14

10.6K 1.1K 94
                                    

Typo.
Vote dulu gan, matursuwon.

____________________________

Selamat membaca.
________________________________

Mawar mencengkram selimut yang membungkus tubuh telanjangnya. Netranya menatap kosong ke lima laki-laki yang menyetubuhinya secara bergilir. Semalam, ia dipaksa masuk ke dalam mobil oleh Fazil, lalu dibawa menuju bangunan tua, namun di dalamnya terdapat sofa, televisi dan alat musik dengan desain ruangan yang minimalist juga klasik. Lalu Mawar dibawa menuju kamar dalam keadaan terikat, setelahnya mereka berlima menyetubuhi Mawar secara bergilir. 

"Lubangnya nagih banget, Zil." Celetuk salah satu di antara mereka yang suaranya masih bisa Mawar dengar. Satu tetes air mata mengalir di sudut matanya.

"Kagak lo doang, Put. Gue juga ketagihan, biarin dia istirahat dulu. Nanti mau gue genjot lagi," ujar Fazil disertai kekehan jahatnya yang disusul tawa teman-temannya.

"Jangan lupa rekam, biar dia gak ngadu. Kalau ngadu tinggal ancam aja," sambung Fazil.

_______________________________


Dirgan mengendarai motornya santai dengan Baskara yang berada di boncengannya.

"Ngantuk banget," eluh Baskara. Menyandarkan dagunya pada pundak tegap Dirgan.

Laju motor terhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah, dengan segera Baskara menegakkan kembali tubuhnya. Dirgan menoleh, melihat Baskara dengan sekilas, lalu menghadap depan kembali.

"Gak jelas!" Cibir Baskara sembari memukul pelan helm Dirgan.

"Hallo, mas ganteng!" Suara itu membuat Baskara dan Dirgan menoleh ke samping. Suara itu berasal dari penumpang mobil di sebelahnya yang merupakan Siswi SMA/K. Tidak hanya satu saja, melainkan ada empat siswi. Mereka menggoda Baskara dan juga Dirgan.

"Boleh minta nomer telfonnya gak, mas?" Tanya salah satu siswi.

Baskara membalasnya dengan senyum, saat hendak menjawab, tangannya sudah ditarik oleh Dirgan agar melingkar pada pinggang pemuda di hadapannya. Aksinya itu membuat para Siswi terkejut, Dirgan juga menatap dingin mereka seakan mengatakan jika Baskara itu miliknya.

Saat lampu berwarna hijau, Dirgan langsung melajukan motornya dengan satu tangan yang menggenggam tangan Baskara yang berada di pinggangnya. Tidak memedulikan tatapan orang yang mungkin saja melihat mereka. Berbeda dengan Baskara yang kini merasa malu, bukan malu karena diliat siswi tadi. Tapi malu karena sikap Dirgan yang mampu membuat jantungnya berdegup membara. Jika sekarang sedang berada di kos, mungkin ia akan sembunyi di balik selimut.

__

__

Sesampainya di parkiran kampus, ada seorang pemuda menghampiri mereka dengan raut cemas.

"Gan! Lo tau gak, Mawar kemana?" Tanyanya yang membuat Baskara maupun Dirgan mengerutkan dahi mereka.

"Di rumahnya," balas Dirgan pada teman satu UKM-nya itu.

Bintar, nama pemuda itu. Menggeleng cepat. "Gak, Gan! Orangtua sama abang dia tadi nemuin kajur karena si Mawar belum balik dari semalam. Terus abangnya si Mawar nyariin elo."

Ucapan Bintar itu membuat hati Dirgan mencelos. "Sekarang mereka dimana?" Tanya Dirgan.

"Orangtua Mawar gue liat udah balik, cuma abangnya nungguin lo di lobby departemen astronom," ujar Bintar.

"Oke, Makasih infonya, Bin." Dirgan menggandeng tangan Baskara dan melangkah ke gedung fakultasnya.

Sampai di lobby, mereka melihat laki-laki dewasa dengan jas hitam melekat di tubuh atletisnya. Langsung saja Dirgan menghampirinya.

CANDRAMAWA KELABU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang