1. Perfect Girl

35K 1.8K 86
                                    

"Sempurna" jawaban yang akan orang-orang berikan seandainya mereka dipinta untuk mendeskripsikan Milka Sashikiran. Cerdas, cantik, kaya, berkelas. Paket lengkap yang didamba semua perempuan di mana pun.

Meskipun semua paham tak ada yang sempurna di dunia ini, mereka menyebut begitu karena Milka tak terkalahkan, dia lebih unggul dari siapa pun.
Apalagi dia juga merupakan tunangan dari Hema Lingga Danuarta. Ningrat yang tak perlu diragukan lagi eksistensinya.

Secara singkat, mereka menyebut Milka sangat beruntung.

Milka membereskan buku-buku yang selesai ia baca, menyusun kembali pada rak sesuai kategori dan abjadnya. Sebentar lagi bel akan berbunyi, ia pun memutuskan untuk pergi ke kelasnya. Memang salah satu hobinya adalah datang lebih pagi lalu menghabiskan waktu dulu di perpustakaan. Tentu, bukan tanpa usaha ia berada di peringkat satu selama ini. Milka sendiri adalah orang yang tidak percaya akan sesuatu yang disebut keberuntungan. Semua terjadi adalah hasil dari usaha. Tidak ada hal yang didapat secara cuma-cuma.

"Pagi Kak Milka," sapa seorang siswi yang tak sengaja berpapasan di koridor.
Milka tersenyum tipis lalu gadis yang barusan menyapanya itu terlihat menahan teriakkan penuh senang. Seperti penggemar yang mendapat timbal balik dari idolanya. Tak hanya menjadi idaman para pria, Milka ini juga menjadi idola para perempuan, khususnya siswi-siswi yang bersekolah di sini. Banyak yang menjadikan Milke sebagai role mode-nya.

"Milka, cantik banget hari ini."

Contoh ringan dari pujian-pujian yang ditujukan untuknya. Milka sudah tidak aneh lagi. Bahkan bisa dibilang terdengar tidak berarti lagi di telinganya. Karena hampir di setiap langkahnya, ia selalu mendapatkan itu.

"Eu ... Milka ...."

Milka menghentikan langkahnya, seorang gadis kini berdiri di hadapannya dengan wajah yang begitu ceria. Mata bulat dengan senyum menawan. Aura positifnya terlihat begitu memancar. Tipikal gadis yang menyenangkan.

"Melody buatin ini buat Milka." Gadis itu menyodorkan sebuah kotak yang dibawanya. "Makasih waktu itu Milka udah nolongin Melody dari Gladys. Berkat Milka sekarang Gladys nggak bully Melody lagi."

Milka tersenyum tipis. "Bukan masalah." Ia menerima kotak itu. Kotak berisi cookies sederhana buatan tangan. Bentuknya belum terlalu sempurna, tapi siapa pun bisa melihat jika itu dibuat penuh dengan perjuangan. Perlu diapresiasi meski rasanya belum seberapa

"Eu ... Melody boleh 'kan jadi salah satu fans Milka?" tanya gadis itu hati-hati. Alisnya sedikit turun dengan bibir yang digigit karena gugup.

"Fans?"

"Iya, soalnya Milka hebat. Melody jadi suka sama Milka," jelasnya dengan mata yang berubah berbinar secara instan. Dia berubah ekspresi dengan begitu mudahnya, kepribadian yang ... polos(?)

"Terserah kamu," jawab Milka tanpa berpikir panjang.

Iya,

"Terserah kamu."

Rasanya baru kemarin Milka mengatakan itu. Baru kemarin gadis sederhana dengan watak ceria itu berbicara padanya. Baru kemarin dia menatap kagum padanya.
Namun, kini dunia Milka seperti dijungkir balikan dengan begitu sempurna hingga di titik paling rendahnya.

Sepuluh langkah di depannya gadis miskin itu tengah tersenyum senang, tertawa hangat dengan tangan Hema yang mengusap puncak kepalanya.

Benar, Hema Lingga Danuarta, orang yang merupakan tunangannya. Pria yang akan menjadi pasangannya di masa depan.
Mereka terlihat bercanda, melempar lelucon dan saling tertawa. Yang mana selama 10 tahun mengenalnya, Hema selalu berbicara dengan garis batas formal yang jelas terhadapnya.

Fight for My Fate [TAMAT]Where stories live. Discover now