24 🏴‍☠️

9.6K 1K 135
                                    

Typo
Vote dulu gan, matursuwon.

______________________________

Selamat membaca.
________________________________

Setelah kejadian stadion dan kejadian Inggit yang melukai Baskara maupun Dirgan. Kini keduanya kembali menjalani rutinitas sebagai mahasiswa. Dimana mereka harus pusing mengerjakan tugas dari dosen salah satu matakuliah yang cukup susah. Seperti saat ini, Dirgan dan Baskara lagi pusing-pusingnya mengerjakan tugas mereka di kantin.

"Kenapa gak kelompokan aja, bjir! Masih projeknya, belum laporan sama ppt. Shibal!" Baskara sedari tadi tidak hentinya mengoceh tentang tugas yang diberikan, namun tangannya aktif mengerjakan tugas.

"Istitahat dulu, udah waktunya makan siang," sahut Dirgan yang memang terlihat santai mengerjakan, pusing juga sebenernya.

"Bentar, nanggung."

Dirgan menghela napas, Baskara itu keras kepala, harus dipaksa.
"Makan, sayang."

"Sayang-sayang, kita udah putus!" Balas Baskara yang lagi-lagi membuat Dirgan menghela napasnya. Anak itu bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Calon istrinya Dirgan, ayo makan." Sekali lagi Dirgan mengajaknya dengan memanggil panggilan lain.

"Gue cowok! Harusnya calon suami, lah! Padahal lo udah tau kalau gue punya tytyd, malahan pernah lihat." Ucapan Baskara yang gamblang itu membuat Dirgan menyentil keningnya.

"Makan sekarang, Ibas!" Kali ini dengan suara yang tegas. Dirgan juga langsung merebut laptop milik Baskara dan menaruhnya di samping.

Baskara yang hendak protes pun tidak jadi saat melihat tatapan dingin Dirgan.
"Iya gue makan." Tanpa menolak lagi, Baskara langsung memakan nasi yang sedari tadi sudah ia pesan.

"Tan."

Dirgan menoleh pada Baskara dengan bingung. "Manggil siapa?"

"Elo, mantan." Seketika raut bingung Dirgan menjadi datar kembali.

"Bener, kan?"

Lagi-lagi Dirgan dibuat harus sabar dengan Baskara. "Iya, boleh. Suka-suka calon istri."

"Kenapa manggil?" Tanya Dirgan karena Baskara tidak kunjung membuka suara kembali.

"Nanti aja di apartemen," balas Baskara yang diangguki Dirgan.

"Dirgan!!" Dirgan menatap jengah Felly yang datang-datang langsung memeluknya dari belakang.

"Aku kangen!" Ucapan Felly itu membuat Baskara mendengus. Walaupun sudah tidak memiliki hubungan dengan Dirgan, tapi perasaanya masih ada.

"Gak sopan lo, dateng-dateng meluk Dirgan," ujar Baskara dengan sinis.

Membuat Felly juga menatapnya tidak suka. "Gue denger-denger, lo udah bukan siapanya Dirgan, ya? Jadi terserah gue dong, mau ngapain ke Dirgan. Dirgannya juga biasa aja."

"Siapa bilang? Gue emang putus dari Dirgan, bukan berarti putus hubungan! Gue mau nikah sama dia, gue calon istrinya! Mau apa lo, hah?!" Sentak Baskara.

"Calon istri?" Felly membeo, kemudian tertawa.

"Banci, gay, najis lo!"

"Gara-gara lo Dirgan gay! Pantes aja lo gay, orangtua aja gak punya, gak ada yang didik."

"Lah? Lo ngatain gue karena Dirgan gak mau sama lo? Wajar, elonya aja suka main sama om-om di bar ganes, kan? Dirgan itu, sukanya sama cewek lembut, gak kayak elo yang murah!"

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now