10

9.3K 1.2K 175
                                    

Typo.
Vote dulu, gan, matursuwon.

__________________________________

Selamat membaca.
_________________________________

Sudah beberapa hari ini, Baskara memperhatikan Dirgan yang semakin dekat dengan Mawar karena lomba fotografi. Baskara juga mewajarkan, karena mereka adalah sepasang kekasih, itu yang dipikirannya. Beberapa hari juga, Baskara selalu berangkat dan pulang sendiri. Karena dipikirannya, Dirgan akan menjemput dan mengantar Mawar pulang. Selama itu pula perasaanya terasa janggal dan ada yang kurang. Misi untuk meneror geng motor liar yang membegal warga pun ia lakukan sendirian.

Sedangkan Dirgan sendiri tengah risau karena merasa bahwa Baskara menjauhinya. Hubungannya dengan Baskara sebelumnya tidak terjadi apa-apa dan Baskara pun tidak pernah bercerita usai dari pemakaman. Apa Baskara masih marah, karena dirinya yang lupa tidak menunggu Baskara pulang waktu itu? Padahal ia sudah mengatakan pada Baskara bahwa dirinya pasti menunggu Baskara.

Bahkan sejak malam itu, Dirgan tidak lagi memeluk Baskara saat tidur sampai sekarang, padahal ia tidak bisa tidur jika tidak memeluk sesuatu. Kini Dirgan sedang menatap Baskara yang sedang asik bercanda dengan temannya.

"Gan! Ngeliatin apaan dah, lo?" Tanya salah seorang pemuda yang juga berteman dengannya.

"Bukan urusan lo, Pras." Dirgan menatap sekilas pemuda yang ia panggil 'Pras' itu.

"Elah! Eh, gimana tentang jual vidio yang gue saranin sama lo?" Tanya Pras, membuat Dirgan kembali menoleh ke arahnya.

"Lo lakuin?" Tanya Pras, lagi.

"Enggak." Terpaksa bohong, karena tidak mungkin ia berkata jujur, yang ada Pras akan memaksanya untuk melihat vidionya.

"Sayang banget! Padahal gue punya kenalan, cantik, montok, sexy. Kerja di bar dia, lo pasti bakal ketagihan," ujar Pras. Dirgan menggeleng tidak minat, matanya kembali menatap Baskara dari kejauhan.

__

__

Mawar memotret setiap objek di sekitarnya yang baginya menarik. Di sampingnya ada Dirgan yang sedang memperhatikan kemajuannya.

"Kak, lihat!" Mawar menyodorkan kameranya pada Dirgan untuk memeriksa potretannya.

"Bagus, tapi gambar yang pertama blurnya kurang, coba ambil yang objek gerak," ujar Dirgan yang diangguki Mawar. Gadis itu pun memilih objek beberapa pemuda yang sedang bermain basket.

"Lihat." Kembali memerlihatkan hasilnya pada Dirgan.

"Bagus!" Dirgan tersenyum puas melihat hasil potret Mawar.

'Grep!'

Tiba-tiba saja Mawar memeluk Dirgan. "Makasih! Udah mau ngajarin Mawar. Mawar harap bakal menang dan bawa penghargaan buat kakak!" Ujar Mawar.

Dirgan terkekeh, sembari membalas pelukan Mawar. "Menang atau kalah, kakak gak masalah, yang penting kamu dapat pengalaman dan bisa belajar dari sana."

"Mawar sayang kak Dirgan!"

"Kakak juga."

Dari kejauhan, Baskara menyaksikan dan mendengar semuanya.
"Gue kenapa?" Gumamnya.

"Harusnya gue seneng, kan? Tapi kenapa di sini beda?" Menyentuh dadanya yang bergemuruh.

"Gue masih straight, kan?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Wajar kan, kalau Dirgan pacaran sama Mawar? Ya, meskipun kita udah ngesex, tapi itu cuma buat konten anying! Kenapa rasanya gue mau marah, sih, kenapa? Ah, anjing shibal!" Baskara bingung dengan perasaanya saat ini. Entah mengapa ia menjaga jarak dengan Dirgan, ia juga tidak tau kenapa. Hanya saja ia merasakan perasaan yang tidak biasa saat mengingat Dirgan dan Mawar di halte malam itu.

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now