18🏴‍☠️

13.7K 1K 80
                                    

Typo.
Vote dulu gan, matursuwon.

______________________________

Selamat membaca.
_______________________________

"Lama gak lihat senja." Baskara memejamkan matanya menikmati suasana menjelang malam. Kini ia berada di jalan menuju kos. Hari ini pergi ke kampus tanpa Dirgan karena anak itu masih demam. Memilih berjalan kaki daripada naik motor.

Langkahnya ia bawa menuju toko langganannya yang menjual berbagai makanan hewan peliharaan. Mencari susu untuk anak kucing serta camilan.
Kucing kecilnya itu sangat suka susu daripada makanan.

Kembali berjalan menuju kos. Saat akan membuka pintu kamar kos nya, pintu itu sudah terbuka dari dalam dan tubuhnya langsung ditarik masuk. Pelakunya tidak lain adalah Dirgan. Dengan napas yang memburu, Dirgan menatap Baskara dengan buas.

"Lo kenapa, Gan?" Tanya Baskara. Bukannya menjawab, Dirgan malah meraup bibir Baskara dengan kasar.

Tidak mampu menyeimbangi lumatan Dirgan yang menuntut dan terburu-buru itu sedikit membuat Baskara kewalahan. Kresek belanjaanya pun ia biarkan jatuh ke lantai karena tangannya saat ini ia gunakan untuk meremat kaos Dirgan.

"Ganhh......" Baskara memejamkan matanya, hembusan napas Dirgan yang terasa hangat menyapu lehernya.

"Gan, lo masih sakit!" Tegur Baskara dengan mendorong pelan tubuh Dirgan.

Namun, Dirgan tidak menghiraukan dan tergesa-gesa melepas kemeja dongker yang Baskara kenakan.
"Gue sange, Bas.....," ujarnya dengan suara serak menahan hasrat.

Dirgan juga menghimpit tubuh Baskara di ujung pintu, sehingga Baskara tidak bisa berkutik. Sialnya, Dirgan berhasil membangkitkan napsu birahi Baskara.

"Mmhh......," desahnya saat Dirgan menjilati tengkuknya.

"Badan lo masih panas!" Baskara berusaha menghentikan aksi Dirgan karena suhu tubuhnya masih tinggi.

"Gue udah sembuh, kalau udah sembuh boleh perkosa lo sepuasnya, kan?" Ujar Dirgan sebelum melanjutkan kembali aksinya.

Berdecak pelan, Baskara hanya ingin Dirgan istirahat total dan tidak banyak gerak. Mata Dirgan saja sudah memerah dan berkaca-kaca karena suhu tubuhnya tinggi.
"Lo masih sakit, Gan...."

"Gue udah sembuh, Bas....." Tangannya menarik paksa kaos Baskara sampai terlepas dan mulai mengendusi leher hingga perut Baskara.

"Ahh......." Baskara melenguh lirih, kedua tangannya tidak bisa diam dan sedari tadi meremat pundak Dirgan.

Irisnya bergulir ke bawah, melihat Dirgan yang tengah menurunkan resletingnya menggunakan gigi. Sial!

__

Dirgan mengunci kedua tangan Baskara di atas kepala anak itu. Satu tangannya ia gunakan itu mengangkat kaki kiri Baskara agar melingkar di pinggangnya. Posisi mereka saat ini cukup membuat Baskara sedikit kesusahan dan lelah pastinya, karena mereka melakukan sambil berdiri dengan tubuh yang saling berhadapan.

"Bentar! Bentar jangan digerakin!" Pekik Baskara pada Dirgan yang baru saja memasukkan kejantanannya dan terasa begitu dalam bagi Baskara.

"Nusuknya sampe perut, bjir! Tiduran aja, Gan. Ngilu kalau gini, kerasa mentok," ujarnya sembari menatap melas ke arah Dirgan.

"Gue pelan."

"Ngibul!" Senggrang Baskara yang sudah tau watak Dirgan. Mana bisa dia bermain pelan?

"Ahh!"

Meremat pinggul dan menjilati leher Baskara dengan sensual sembari menghentakkan kejantanannya. Satu tangannya masih ia gunakan untuk mengunci kedua tangan Baskara.

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now