-tiba saja mereka mendengar bunyi kentut dan erangan kecil.
"Adek pup papa!!" Tangan kecilnya menunjuk Antares.

"Ini pasti si Dirgan dulu demen buang kotoran di celana juga, mangkannya anaknya ngikut dia," ujar Baskara yang dengan telaten membersihkan kotoran Antares.

"Ada apa bawa-bawa nama gue?" Dirgan dengan kemeja dan jas yang disampirkan lengan menghampiri mereka. Dia baru saja pulang kerja dan mendengar suara dari kamar anak-anaknya.

"Pasti waktu bayi, lo dulu suka pup dicelana, ya? Jadi nurun ke Ares." Sontak saja perkataan Baskara itu membuat Dirgan menyentil pelan keningnya.

"Bayi pup di celana itu wajar, Bas..... Lo dulu pas bayi juga pasti gitu," tutur Dirgan yang setelahnya menggendong Celvin.

"Gembul sekali anak daddy." Dengan gemas menciumi pipi Celvin hingga anak itu tertawa geli.

"Selama papa sibuk sama laptopnya, aa' jagain adek, ya?" Tanya Dirgan yang diangguki Celvin.

"Iya, main mobil dari dadad. Tadi papa minta mobilnya, tapi gak aa' bolehin. Karena itu punya aa' sama adek," adu Celvin pada Dirgan.

"Mobil-mobilannya kan ada tiga, cil. Bagi satu lah," sahut Baskara yang saat ini sudah selesai membersihkan Antares. Celvin yang mendengar itupun mengerucutkan bibirnya dan bersembunyi pada ceruk leher Dirgan.

"Anaknya nangis, tanggung jawab." Dirgan meletakkan Celvin di samping Antares.

"Papa bercanda, masa papa rebut mainan aa' sama adek? Enggak, nanti papa belikan robot, ya?" Ujar Baskara sembari menghibur Celvin yang sudah akan menangis.

Semenjak ada Celvin dan Antares. Hidup Dirgan dan Baskara menjadi lebih berwarna. Apalagi keuangan mereka sangat mencukupi. Perusahaan milik keluarga yang dulunya akan Dirgan jual karena tidak berminat, kini bergerak dibidang properti alat-alat astronomi canggih. Sedangkan Baskara memilih melanjutkan bisnis keluarganya yang bergerak dibidang properti penginapan dan pengembangan.

CANDRAMAWA KELABU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang