26.END

8.3K 975 149
                                    

Typo.
Vote dulu gan, matursuwon.

_____________________________

Selamat membaca.
______________________________

Baskara menghampiri Dirgan yang saat ini tengah berenang. Ia membawakan beberapa camilan untuknya. Mendudukan dirinya di tepi kolam dengan sebagian kaki masuk ke dalam air.

"Elah! Mantan gue hot banget." Baskara bersiul sembari menatap mesum tubuh sexy Dirgan saat berenang.

"Akur sama mantan, bagai kepompong. Udah jadi mantan tapi pengen disepong." Suara Baskara dengan lagu nyelenehnya itu membuat Dirgan menghampirinya. Berdiri di antara selangkangan Baskara dan memeluk perutnya.

"Ah, bjir! Minggir! Gue udah mandi!" Pekik Baskara sembari memukul kasar pundak Dirgan.

"Katanya mau disepong, sini gue sepong," ujar Dirgan yang kini memegang kejantanan Baskara.

"Males! Gue udah mandi!" Ketus Baskara.

"Kasihan, babas junior udah ngaceng nih." Dirgan berujar dengan meledek, matanya juga mengarah pada kejantanan Baskara yang mengembung di balik celananya.

"Shibal ngntd! Gue gak mau disepong, pengen dicium." Tiba-tiba saja tangan Baskara mengalung pada leher Dirgan. Kemudian menjilat bibir bawahnya dengan gerakan pelan yang begitu sensual.

Membuat Dirgan menyeringai, kemudian menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir Baskara yang malah terkekeh dan gencar menggodanya.

"Mau apa, hm?" Bisik Baskara di depan bibir Dirgan.

"Cium lo," balas Dirgan yang juga berbisik. Baskara terkekeh kemudian langsung melumat bibir Dirgan dengan penuh semangat.

__

__________________________________

__

Tumpukan kertas putih mampu membuat Baskara mendengus kesal. Tidak hanya Baskara, namun Dirgan juga memandang malas kertas-kertas itu. Bahkan penjelasan Aksen sama sekali tidak masuk ke dalam otaknya. Sudah dibilang, mereka tidak berminat dalam bidang bisnis.

"Astaga!!!! Kalian ini daritadi kenapa gak paham-paham." Kesabaran Aksen sedang diuji saat ini. Berkali-kali pria itu menjelaskan pada Baskara dan Dirgan, namun keduanya sama sekali tidak paham.

"Om tau kalian gak minat, tapi siapa yang akan melanjutkan bisnis keluarga kalau bukan kalian?" Tanya Aksen dengan tegas kali ini.

"Ibas mau, tapi biarin Ibas belajar pelan-pelan dulu. Kalau langsung gini pusing om....." eluh Baskara dengan raut lelahnya.

Aksen menghela napasnya, melihat sahabatnya itu, Vanko yang juga berada di sana hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Biar gue aja yang ngajarin nanti," tawar Vanko yang diangguki Aksen.

"Kalian berdua, ayo ikut om ke rumah. Kita makan siang di rumah om." Ajakan Vanko jelas membuat Baskara kembali bersemangat.

"Makan gratis, nih?" Tanya Baskara yang langsung mendapat sentilan pelan dari Dirgan.

"Sakit!" Balas mencubit pinggang Dirgan hingga si empu meringis.

Vanko tersenyum sebelum menjawab. "Gratis."

"Mantap!!"

"Lo gak ngajak gue, Van?" Aksen juga ingin makan gratis.

"Ajak aja om Aksen, om. Kasian kesepian." Celetuk Baskara.

"Jomblo, sih." Cibir Vanko membuat Aksen melemparnya dengan majalah.

"Saya juga jomblo kok, om." Ucapan Dirgan yang tiba-tiba itu membuat semuanya terdiam dan menatapnya.

CANDRAMAWA KELABU✔Where stories live. Discover now