1

15.2K 1.5K 42
                                    

Typo.
Vote dulu, gan matursuwon.

________________________________

Selamat membaca.
_______________________________

12 Tahun kemudian.

Seorang pemuda yang masih bergelung dengan selimutnya itu dikagetkan dengan alarm ponselnya yang berbunyi nyaring. Ia berdecak, kemudian mematikannya dan memilih membaca pesan dari group chat kelas. Seketika matanya membelalak kaget saat tau jam mata kuliahnya di majukan menjadi pukul 08.00 dan sekarang sudah lewat 3 menit.

"Anjir!" Buru-buru ia mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi, beruntung kosnya ini tipe kamar mandi dalam, jadi tidak perlu mengantri. Hanya membutuhkan waktu 5 menit saja untuk sekedar mandi. Setelahnya ia mengenakan pakaian sesimpel mungkin untuk menghemat waktu. Tanpa mengisi perutnya ia langsung memakai kaos kaki dan sepatunya, kemudian keluar dari kamar kosnya.

"Buru-buru amat, Bas?" Celetuk tetangga sebelah kamarnya yang baru selesai memasak.

"Kelasnya dimajuin, mas." Ujarnya sembari mengunci pintu kamar.

"Yaudah, hati-hati."

"Oke, gue duluan." Pemuda itu pun keluar gerbang dan menemui pengendara ojol yang sudah ia pesan sebelumnya.

"Pak, ngebut ya, pak," ujarnya.

15 menit ia sampai di depan gedung fakultas MIPA dan menuju gedung departement of astronomy.

"Semoga pak Dilan belum dateng." Sangat berharap dosennya itu belum datang, walaupun dosennya itu berjiwa anak muda tapi tidak berlaku saat dirinya tengah mengajar dan akan menjadi pribadi yang disiplin. Sampai di depan pintu kelas, ia mendekatkan telinganya, matanya terpejam erat kala mendengar suara microfon, tanda dosennya sedang menerangkan materi.

"Mampus lo, Bas!" Umpatnya pada diri sendiri. Dengan perlahan ia membuka pintu dan membuat seluruh mata melihatnya.

Ia tersenyum canggung menatap sang dosen. "Pak Dilan, maaf saya baru tau kelasnya dimajukan."

Dosen bernama Dilan itu menatap malas mahasiswanya yang terlambat, "Baskara, nim berapa kamu?"

Pemuda yang terlambat masuk itu bernama Baskara Sandyantama yang akrab dipanggil Baskara.
"Aduh, pak! Saya lupa nim saya berapa." Berusaha menghindari pertanyaan itu, bisa-bisa nilai ipknya menurun.

"Nimnya berapa, Baskara...." Dilan berusaha selembut mungkin kepada Baskara.

"Nanti saya ajak lihat senja, deh, pak...."

"Komting, tau gak nim nya Baskara?" Tanya Dilan pada komting atau ketua jurusan, kalau di sekolah lebih dikenal ketua kelas.

"Ijin, 100202 pak." Sahut salah seorang pemuda yang membuat Baskara berdecak.

"Yang ditanya itu komting, bukan elo!" Sentak Baskara.

"Eh, tapi nim lo bener, kan?" Ujar pemuda itu dengan nada mengejek.

Baskara berdecak kesal, kemudian kembali melihat Dilan yang tengah melihat layar laptopnya, pasti dosennya itu sedang mencatat dan menandai namanya.

"Baskara Sandyatama, 100202. Oke, kamu silahkan duduk," ujar Dilan.

Dengan langkah berat, Baskara mencari tempat duduk yang masih kosong sembari menatap tajam pemuda yang tengah melayangkan senyuman mengejek padanya.
"Awas lo Dirgan! Ngentd!" Gumamnya.

__

__

Dirgantara menyampirkan tasnya dan keluar dari dalam kelas. Kelas kuliah yang ia ikuti hari ini hanya satu saja, yaitu Astrofisika yang diajar oleh salah satu dosen favoritnya, yaitu Alaskar Dilan Prabaswara. Di koridor, ia melihat Dilan yang sedang memberi wejangan teman satu jurusannya, Baskara. Ia dan Baskara tidak terlalu dekat dan hanya sekedar tau saja.

Memilih melanjutkan langkahnya menuju parkiran, sampai bunyi notifikasi pesan masuk membuatnya berhenti.

Unknown

Temui saya di Cafe Tanamera, saya ingin menyewa jasamu.

Sudut bibirnya pun terangkat membentuk seulas senyum mengerikan.

_________________________________

Bersambung......
Slowupdate, dikit dulu masih awal wkwkwk.

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now